1
Parenting

Hati-Hati, Ini Akibat Jika Orang Tua Selalu Menekan Anak

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Agar anak mau melakukan hal yang diharapkan orang tua, tidak sedikit orang tua yang memutuskan untuk menekan anak. Tidak sedikit orang tua yang kesulitan menyeimbangkan antara standar tinggi yang dimiliki orang tua, dengan tindakan menekan anak terlalu keras.

Orang tua memang memiliki peran untuk membangkitkan inspirasi anak agar mereka mencapai potensi terbaiknya. Namun, hindari melebihi batas sehingga anak merasa tertekan. Menekan anak memang bisa membuat anak mau melakukan hal-hal yang dinilai baik. Akan tetapi, ada efek negatif yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Menghindar dari Kewajiban

Orang tua terkadang memberi gambaran negatif tentang masa depan untuk menekan anak. Misalnya dengan berkata bahwa ia tidak akan naik kelas jika tidak belajar dengan giat. Namun, tindakan tersebut justru akan membuat anak semakin menghindar dari tanggung jawabnya. Misalnya jadi semakin malas belajar atau bahkan membolos sekolah.

Tekanan dari orang tua memang justru akan menurunkan motivasi anak. Anak merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi orang tuanya, sehingga lebih baik tidak melakukan apa yang diminta oleh orang tuanya.

Jika orangtua memang ingin mendorong anak, cobalah memberikan dukungan dan puji setiap pencapaian yang diperoleh anak. Arahkan pujian tersebut kepada tujuan yang hendak dicapai. Misalnya ketika anak akhirnya berhasil mendapat nilai B. Puji dan hargai usaha mereka saat belajar. Katakan bahwa ia bisa sedikit lagi memperoleh nilai A.

Anak Jadi Stres

Ketika orang tua terlalu menekan anak, anak akan merasa terbebani sehingga ia stres. Ini karena anak merasakan beban yang terlalu berat. Agar bisa mencapai potensi terbaiknya, anak-anak justru harus merasa rileks dan dan gembira.

Jadi, jangan abaikan perasaan anak, dan pastikan ia merasa senang. Ketika kemudian anak berhasil melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu, sampaikan pujian kepadanya. Saat penghargaan dirinya meningkat, anak akan lebih banyak meraih pencapaian-pencapaian selanjutnya.

Mudah Sakit

Anak yang terlalu ditekan akan mudah merasa cemas dan sedih. Ini yang membuat anak beresiko mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Kedua penyakit mental tersebut akan tampak dari gejala fisik, seperti sakit kepala atau sakit pada perutnya.

webinar umroh.com

Perhatikan jika anak kerap mengeluh bahwa ia merasa sakit perut di waktu-waktu tertentu. Bisa jadi, ada hal yang membuatnya stres, sehingga muncul gejala sakit yang demikian. Jika memang orang tua menemukan bahwa ada sesuatu yang membuatnya merasa cemas dan depresi, yakinkan anak bahwa orang tua sangat mendukung dan percaya padanya.

Tidak Lagi Bersemangat

Anak-anak yang terlalu sering ditekan orang tua dengan ancaman bisa merasa jenuh pada suatu titik. Ia tidak lagi bersemangat untuk menuruti kata-kata orang tuanya. Misalnya saat orang tua berkata “Mama tidak akan mengajakmu jalan-jalan jika tidak mau mengerjakan PR”.

Ancaman mungkin akan berhasil membuat anak mau melakukan perintah orang tua pada satu waktu. Namun di waktu-waktu berikutnya, jika orang tua terlalu sering melakukan cara ini karena dirasa efektif, anak akan merasa jengah dan akhirnya dia tidak lagi peduli dengan perintah orang tuanya. Lebih baik, jalin komunikasi yang baik dengan anak. Sampaikan alasan mengapa mereka harus melakukan suatu hal. Hindari membuat mereka melakukan sesuatu karena ancaman dari orang tua.

Menunjukkan Perilaku yang Tidak Baik

Anak-anak yang merasa tertekan bisa menunjukkan penolakan dengan perilaku yang tidak baik. Ini berarti ia sedang memberontak dan menginginkan kebebasan, karena terus-menerus ditekan oleh orang tuanya. Sebaiknya gunakan pendekatan yang lembut agar anak mau menerima masukan orang tuanya.

Hubungan Orang Tua dan Anak yang Renggang

Ketika anak merasa ditekan terus oleh orang tuanya, bukan tidak mungkin ia akan merasa orang tuanya bukan tempat yang nyaman untuk bercerita atau berkeluh kesah. Setiap anak menunjukkan kelemahan, orang tua akan mengkritik dan memaksanya melakukan hal yang jauh lebih baik. Hal itu membuat anak enggan berinteraksi dengan orang tuanya. Akibatnya, hubungan orang tua dan anak menjadi renggang.

Tunjukkan bahwa orang tua selalu mencintai anak apa adanya. Jika ingin memberi masukan tentang hal-hal yang harus dilakukan anak, berikan penjelasan yang masuk akal sehingga ia melakukannya dengan sukarela dan tidak merasa terpaksa.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.