Untuk semua jamaah haji dan umroh, ada satu hal yang jangan sampai mereka lewatkan untuk dibawa pulang, dan bisa mereka bagikan kepada sanak saudara atau pun kerabart. Ya, itu adalah air zamzam. Siapa yang tak kenal air zamzam? Air yang keluar dari mata air suci ini selalu dirindukan para jemaah haji atau umrah setiap kali berkunjung ke Tanah Suci. Tidak afdol rasanya, pergi ke Tanah Suci kalau tidak meneguk segarnya air Zamzam, dan kemudian membawanya pulang ke rumah sebagai oleh-oleh.
Namun, tidak semua dari kita sudah tau akan sejarah air zamzam. Tidak afdol rasanya jika kamu semua sangat suka menikmati air zamzam, tetapi tidak tau sejarahnya. Nah, pada artikel ini kita akan menceritakan sedikit sejarah tentang air zamzam, khususnya buat kamu yang belum tau.
Zamzam sendiri berasal dari ucapan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, saat menemui air di bawah kaki mungil putranya, Ismail. Zamzam artinya berkumpul, atau airnya berkumpul, hingga kemudian disebut lah Zamzam. Awal mulanya ketika Siti Hajar dan Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim di padang tandus dan gersang, tidak ada sesuatu yang bisa dimakan atau pun diminum. Namun, Ibrahim meneguhkan Siti Hajar bahwa apa yang dia lakukan itu adalah perintah Allah.
Saat bekal yang dibawa Siti Hajar habis, dan Ismail kecil menangis kehausan, Siti Hajar yang saat itu masih menyusui pun mulai kehabisan akal karena tidak ada asupan makanan. Ia mulai gelisah dan mencari makanan di padang tandus yang kelak bernama Mekah itu.
Siti Hajar berlari ke Bukit Marwa mencari kemungkinan kalua-kalau ada makanan dan minuman, lalu kembali lagi ke Bukit Shafa, lalu kembali lagi ke Bukit Marwa. Tak terasa, Siti Hajar sudah bolak-balik sebanyak 7 kali. Apa yang dilakukan Siti Hajar ini kelak dinamakan Sa’i, yang dijadikan salah satu rukun haji, berupa lari-lari kecil diantara bukit Shafa dan Marwa selama 7 kali.
Setelah 7 kali berlari antara Bukit Shafa dan Marwa, Siti Hajar melihat anaknya yang tadinya menangis tiba-tiba terdiam. Dari arah kaki mungil Ismail tiba-tiba mengeluarkan air yang melimpah. Siti Hajar lalu berlari menghampiri Ismail kegirangan. Kemudian Siti Hajar berkata “Zamzam (berkumpullah)”. Kelak mata air ini dinamanan Air Zamzam, yang menjadi sumber kehidupan di padang tandus ini, dan mata airnya tidak pernah kering sampai saat ini. Namun ada juga versi lain yang mengatakan dinamakannya air tersebut Zamzam, karena pada saat itu terdapat juga burung-burung yang berkumpul, yang juga dipicu oleh munculnya mata air yang berasal dari hentakan kaki Ismail itu.
Mata air Zamzam ini sempat tertutup setelah ribuan tahun tak terawat sepeninggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib lah yang kemudian menggali mata air Zamzam dan dibuat seperti sumur. Namun versi lain ada juga yang menyebutkan jika Abdul Muthalib, bernazar untuk menggalinya kembali apabila dirinya dikaruniai banyak anak. Doanya dikabulkan Allah SWT dan ia mempunyai 10 orang anak. Karena doanya dikabulkan dan Abdul Muthalib melaksanakan nazarnya, dia pun menggali sumur zamzam tersebut. Karena itu, sumur zamzam disebut pula dengan sumur gali (Dug Water Well). Ada pula riwayat lain yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib menggali sumur zamzam itu karena adanya perintah yang didapatkan ketika beliau tertidur di Hijir Ismail. Maka, perintah itu beliau laksanakan. Wa Allahu A’lam.
Terakhir dilakukan pemugaran oleh pemerintah Arab Saudi pada tahun 1980 Masehi. Sumur Zamzam hanya berjarak 20 meter sebelah tenggara Ka’bah. Air Zamzam memiliki kandungan istimewa yang membuatnya sangat berkhasiat. Bahkan banyak yang menganggap bisa menyembuhkan penyakit, dan sebelum meminumnya disarankan untuk berdoa, karena insyaAllah doanya kelak akan dikabulkan oleh Allah SWT.