1
Muslim Lifestyle

Ini Pengertian Syirik yang Penting untuk Dipahami

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Secara bahasa, syirik adalah “persekutuan yang terdiri dari dua atau lebih” (mukhalatah al-syarikain). Pengertian syirik secara istilah berarti menghadirkan tandingan atau sekutu bagi Allah, atau menuhankan dzat selain Allah. Para ulama menyebutkan, syirik bisa dilakukan dalam perkara ketuhanan atau ibadah.

Orang yang berbuat syirik biasanya menganggap dzat lain sama atau memiliki sifat yang sama dengan Allah. Padahal tidak ada satu pun di alam semeesta ini yang mampu menandingi kekuatan dan kekuasaan Allah. Karena itu, hanya Allah yang berhak diibadahi, ditaati, dicintai, dan ditakuti.

Baca juga: Penting untuk Diingat! Begini Bunyi Hadits tentang Ruqyah

Allah Maha Kuasa

Allah adalah pemilik sekaligus pencipta langit dan bumi. Dia memiliki kekuasaan yang tidak bisa dibayangkan oleh makhluk. Mulai dari mengatur alam semesta, menciptakan seluruh makhluk, dan memberi rejeki. Karena itu, tidak sepatutnya seorang manusia menyekutukan Allah dan menghadirkan tandingan selain-Nya.

Allah berfirman, “Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS.Asy Syura: 11)

“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ Maka mereka pasti menjawab, ‘Allah.’ Lantas bagaimana mereka dapat dipalingkan?” (QS.Az Zukhruf: 87)

Secara umum, orang yang berbuat syirik adalah mereka yang beribadah kepada selain Allah atau menghadirkan sekutu dalam beribadah. Mereka mengakui ada sekutu yang mengatur alam semesta, dan ada sekutu lain yang memiliki nama-nama serta sifat-sifat mulia. Sedangkan secara khusus, pengertian syirik berarti beribadah kepada selain Allah.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

Pengertian Syirik

Syirik bukan hal remeh. Berbuat syirik artinya melakukan dosa besar. Bahkan syirik termasuk dosa dan kezaliman yang paling besar.

webinar umroh.com

Umroh.com merangkum, pelaku syirik menyandingkan kekuasaan makhluk atau bahkan benda mati dengan kekuasaan Allah. Misalnya: meyakini sebuah berhala bisa mengabulkan doa, melakukan ibadah kepada makhluk halus yang ditakutinya, meminta rejeki kepada orang pintar, dan sebagainya.

Allah berfirman bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah (berbuat syirik), maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS.An Nisa: 48).

Rasulullah Diutus untuk Memerangi Kemusyrikan

Allah SWT mengutus Rasulullah untuk memerangi kemusyrikan dan menegakkan tauhid. Di masa jahiliyah, dikisahkan bahwa sudah banyak orang yang rajin beribadah. Mereka rajin sholat (dengan rukuk dan berdoa, walaupun tidak bersujud), berpuasa, thawaf (haji), bersedekah atau berzakat, dan sebagainya. Banyak dari mereka gemar melakukan thawaf atau ber-tahannuts (menyendiri untuk ibadah).

Ibadah yang mereka lakukan sejatinya adalah warisan dari Nabi Ibrahim alaihis salam, dan sebagian dari Nabi Musa alaihis salam. Sayangnya, ajaran dari para nabi yang mulia itu diselewengkan, sehingga pada masa jahiliyah mereka tidak lagi beribadah hanya kepada Allah. Di samping beribadah kepada Allah, mereka juga beribadah kepada berhala yang kebanyakan berwujud orang yang dianggap sholeh pada masa itu.

Kaum musyrik Arab jahiliyah kala itu menduakan Allah dalam ibadah. Mereka meyakini berhala-berhala yang mereka sembah bisa memberi kesejahteraan serta rejeki. Mereka juga meyakini bahwa berhala itu merupakan perantara dengan Allah, dan bisa memberikan syafaat. Tradisi dimaksud berlangsung turun temurun hingga Rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diutus untuk menegakkan tauhid.

Jadilah tamu Allah di Tanah Suci dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

Pengertian Kaum Musyrikin dalam Al Quran

Jika Allah menyebut kaum musyrikin dalam Al Quran, itu merujuk kepada para pelaku syirik. Dari pengertian syirik, memang sebutan tersebut identik dengan orang kafir Arab kala itu yang tidak (belum) mau memeluk Islam. Bahkan, mereka yang disebut kaum musyrikin itu bukan hanya mengerjakan perbuatan syirik, namun anti dengan syahadat. Bahkan lebih jahat dari umat Yahudi dan Nasrani kala itu.

Sementara kaum Yahudi dan Nasrani disebut oleh para ulama sebagai kafir pemeluk agama samawi, atau ahli kitab.

Kaum musyrikin yang dimaksud dalam Al Quran disebut juga kafir musyrikin. Orang kafir yang bukan pemeluk agama samawi, juga bukan ahli kitab. Yaitu mereka yang menyembah api (Majusi), atau memeluk agama bumi yang dibuat manusia.

1. Kaum Kafir Musyrikin Lebih Rendah dari Ahli Kitab

Para ulama meyakini bahwa kaum kafir musyrikin ini lebih rendah dari ahli kitab, Yahudi, dan Nasrani karena beberapa hal. Pertama, mereka tidak mau menerima bahwa Tuhan hanya satu, yaitu Allah. Mereka meyakini ada tuhan-tuhan lain, seperti berhala, kekuatan ghaib, bahkan pohon kurma.

Kedua, mereka tidak mengakui kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para utusan Allah lainnya. Bahkan mereka adalah orang yang selalu mengejek Rasulullah dengan sebutan yang tidak pantas, menyebut sebagai penyihir, penyair, dan sebagainya. Lain dengan kaum Yahudi atau Nasrani kala itu yang masih mengakui konsep kenabian, walaupun tidak mengakui kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Ketiga, kaum musyrikin itu tidak mengakui ayat dalam Al Quran sebagai wahyu dari Allah. Bahkan menganggapnya sebagai dongang atau syair buatan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sementara umat Yahudi dan Nasrani kala itu masih mengakui Zabur, Taurat, dan Injil, walaupun tidak menerima Al Quran.

Keempat, kaum kafir musyrikin juga tidak mengakui adanya malaikat, kehidupan setelah kematian, azab kubur, dan hari kiamat. Sementara kaum Yahudi dan Nasrani masih mengakui itu semua. Walaupun pada akhirnya banyak yang diselewengkan oleh pemuka agama mereka, karena cara pandang yang keliru.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.