1
Motivasi

Hidayah Tidak Bisa Masuk, Ini 4 Penyebab Hati yang Keras

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Dalam surat Az Zumar ayat 22, disebutkan bahwa “maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah”. Mereka yang berhati keras adalah orang yang hatinya tidak mudah menerima cahaya dari Allah SWT. Hatinya tidak lunak, sehingga ia sulit untuk khusyuk saat beribadah, serta sulit paham tentang ilmu agama. Mereka dalam keadaan tidak sadar, dan selalu membangkang perintah Allah. Disebutkan dalam surat yang sama, orang yang hatinya keras ada dalam kesesatan yang nyata.

Memastikan agar hati selalu lembut adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. Dengan hati yang lembut, seseorang akan lebih mudah menerima kebenaran. Ada 4 penyebab hati yang keras.

  1. Berpaling dari Allah

Allah adalah Dzat yang berkuasa di alam semesta ini. Kekuasaannya ada pada seluruh langit dan bumi. Orang yang hatinya keras tidak akan menyadari hal ini. Ia tidak bisa memahami betapa Allah adalah Dzat Maha Kuasa. Seseorang yang hatinya lembut sangat menyadari kekuasaan Allah. Kesadaran tersebut membuatnya senantiasa menghamba, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ia akan berusaha menjadi hamba yang bertaqwa dan hidup dalam ketaatan.

Sedangkan orang yang hatinya keras tidak memiliki kesadaran tersebut. Ia merasa bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya adalah sebuah keniscayaan, dan bisa ia usahakan. Ia menampikkan peranan Allah dalam setiap hal yang ditemuinya. Ia tidak yakin bahwa rizki datang kepadanya karena ijin Allah, dan ia tidak percaya bahwa alam semesta berjalan di dalam pengaturan Allah.

  1. Jauh dari Al Quran

Al Quran adalah kitab yang berisi kalam-kalam Allah. Al Quran bukan kitab biasa, melainkan mukjizat Rasulullah SAW. Di dalamnya terdapat berbagai pedoman dari Allah tentang hidup, agar manusia meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Setiap orang mukmin akan merasakan getaran ketika membaca atau mendengar lantunan Al Quran. Semakin sering ia membaca dan mendengarkannya, hatinya akan semakin lembut dan bening. Membaca Al Quran berarti menambah pahala di setiap satu hurufnya, serta membersihkan hati dari dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Mereka yang jauh dari Al Quran, tidak memiliki kesempatan untuk ‘membersihkan’ dosa-dosa yang ada dalam dirinya. Lama kelamaan, hatinya akan mengeras dan ia tidak lagi memiliki iman yang kuat di dalam hatinya. Inilah yang akhirnya membuat orang yang hatinya keras sulit menerima kebenaran dari Allah SWT.

  1. Sibuk dengan Dunia

Allah tidak melarang manusia mengejar dunia. Akan tetapi, ketika kedudukan dunia membuat manusia lalai, maka akan timbul hal yang tidak baik pada dirinya. Manusia yang mementingkan dunia akan mengesampingkan Allah dan ibadah kepadaNya. Ambisinya membuat ia menyepelekan dan meninggalkan ibadah. Ia terpaku pada rutinitas untuk mengejar dunia. Padahal ibadah-ibadah yang kita lakukan adalah cara untuk membersihkan dan melunakkan hati. Tidak heran, orang yang senantiasa berambisi terhadap kehidupan dunia akan sulit melihat pentingnya beribadah kepada Allah.

  1. Menjadikan Dunia Tujuan Utama

Ketika manusia terbiasa dengan kesibukan dunia, tanpa sadar ia akan menjadikan dunia sebagai tujuan. Padahal, ada akhirat yang lebih utama untuk dijadikan tujuan. Orang mukmin yang menginginkan kehidupan akhirat yang baik akan berusaha sekuat tenaga mengutamakan ibadah kepada Allah. Sedangkan mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan utama cenderung tidak mementingkan urusan agamanya. Ia terpaku pada dunia, sehingga tidak melihat pentingnya menjalin hubungan yang baik pada Allah lewat ibadah.

webinar umroh.com
Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.