Rasulullah adalah manusia dengan akhlaq mulia. Kemuliaan akhlaq beliau membuat Rasulullah menjadi teladan kepada setiap manusia, terutama umat muslim.
Rasulullah Dikenal dengan Sikap Adilnya
Salah satu kemuliaan akhlaq yang dimiliki Rasulullah adalah kemampuan beliau dalam bersikap adil. Rasulullah adalah orang yang sangat adil, baik kepada dirinya, keluarganya, sahabatnya, serta umat Islam. Keadilan merupakan hal yang diutamakan Rasulullah dan harus ditegakkan dalam kondisi apapun.
Keadilan juga menjadi dasar Rasulullah dalam menetapkan hukum dan sistem di masyarakat saat itu. Mereka yang bersalah harus dihukum, bahkan jika yang berbuat kesalahan adalah keluarga Rasulullah sendiri.
Keadilan untuk Kaum Kafir Saat Itu
Keadilan Rasulullah juga berlaku untuk umat yang belum memeluk Islam saat itu, atau yang disebut kafir. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan saat itu Rasulullah didatangi oleh Al Asy’ats bin Qais dan seorang Yahudi. Al Asy’ats saat itu mengadu pada Rasulullah, bahwa tanahnya diambil oleh orang Yahudi tersebut.
Rasulullah tidak serta merta menyalahkan orang Yahudi tersebut setelah Al Asy’ats menceritakan keluh kesahnya. Apalagi langsung meminta orang Yahudi tersebut untuk mengembalikan tanah kepada Al Asy’ats. Hal pertama yang dilakukan Rasulullah adalah meminta bukti kepemilikan tanah tersebut kepada Al Asy’ats. Saat itu, Al Asy’ats mengaku tidak memilikinya.
Tidak Menghalangi Hak Orang Kafir
Mendengar jawaban Al Asy’ats, Rasulullah kemudian meminta orang Yahudi tersebut untuk bersumpah bahwa tanah yang sedang diperebutkan memang miliknya, dan bukan milik Al Asy’ats. Mendengar hal itu, Al Asy’Ats mengajukan keberatan. Ia menduga bahwa orang Yahudi tersebut pasti akan menyanggupi permintaan Rasulullah untuk bersumpah, dan tanah yang sedang diperebutkan akan menjadi miliki orang Yahudi tersebut.
Percaya kepada Janji Allah
Dengan keberatan Asy’atas tersebut, Allah rupanya langsung menjawab lewat firman dalam surat Ali Imran ayat 77. Dalam surat tersebut, Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka, dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat, dan tidak (pula) akan menyucikan azab yang pedih”.
Teladan Rasulullah dalam Bersikap Adil
Dari kisah tersebut, kita bisa meneladani bahwa Rasulullah juga bersikap adil kepada orang Yahudi yang bukan merupakan umat muslim. Cara yang dilakukan Rasulullah saat itu adalah meminta orang yang menuntut dan merasa memiliki hak untuk memberikan bukti kepemilikan. Kemudian meminta orang yang dituntut untuk bersumpah kepada Tuhan, bahwa ia tidak melakukan hal yang dituduhkan (mengaku-ngaku tanah yang bukan miliknya).
Dari hal ini, jika orang yang dituntut mau bersumpah kepada Tuhan, maka barang yang diperebutkan akan menjadi miliki orang yang dituntut. Tentu saja akan ada azab yang pedih bagi orang yang melakukan sumpah palsu jika ia tidak benar-benar memilikinya, dan umat muslim hendaknya percaya akan hal tersebut.
Perbedaan agama tidak seharusnya membuat kita berbuat tidak adil, dan Rasulullah telah mencontohkan hal tersebut. Sikap Rasulullah tersebut harus menjadi teladan bagi setiap umat muslim dalam menerapkan keadilan. Adil kepada semua orang, walaupun berbeda agama.