1
Sejarah Islam

Ratu Elizabeth II Keturunan Nabi Muhammad? Ini Faktanya!

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Siapa yang tak kenal Ratu Elizabeth II sebagai ratu di kerajaan terkenal yaitu Inggris? Baru-batu ini sejumlah media menurunkan tulisan dengan tajuk Ratu Elizabeth II adalah keturunan Nabi Muhammad. Hal itu terlihat pada tabloid Inggris, seperti The Daily Mail dan The Daily Express. Al Ousboue, surat kabar Maroko, pada Maret 2018 juga menurunkan tulisan soal ini. Begitu juga dengan beberapa media di Timur Tengah. Namun hal ini pernah tercetus pertama kali pada tahun 1986 oleh Burke’s Peerage, otoritas Inggris yang menangani silsilah keluarga Monarki Britania Raya.

Baca juga: Terkuak, Ternyata Ini Sosok Anak Nabi Muhammad

Fakta soal Hubungan Ratu Elizabeth II dan Nabi Muhammad

Umroh.com merangkum, beredar klaim dari berbagai sejarawan bahwa penguasa inggris dan persemakmurannya saat ini, yakni Ratu Elizabeth II, merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Klaim tersebut muncul bukan mengada-ada, namun berdasar penelusuran terhadap silsilah keluarga dari sang Ratu selama 43 generasi. Penelusuran itu juga menunjukkan bahwa beberapa raja-raja Inggris merupakan leluhur jauh dari sang Nabi terakhir. Kalau berita itu benar, berarti Ratu Elizabeth adalah sepupu raja-raja Maroko dan Yordania. Tapi benarkah?

kembali pohon keluarga sang Ratu dan menemukan bahwa darah biru Elizabeth II diturunkan dari Earl of Cambridge pada abad ke-14, melintasi kaum muslim Spanyol di Abad Pertengahan, hingga berhulu ke Fatimah, putri Nabi Muhammad.

“Ini membangun jembatan antara dua agama dan dua kerajaan,” kata Al-Aouni, seperti dikutip Newsweek.

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini dan dapatkan tabungan untuk pergi umroh!

Mantan Mufti Agung Mesir, Ali Gomaa, juga pernah meneguhkan ini. “Seseorang, yang berasal dari Bani Hasyim (keluarga Nabi), ditangkap di Inggris dan dipaksa masuk Kristen. Konon dia adalah nenek moyang Ratu Elizabeth II,” ujar Gomaa dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta Mesir yang diasuhnya, CBC, pada 2015.

Al-Aouni dan Brooks-Baker sama-sama menemukan kaitan antara Ratu Elizabeth II dan ningrat muslim dengan melacak garis darah ke atas hingga generasi ke-43. Tapi para genealog atau ahli silsilah memperingatkan, jika kita melacak garis nenek moyang kita lebih dari 43 generasi, secara statistik kita punya sekitar 60 ribu moyang. Dengan kata lain, kita semua sangat mungkin bersaudara.

Pelacakan itu akan tiba pada masa Bani Umayyah, kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin. Kekhalifahan yang didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan ini menguasai jazirah Arab, Afrika bagian utara, hingga Al-Andalusia (kini Spanyol).

webinar umroh.com

Raja-raja Eropa merebut kembali satu per satu wilayah Andalusia pada akhir abad ke-11. Salah satu yang terkenal adalah Raja Leon, Alfonso VI dari Kastilia. Ia jadi legenda setelah merebut Toledo pada 1085 dan mendeklarasikan dirinya sebagai Raja Toledo, Al-Andalusia, dan Galisia.

Alfonso menikah sekurang-kurangnya lima kali dan punya dua selir. Salah satu selir itu disebut-sebut bernama Zaida. Kerumitan mulai terjadi di sini karena sejumlah kronik menyatakan Zaida adalah muslimah yang pindah ke agama Kristen. Al-Aouni dan Brooks-Baker sama-sama merujuk pada Zaida sebagai titik sambung antara garis keturunan Raja Inggris dan garis Nabi. Ada yang menanggapi positif, ada pula yang menolak.

“Pengakuan mengenai koneksi ini akan sangat mengejutkan. Tak banyak warga Inggris yang tahu jika ratu mereka memiliki hubungan darah dengan Nabi Muhammad.” Demikian pernyataan Burke’s Peerage.  Secara spesifik mereka menyebut Elizabeth II masih keturunan seorang putri berdarah muslim, Zaida. Ia hijrah ke Sevilla Spanyol di abad ke-11 dan berpindah keyakinan menjadi nasrani.

Zaida merupakan istri keempat Raja Mu’tamid ibn Abbad dari Sevilla. Zaida memiliki seorang anak laki-laki bernama Sancho yang salah satu keturunannya kemudian menikah dengan Earl of Cambridge di abad ke-11. Namun majalah Inggris, Spectator meragukan silsilah Zaida yang disebut “bisa diperdebatkan”.

Punya keinginan untuk pergi umroh bersama keluarga? Cuma di Umroh.com, Anda bisa mewujudkannya semuanya dengan mudah!

Sejarawan muslim Ibn Idhari al-Marakushi menyebutnya dalam Al-Bayan Al-Mughrib Fi Akhbar Al-Andalusi Wa Al-Maghrib. Berbeda dari sejarawan Kristen, dia mengatakan Sancho sebagai putra Alfonso “yang diperoleh dari istri Al-Mamun ibn Abbad yang telah pindah ke agama Kristen”.

Baptized Sultans (2016), menyodorkan alternatif lain: Zaida adalah menantu Ibn Abbad dan janda Fath al-Mamun dari Kordoba, putra Ibn Abbad. Menurut Birk, Ibn Abbad bersedia memberi persembahan kepada Alfonso agar Sevilla tidak diserang.

Ketika Kordoba jatuh ke tangan Almoravid dan suaminya wafat, Zaida menjadi selir Alfonso. Zaida lalu pindah agama menjadi Kristen dan dibaptis sebagai Isabella. “Hal ini melahirkan kebingungan dan kemungkinan pencampuradukan dengan Isabella dari Prancis dalam kronik sejarah,” tulis Birk. Sejumlah kronik mencatat bahwa Alfonso menikah dengan seorang perempuan bernama Isabella pada 1099. Apakah Isabella ini sama dengan Zaida, tak pernah pasti hingga kini.

Patricia Grieve, guru besar Departemen Budaya Amerika Latin dan Iberi, Columbia University, menilai cerita ini hanyalah mitos yang tumbuh di masyarakat Al-Andalusia masa itu.

Dalam The Eve of Spain: Myths of Origins in the History of Christian, Muslim, and Jewish Conflict, Grieve menggambarkan banyak fiksi yang lahir dari kisah Zaida ini karena menawarkan alur memikat: seorang muslimah yang jatuh cinta kepada seorang raja Kristen, pindah agama ke Kristen, dan melahirkan satu-satunya putra bagi sang raja.

Sejarawan masa kini umumnya ragu akan kesahihan kisah ini. Lesley Hazleton, penulis yang telah menerbitkan beberapa buku tentang masa awal Islam, mengkritik artikel Abdelhamid al-Aouni yang bikin heboh itu. “Itu pelintiran lintas-agama yang bermaksud baik,” kata Hazleton. Tapi, “Itu jebakan klik (clickbait),” ujarnya, seperti dikutip kanal sejarah populer Amerika Serikat, History.com.

Hazleton menganggap cerita hubungan darah Ratu Elizabeth II dengan Nabi itu cuma rumor sebagai reaksi terhadap upaya menjelek-jelekkan Islam di Barat. Menurut dia, hal ini mengungkapkan sebuah harapan bahwa Elizabeth mungkin meminjamkan “kehormatan” kepada agama utama dunia itu.

Baca juga: Terungkap, Ini Bukti-bukti Sejarah Mulianya Peradaban Islam

Sejumlah sejarawan percaya Zaida putri kalifah pencinta anggur yang masih keturunan Nabi Muhammad. Sementara yang lain meyakini statusnya merupakan menantu. Zaida disebut menikah dengan salah satu kerabat keluarga Nabi Muhammad.  Reaksi menanggapi kemunculan kabar terbaru dari harian Maroko ini beragam. Abdelhamid Al-Auouni misalnya menyebut fakta ini akan menjembatani dua keyakinan dan dua kerajaan.