1
Motivasi Muslim Lifestyle

Ingatlah Selalu Selagi Masih Muda

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Yang masih muda berpikir, “Ah, hidup masih lama, selagi muda kita nikmati dulu hidup, mau apa saja masih bisa, mumpung muda, ibadah nanti maksimalkan pas tua”, pikirnya

Yang tua berpikir, “Andai bisa kembali muda, pasti aku akan maksimalkan ibadah. Sebab ibadah setelah tua itu tidak enak, badan sudah tak bisa diajak dan dinego”, begitu adanya

Begitulah manusia, dia kira dia miliki segalanya, dia mengatur segalanya, padahal dia kehilangan segalanya. Nikmat muda tanggung, ibadah tua juga tak mampu

Penyesalan memang dibelakang, karena kebanyakan manusia tak cukup diperingatkan, harus mengalami sendiri, padahal yang mengalami kepahitan sudah banyak

Kita diperintahkan 17 kali sehari merenungkan kalimat “Jalannya mereka yang Engkau berikan nikmat pada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan yang tersesat”.

Artinya, selalu ambil pelajaran dari orang terdahulu, sebab pada mereka ada rumus kebahagiaan sejati dan juga ada rumus kesengsaraan hakiki, rumusnya pasti-pasti

Andai kita meniti pilihan yang sama, maka kita akan berujung sama seperti mereka. Tinggal kita sekarang mau yang mana, yang diberi nikmat, yang dimurka, atau yang tersesat?

Jangan dipermainkan dunia, permainkanlah dunia. Jadikan dunia itu jadi jalan mendekat kepada Allah, cintai dunia seadanya, dan cintai pencipta dunia setingginya

webinar umroh.com

Selagi masih muda, selagi masih kuat, selagi tahajjud tak dipusingkan dengan tekanan darah, kolesterol atau jantung, banyak-banyaklah sujud di hadapan Allah

Selagi nafas masih kuat, belum dibatasi oleh sakit pinggang, rematik, encok dan rabun, berdakwahlah sekuatnya, jadikan masa muda ini takkan kita sesali

Saat tua nanti, mudah-mudahan Allah izinkan kita tetap seperti itu, tetap dalam ketaatan, menginspirasi generasi-generasi baru yang kelak akan menjadi darah dalam perjuangan dakwah

Dan matinya kita akhirnya Allah sampaikan, saat kita sedang menutur kalimat dakwah, membacakan Kitabullah dan Sunnah, dan kalimat tauhid sebagai pamungkas lisan.

Hari demi hari berlalu, dosa demi dosa kita perbuat, kemaksiatan demi kemaksiatan menorehkan luka menganga dan noda-noda hitam di dalam hati kita, Maha Suci Allah!!

Seolah-olah tidak ada hari kebangkitan, seolah-olah tidak ada hari pembalasan, seolah-olah tidak ada Zat yang maha melihat segala perbuatan dan segala yang terbesit di dalam benak pikiran, di gelapnya malam apalagi di waktu terangnya siang, innallaha bikulli syai’in ‘aliim (Sesungguhnya Allah, mengetahui segala sesuatu).

Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai, atau pun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepadaNya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setiap hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya.

Jika seorang muslim dan muslimah pernah berbuat dosa-dosa besar atau dosa yang paling besar, maka segeralah bertaubat. Tidak ada kata terlambat dalam masalah taubat, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.

Imam An Nawawi rahimahullah berkata, ”Para ulama telah sepakat, bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib; wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, apakah itu dosa kecil atau dosa besar.” [Syarah Shahih Muslim (XVII/59)]