Seperti diketahui sebelumnya, ada dua frase yang berkaitan dengan cara masuk kedalam golongan yang benar. Dimana terdapat 2 frase menarik darisana, yaitu frasa “Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku”, dan juga frasa “Dia al jamaah”.
Baiklah kita mulai dari frasa “Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku.”
Frasa ini bisa di fahami bahwa apa-apa yang rhosulullah saw dan para sahabat contohkan, maka bisa di tarik kesimpulan bahwa yang selamat dalam hadits di atas adalah ahlusssunnah.
Apakah ahlusssunnah?
Lafazh “sunnah” maknanya adalah “sirah” (perilaku). (Lihat kamus bahasa, Lisaanul ‘Arab, Mukhtaarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhith: (bab: Sannana).jadi bisa di tarik kesimpulan bahwa ahlusssunnah adalah seseorang,ataupun kelompok, atau juga negara yang berusaha meneladani methode ataupun tata cara dari baginda Rasulullah SAW dalam memutuskan sesuatu apapun. Sementara menurut (Terminologi) yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan….
Berikutnya adalah frasa “Dia al jamaah”
Frasa ini menurut para ulama adalah:
Imam Asy Syathibi
Kesimpulannya, Al Jama’ah adalah bersatunya umat pada imam yang sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah. Dan jelas bahwa persatuan yang tidak sesuai sunnah tidak disebut Al Jama’ah yang disebut dalam hadits-hadits.
Pendapat lain yang dipilih Imam Ath Thabari, yaitu bahwa Al Jama’ah adalah jama’ah kaum muslimin yang berkumpul di bawah pemerintahan. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan ummat untuk berpegang pada pemerintahnya (sesuai kitabullah)dan melarang memecah belah apa yang telah dipersatukan oleh umat sebelumnya. akhirnya bisa di tarik kesimpulan bahwa al jamaah adalah sekumpulan umat muslim yang ada di bawah pemerintahan dimana pemerintahan tersebut berhukum kepada kitabullah dan Sunnah (syariat islam).
Selanjutnya dapat kita fahami bahwa ahlusssunnah wal jamaah yang di maksudkan adalah :
1.bukan klaim diri pribadi ataupun kelompok tertentu, sebab ini merupakan sifat yang melekat terhadap perilaku seseorang ataupun dalam kepemimpinan tunggal kaum muslimin.
2.baik itu Siapapun, kelompok apapun,dalam hal apapun, apabila menjadikan rujukan dalam beramal adalah alquran dan Sunnah, maka dia bisa di sebut ahlusssunnah wal jamaah, meskipun tentunya tidak bisa secara totalitas, namun ada upaya upaya perbaikan ke arah yang di maksudkan yaitu (bi kitabullah wa sunnah rhosulullah saw)…..
Setelah kita coba memahami makna dari hadits perpecahan kaum muslimin bisa kita ambil IBROH nya yaitu sbb:
1.ketika di bacakan hadits tersebut, para sahabat tidak lantas sibuk mengaku dirinya yang selamat atau menjudge yang lain sesat,namun para sahabat langsung bertanya siapa yang selamat ya rhosulullah? Ini membuktikan bahwa kehati hatian para sahabat akan dirinya termasuk yang selamat atau tidak.hingga bertanya siapakah yang selamat, bukan siapa yang sesat.
2.hendaknya kita menyerukan sekuat tenaga agar pribadi,kelompok, bahkan negara supaya berhukum dengan kitabullah dan Sunnah rhosulullah saw.untuk menjadi bagian yang di maksudkan yakni aljamaah.
3.sudah lumrah kita sebagai manusia yang mengaku akan umat nabiullah Muhammad saw sebagai nabi terakhir, otomatis pula kita sebagai umat yang terakhir,tidaklah mungkin kita bisa menandingi para shohabat, para ulama,baik itu tabiin ataupun tabiut tabiin.namun kita masih di berikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadi lebih baik.Maka sangatlah pantas kita jika ingin menjadi bagian yang selamat dengan menjadikan diri ini mencontoh perilaku baginda Rasulullah SAW dalam beramal Sholeh sebagai konsekuensi ahlusssunnah, juga mencontoh bagaimana baginda Rasulullah SAW menerapkan aturan pemerintahan , serta dilanjutkan kekhilafan oleh para sahabat sebagai konsekuensi aljamaah..
Disinilah letak krusial yang harus kita fahami, yang hingga kini aljamaah yang di maksudkan para ulama dahulu belum terealisasi, yaitu kepemimpinan kaum muslimin dalam meriayahnya menjalankan syariat islam secara kaffah di bawah naungan pemerkintahan yang mendasarkan pada hokum syariat Islam. Tugas kita adalah mengupayakan akan hal ini terwujud, hingga kita termasuk orang orang yang selamat.Amiin ya robbal alamin.
Semoga kita bukan termasuk orang yang dimaksud kan oleh Allah SWT berikut.
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.