Ketika ada seseorang atau keluarga yang ditinggal mati oleh seseorang yang sangat dicintainya, bukankah sebaiknya mereka yang mendapat bantuan (terlepas dari bentuknya) dari orang-orang terdekatnya, seperti para tetangga, teman, atau kerabatnya?
Dan bukan sebaliknya diberi beban lagi dengan membuat mereka mengeluarkan effort untuk memberi makanan kepada para tamu yang diundang bukan? Tapi sebaliknya, seharusnya keluarga mayit yang ditinggalkan itulah yang lebih layak mendapatkan makanan siap saji atau bantuan lainnya dari para tamunya, sekaligus kata-kata penghibur…
.
Sungguh sunnah Nabi shollallohu alaihi wasallam akan jauh lebih indah dan lebih mudah.. Cobalah bayangkan saja, seandainya setiap tamu yang datang dan hadir memberikan kepada keluarga mayit 30 rb saja. 10rb untuk makanan siap saji, dan 20 rb untuk bantuan uang tunai.. sungguh akan sangat banyak makanan dan uang yg bisa terkumpul bagi keluarga si Mayit yg ditinggal.
.
Tapi kalau dibalik, justru keluarga mayit yang harus menanggung beban biaya dalam memberikan sajian dan lain-lainnya untuk para tamu yang dating, maka berapa pun banyaknya yang dikeluarkan oleh keluarga mayit, itu akan tetap menjadi sedikit di tangan setiap tamu yang datang…
.
Mengapa hal seperti ini masih terus dilestarikan???!
.
Maka, seharusnya sunnah ini dihidupkan, selain mendatangkan maslahat akherat bagi masyarakat, berupa pahala besar bagi mereka… itu juga akan mendatangkan maslahat dunia bagi masyarakat yg tertimpa musibah; merekalah yg sangat pantas untuk dihibur, baik dg ucapan, doa, dan juga harta, wallohu a’lam.
——
Mungkin ada yg nyeletuk, di madzhab kita, madzhab syafi’i, tidak ada anjuran seperti ini, kalau ada tentunya para kyai sudah memasyarakatkannya !!
.
Okelah… mari kita simak penjelasan Imam Syafi’i -rohimahulloh- dalam masalah ini:
.
“ِAku senang bila para tetangga mayit atau para kerabatnya membuatkan untuk keluarga mayit *makanan yg bisa mengenyangkan mereka*, di siang dan malam kematiannya.
.
Karena itu adalah sunnah dan amalan yg mulia. .
Itu juga merupakan perbuatan orang-orang shaleh sebelum dan sesudah kami, karena ketika datang kabar kematian sahabat Ja’far, Rosulullah -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan: ‘Buatkanlah *makanan* untuk keluarganya Ja’far, karena ada perkara (musibah) yg menyibukkan (pikiran) mereka”.
[Kitab: Al-Umm 1/317].
——
Ayo, tanpa perlu kita memandang madzhab, untuk semua yg mengaku mencintai Nabi dan sunnah beliau -shollallohu alaihi wasallam…
Mari, sama-sama menghidupkan kembali sunnah ini..