1
Sejarah Islam

Penuh Makna, Ini Kisah Nabi Sulaiman dan Ikan Paus

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Nabi Sulaiman adalah seorang utusan Allah yang dikaruniai kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa. Beliau memiliki harta yang melimpah, serta mampu menundukkan semua makhluk yang ada dalam wilayah kekuasaannya. Makhluk yang berhasil beliau tundukkan termasuk jin dan hewan-hewan. Nabi Sulaiman juga memang dikenal mampu berkomunikasi dengan para hewan. Lalu bagaimana kisah penuh makna antara Nabi Sulaiman dan Ikan Paus? Berikut penjelasannya.

Tim Umroh.com memaparkan, di An Naml ayat 16 Allah berfirman, “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata””. 

Baca juga: Luar Biasa, Inilah Beberapa Mukjizat Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman Hendak Memberi Makan Seluruh Makhluk sebagai Tanda Syukur 

Suatu saat, Nabi Sulaiman merasa sangat bersyukur dan bangga dengan karunia yang Allah berikan kepada beliau. Nabi Sulaiman kemudian meminta izin kepada Allah untuk diperkenankan memberi makan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Tidak tanggung-tanggung, Nabi Sulaiman meminta izin untuk diperbolehkan memberi makan selama setahun penuh. 

Atas permintaan Nabi Sulaiman tersebut, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjawab, “Engkau tidak mungkin sanggup”. Akan tetapi, Nabi Sulaiman tidak menyerah begitu saja. Ia kembali memohon kepada Allah. “Kalau begitu, Ya Allah, izinkan hamba sehari saja”, kata Nabi Sulaiman.  

Allah Memberi Izin pada Nabi Sulaiman 

Rupanya Allah mengizinkan Nabi Sulaiman untuk memberi makan seluruh makhluk selama sehari. Setelah mendapat izin dari Allah, Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan anak buahnya, dari jin dan manusia, untuk mencatat semua makhluk yang ada di muka bumi.  

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

Kepada para pasukannya itu pula, Nabi Sulaiman meminta mereka untuk menyediakan hidangan berupa makanan-makanan yang enak. Pasukan Nabi Sulaiman kemudian mempersiapkan hidangan selama berhari-hari.  

Agar persiapannya lancar, Nabi Sulaiman juga meminta kepada angin untuk tidak bergerak selama waktu yang telah ditentukan. Tujuannya agar makanan-makanan yang sedang disiapkan untuk semua makhluk di bumi itu tidak berterbangan. 

webinar umroh.com

Persiapan Usai, Nabi Sulaiman Memberi Makan Ikan Paus 

Usai mempersiapkan makanan selama puluhan hari, Nabi Sulaiman meminta anak buahnya mengumpulkan makanan yang telah disiapkan itu di sebuah padang yang luas. Para pasukan Nabi Sulaiman kembali bekerja hingga makanan yang telah disiapkan menggunung di padang tersebut. 

Umroh.com merangkum, persiapan selama 40 hari itu tuntas sudah. Allah kemudian bertanya kepada Nabi Sulaiman. “Sulaiman, siapakah yang akan engkau beri makan terlebih dahulu?”, tanya Allah. Nabi Sulaiman kemudian menjawab, “MakhlukMu yang ada di darat dan di laut, Wahai Allah”. 

Allah kemudian memanggil ikan paus, dan memerintahkannya untuk memenuhi undangan dari Nabi Sulaiman itu. Ikan paus yang menjadi penghuni samudera itu kemudian bergerak menghampiri gunungan makanan yang telah disiapkan oleh Nabi Sulaiman. 

Ikan paus itu berkata, “Wahai Sulaiman, hari ini Allah menjadikan rezekiku melalui tanganmu”. Nabi Sulaiman lalu mempersilakan ikan paus itu untuk menikmati makanannya. Kepada ikan paus yang mengerti bahasanya, Nabi Sulaiman berkata, “silakan makan”. 

Makanan yang Disiapkan Tidak Cukup 

Setelah dipersilahkan dan diizinkan untuk menikmati makanan yang telah disiapkan, ikan paus itu pun melahap makanan yang menggunung itu. Akan tetapi, rupanya porsi makan sang ikan paus sangat besar, sehingga gunungan makanan itu habis dalam sekejap. Makanan-makanan yang telah disiapkan selama 40 hari lamanya itu tidak bersisa, dan membuat Nabi Sulaiman dan para pasukannya terperangah. 

Setelah menghabiskan makanan yang disediakan, berkatalah ikan paus itu, “Sulaiman, buatlah aku kenyang. Aku masih lapar”. Nabi Sulaiman kemudian bertanya dengan heran, “Kau belum kenyang?”.  

“Hingga kini, aku belum kenyang”, kata ikan paus. Mendengar jawaban sang ikan paus itu, Nabi Sulaiman tidak bisa berkata-kata. 

Mau rezeki Anda lancar? Yuk jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya di umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

Nabi Sulaiman Menunduk Patuh pada Kekuasaan Allah 

Seketika itu pula, Nabi Sulaiman bersimpuh dan menunduk takluk pada kekuasaan Allah. ia kemudian bersujud dan berucap, “Maha Suci Allah, yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya dari jalan yang tak terpikirkan”. 

Dalam sujudnya, Nabi Sulaiman mengakui bahwa tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah dalam memberikan rezeki kepada seluruh makhlukNya. 

Hikmah Kisah Nabi Sulaiman dan Ikan Paus 

Dari kisah Nabi Sulaiman dan ikan paus tersebut, kita bisa memetik banyak hikmah. Hikmah yang pertama, adalah bahwa Allah Sang Maha Pemberi Rizki, dan Sang Maha Kuasa terhadap segala hambaNya.  

Manusia, bahkan nabi yang merupakan utusan Allah, pun tidak bisa menandingi kekuasaan Allah untuk memberikan rizki kepada makhluk-makhluk ciptaanNya. Bisa kita bayangkan, berapa banyak makhluk Allah yang hidup di bumi, dan harus diberi rezeki setiap harinya.  

Membayangkan dan bertafakur tentang hal itu bisa membuat kita semakin tunduk dan patuh terhadap Allah, karena memang hanya Allah-lah yang mampu menjamin rezeki makhluk hidup di bumi ini. 

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

 Tidak ada gunanya merasa takabur atau tinggi hati. Seberapapun banyak harta, pangkat, kedudukan, atau kekuasaan yang kita miliki, tidak akan sanggup mengalahkan kekuasaan Allah. Karena itu, tidak ada gunanya manusia bersikap tinggi hati dan sombong di hadapan makhluk lainnya. Sikap sombong yang kita miliki justru akan membuat Allah semakin menunjukkan kekuasaanNya. 

Nabi Sulaiman yang langsung menunjukkan pengakuan terhadap kekuasaan Allah membuat kita belajar untuk bersikap serupa, yaitu memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala di manapun kita berada, terutama ketika melihat kebesaran Allah.