1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Ingin Menjaga Istri Agar Senantiasa Tercegah Dari Sikap Menyimpang? Lakukan Hal-Hal Berikut

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Para istri harus dijaga dan didampingi agar tidak stress dan pikirannya senantiasa jernih dan juga terjaga agar tidak sampai menyimpang. Berikut beberapa caranya:

1. Cukupkan Nafkah Lahir

Sumber emosi terbesar istri adalah ketika uang belanja mepet. Sebab, istrilah yang mengatur seluruh belanja keluarga. Suami harus up date terus uang belanja. Boleh jadi kebutuhan tiap bulan tak selalu sama. Anak nambah, tentu uang belanja nambah. Harga sembako, lauk-pauk, bahkan garam pun mahal. Sudahkah suami memberi kelonggaran? Jangan tuduh istri boros, foya-foya atau tak becus. Sakit rasanya. Lebih baik longgarkan uang belanja. Tak ada ruginya menyenangkan istri dan keluarga.

2. Beri Waktu Relaksasi

Istri sudah bekerja keras mengurus rumah dan anak-anak. Hampir sehari semalam tiada henti. Hendaknya para suami memberi sedikit kelonggaran waktu agar istri beristirahat. Memberikan dia me time atau alone time, agar tetap bisa melakukan kegiatan yang dia suka. Asal tahu, begitu menikah, istri mencurahkan lebih banyak tenaga dibanding semasa gadisnya.
.
Dulu ia bisa santai, mencuci bajunya sendiri kapan saja. Sekarang, dia mencuci baju seluruh anggota keluarga dan harus tuntas hari itu juga. Dulu, ia tinggal makan masakan ibunya. Atau jika kos, bisa beli makanan matang selagi lapar kapan saja. Setelah nikah, harus melipatkandakan tenaga, memasak untuk seluruh anggota keluarga.

3. Cukupkan Nafkah Batin

Yang dimaksud bukan sekadar urusan ranjang, karena para istri umumnya tidak terlampau merisaukannya. Tetapi nafkah batin berupa pengertian, perhatian, empati, kelembutan dan kasih sayang. Tanyakan suasana hatinya. Berikan dia sentuhan fisik yang menenangkan. Rayuan. Kejutan. Itu menyenangkan.

4. Waspadai Baby Blues Syndrome

Khusus untuk para istri yang baru melahirkan atau memiliki bayi, suami harus memberi perhatian lebih banyak. Jangan sampai istri mengalami Postpartum Distress Syndrome atau baby blues syndrome. Yakni, gangguan psikologis berupa sedih, cemas dan emosi meningkat setelah melahirkan. Sebab, pascamelahirkan, kondisi fisik istri sangat lelah. Ditambah rasa sakit di jalan lahir, rahim dan pembengkakan (maaf) payudaranya, memicu stres hingga mudah marah.
.
Apalagi jika memiliki anak pertama, rasa bersalah karena belum mampu mengurus bayinya, tidak percaya diri memandikan, menyusui dll. Semua bikin stres. Emosi jadi tak menentu, mudah tersinggung dan kehilangan kesabaran. Nah, di sini suami harus mendampingi dan memudahkan urusannya. Misal, menyediakan makanan siap santap, membantu mencucikan pakaian, merapikan rumah, dan memijit badannya. Lebih baik lagi jika ada asisten rumah tangga.

5. Jangan Otoriter

Suami memang pemimpin rumah tangga. Tetapi ia adalah sahabat terdekat bagi istri. Suami telah merenggut dari orang tuanya, maka tanggung jawablah menjaga dan mengayominya. Menjaga suasana hatinya. Menjaga emosinya. Jangan pula semena-mena.

6. Komunikasi dari Hati ke Hati

Istri itu banyak uneg-unegnya. Jangan sampai dipendam sendirian. Berbagilah dengan komunikasi yang cair. Dekat. Akrab. Namanya sahabat, jadilah tempat terbaik curhat. Jadi pendengar setia. Jangan membantah, melalebi atau mencibir apa saja keluhannya. Sebab, para istri itu memang diciptakan baperan. Suamilah yang mengademkan.(*)