Kalkuta adalah salah satu kota di India yang memiliki keunikan kuliner. Di sana, terdapat banyak makanan India-Cina yang menarik banyak penggemar wisata kuliner. Makanan seperti nasi goreng dengan ikan asin, serta sup dengan rempah, menjadi kegemaran banyak orang yang berkunjung ke Kalkuta. Lalu, bagaimana cerita dibalik terciptanya makanan India-Cina di Kalkuta?
Orang Cina Bermigrasi ke Kalkuta
Dahulu, India pernah menjadi tempat yang dinilai baik untuk didiami. Jadi, banyak orang dari berbagai negara kemudian bermigrasi ke India sekitar abad ke-18. Salah satu bangsa yang juga bermigrasi ke India adalah orang dari negeri Cina. Tepatnya orang-orang dari wilayah selatan Cina, seperti orang-orang Kanton dan Hakka.
Orang-orang China itu singgah di Kalkuta, kemudian menyebar ke kota lain seperti Mumbai. Saat mereka mulai menetap dan membangun pemukiman di Kalkuta, orang-orang Kanton dan Hakka mulai memperkenalkan kebudayaan mereka, termasuk makanannya. Hidangan ala Kanton dan Hakka mulai banyak ditemui di penjuru Kalkuta. Mereka berdagang di kedai-kedai atau stan pinggir jalan.
Para Wanita Membuka Rumah Makan Masakan Cina
Kebanyakan orang Kanton dan Hakka yang hijrah ke Kalkuta kala itu sangat miskin. Kebanyakan dari mereka hijrah tidak membawa keluarganya. Hanya ada beberapa wanita Kanton atau Hakka yang tampak. Wanita Kanton atau Hakka itulah yang kemudian membuka usaha sampingan berjualan makanan, untuk membantu pemasukan suaminya.
Orang Kalkuta Senang Bereksperimen
Kini, restoran-restoran yang menjual makanan ala Kanton dan Hakka menjamur di India. Di Kalkuta ini juga terdapat satu-satunya Chinatown di India.
James Lee, pengelola restoran Sei Vui di Kalkuta, menjelaskan mengapa masakan Cina banyak menjamur di Kalkuta. Dilansir dari thenational.ae, Lee menilai orang-orang Bengal (wilayah di mana Kalkuta berada) adalah masyarakat India yang senang bereksperimen dengan makanan. Mereka akhirnya menciptakan hidangan India-Cina. Hidangan tersebut merupakan hidangan Cina, yang sudah disesuaikan dengan lidah orang India.
Makanan Cina Disesuaikan dengan Selera India
Perbedaan dengan masakan otentik Cina adalah cita rasanya. Masakan otentik Cina cenderung bercitarasa sederhana dan ringan, cenderung hambar. Setelah disesuaikan menjadi masakan India-Cina, masakan Cina tersebut diolah dengan beragam bumbu, seperti cabai, bawang, rempah, dan sebagainya.
Saat ini, mulai banyak dikenal makanan India dan Cina. Kebanyakan mereka memakai bumbu-bumbu seperti ketumbar, mirchi (rempah), pudina (mint), dan kecap asin.
Kondisi Memaksa Mereka Menyesuaikan Diri, Termasuk Makanan
Salah satu faktor terjadinya percampuran tersebut karena situasi yang dihadapi oleh warga Kanton atau Hakka saat baru memulai kehidupan di India. Dulu, mereka yang berjualan atau membuat makanan harus menggunakan bahan apa saja yang ditemuinya di Kalkuta. Jadilah makanan China yang telah disesuaikan dengan bumbu dari India. Bukan hanya bumbu, orang-orang Kanton juga menyesuaikan bahan baku yang digunakannya.
Salah satu makanan India-Cina yang populer adalah nasi goreng dan ayam saus cabai yang banyak dijual. Makanan Sichuan, yang aslinya diolah dengan cabai sichuan dan bumbu khas China, di Kalkuta diganti dengan bubuk cabai merah dan saus cabai yang banyak dijumpai di sana.
Perbedaan Cara Memasak
Perbedaan antara makanan India dan Cina terletak dari cara memasaknya. Makanan Cina biasa dimasak dengan menggunakan api besar. Sayur dan daging akan segera diangkat setelah cairan di dalam bahan-bahan sudah keluar untuk mencegah overcooked, menjaga rasa, serta menjamin kesegaran.
Sementara itu, makanan India kebanyakan telah dimasak sebelumnya, seperti birjani atau kare. Inilah yang membuat makanan India bisa disajikan lebih cepat.
Kini, banyak hidangan India-Cina yang diminati oleh orang-orang di Kalkuta, seperti sup seafood dengan bumbu rempah, sup bola-bola ikan, hidangan semacam sate ayam, dan sebagainya. Pemilik restoran India-Cina berusaha menjaga cita rasa, sebagaimana yang digunakan oleh para pendahulu mereka.