Penyakit cacar monyet banyak dibicarakan beberapa hari terakhir. Penyakit ini membuat gempar, karena ditemukan di Singapura baru-baru ini. Padahal, penyakit ini hanya dikenal di wilayah Afrika Tengah dan Afrika Barat. Penyakit cacar monyet ini memang banyak ditemukan di daerah hutan hujan tropis, di mana manusia bisa berinteraksi dengan binatang yang terinfeksi.
Kota Batam Siaga
Batam, sebagai kota yang menjadi salah satu gerbang keluar masuk dari Indonesia ke Singapura, mulai waspada. Pemerintah Kota Batam, mulai menyiapkan alat pemindai suhu tubuh untuk mengantisipasi agar penyakit cacar air ini tidak menyebar di Indonesia.
Masyarakat Tidak Perlu Panik
Walaupun sempat membuat heboh, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap penyakit tersebut. Dilansir dari Detik.Com, Anung menjelaskan bahwa masyarakat hanya perlu waspada jika hendak bepergian ke Batam dan Singapura. Anung menghimbau agar masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan selama bepergian. Utamanya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun.
Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Indonesia
Sejauh ini, belum pernah ada kasus cacar monyet di Indonesia. Indonesia belum memiliki pengalaman untuk menghadapi penyakit ini. Akan tetapi, masyarakat dihimbau agar tidak terlalu panik, karena alasan di bawah ini.
Bukan Penyakit Mematikan
Penyakit cacar monyet bukan penyakit yang mematikan. Penderita penyakit cacar monyet bisa sembuh sendiri, namun tetap memerlukan waktu yang lama. Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh adalah sekitar 2 hingga 3 minggu.
Selama perawatan, pasien harus mendapat asupan cairan dan nutrisi yang cukup, serta perawatan yang baik. Selain itu, pasien cacar monyet juga harus menjaga dirinya, jangan sampai menularkan penyakit tersebut kepada warga yang lain.
Lakukan Pencegahan
Agar tidak terjangkit cacar monyet, kita disarankan untuk menerapkan pola hidup bersih, dengan senantiasa menjaga kebersihan tangan. Pembatasan kontak dengan binatang yang terjangkit juga harus dilakukan. Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif dibandingkan harus mengobati.
Belum ada pengobatan yang spesifik untuk menyembuhkan penyakit cacar monyet. Pasien hanya perlu diberi terapi, serta obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala dan keluhan yang dirasakan pasien. Sejauh ini juga belum ada vaksin cacar monyet sebagai upaya pencegahan.
Virus Dibawa oleh Hewan Primata
Walaupun namanya cacar monyet, monyet bukanlah satu-satunya hewan yang membawa virus penyebabnya. Cacar monyet juga bisa disebarkan oleh hewan primata lain, seperti tikus dan tupai.
Dikutip dari DetikHealth, ahli penyakit tropik infeksi, dr. Adityo Susilo SpPD-KPTI dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), menjelaskan bahwa demi keamanan, sebaiknya manusia menghindari kontak dengan hewan yang bisa menjadi vektor virus. Membatasi kontak merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet.
Gejala Penyakit Cacar Monyet
Gejala yang ditunjukkan oleh penderita penyakit cacar monyet adalah demam mendadak, terjadi pembesaran pada kelenjar getah bening, dan timbul ruam pada kulit. Biasanya, gejala ini akan tampak kurang dari 3 minggu setelah pulang dari bepergian. Karena itu, jika habis dari sebuah lokasi yang terjangkit wabah, lalu merasakan gejala demikian, disarankan untuk langsung memeriksakan diri ke dokter.