1
News

Ingat, Allah Selalu Mengawasi Kita Tanpa Henti (Part 2)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Penegasan secara berulang yang menyatakan bahwa Allah adalah Mahaawas yang selalu mengawasi dan juga Mahatahu yang mengetahui segala sesuatu yang ada pada manusia telah dinyatakan pula dalam surat-surat: QS al-Baqarah [2]: 271; QS Ali Imran [3]: 153, 180; QS at-Taubah [9]: 16; Hud [11]: 111; al-Hajj [22]: 63; an-Nur [24]: 53; QS an-Naml [27]: 88; QS Luqman [31]: 16, 29, 34; QS asy-Syura [42]: 27; QS al-Hujurat [49]: 13; QS al-Hadid [57]: 10; QS al-Mujadilah [58]: 3, 11, 13; QS al-Hasyr [59]: 18; QS al-Munafiqun [63]: 11; dan QS at-Taghabun [64]: 8.

Pengulangan ini tentunya akan memberikan juga sebuah penegasan agar para manusia selalu sadar bahwasannya setiap gerak-gerik yang mereka lakukan dan ucapan yang mereka katakan, bahkan setiap kedipan mata maupun tarikan nafas yang dilakukan manusia, semuanya tetap selalu berada dalam pengawasan dan monitoring dari Allah SWT. Bahkan Allah SWT juga Mahatahu atas segala sesuatu yang berada di dalam isi hati manusia (Lihat: QS Ali Imran [3]: 119).

Karena itulah, sejatinya dan sudah seharusnya pula seorang manusia—apalagi seorang Muslim—jika lebih takut “disadap” oleh Allah Yang Mahaawas dan Mahatahu daripada sekedar disadap oleh sesama manusia. Pasalnya, penyadapan yang dilakukab oleh sesame manusia paling banter hanya akan berefek di dunia. Adapun “penyadapan” oleh Allah SWT pastilah akan berefek di akhirat.

Dengan demikian penting bagi setiap Muslim untuk dapat menanamkan rasa takut kepada Allah SWT di mana saja mereka berada, kapan saja waktunya dan dalam kondisi seperti apa saja. Sebab, setiap amal-perbuatan kita, sekecil apapun, dilihat dan tentu akan dibalas oleh Allah SWT.

Lebih dari itu, terdapat juga sebuah perkara penting yang mana telah disebutkan oleh Baginda besar Nabi Muhammad SAW, yaitu yang menyatakan jika setelah Iman dan Islam adalah Ihsan. Dalam penjelasan beliau, disebutkan pula jika pengertian Ihsan adalah: “An tabudalLah ka-annaka tarahu. Fa-in lam takun tarahu fa-innahu yaraka yang memiliki arti: “Kamu beribadah [mengabdi] kepada Allah seakan-akan kamu melihat Dia. Jika kamu tidak bisa melihat Dia maka [yakinlah] bahwa Dia melihat kamu.” (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibn Majah dan Ahmad).

Alhasil, selayaknya setiap Muslim selalu menanamkan dan memelihara sifat muraqabah (merasa selalu diawasi oleh Allah SWT) dalam dirinya. Hanya dengan itulah ia akan dapat menjadi orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

Wama tawfiqi illa bilLah. []

Allah SWT Mengetahui Segala Isi Hati

webinar umroh.com

Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan. Sesungguhnya Allah Mahatahu atas segala isi hati (TQS Hud [11]: 5).

Allah SWT Selalu Mengawasi

Iman seseorang yang paling utama adalah dia menyadari bahwa Allah senantiasa ada bersama dirinya di manapun dia berada (HR al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman, I/470).