Saat berkumpul dengan teman-teman atau kerabat, salah satu topik pembicaraan yang sering dilontarkan adalah tentang orang lain. Apalagi ketika membahas tentang keburukan orang lain, pertemuan menjadi terasa lebih seru. Padahal tindakan tersebut adalah ghibah, dan ghibah adalah hal yang banyak kerugian bagi manusia.
Di bawah ini adalah 5 kerugian yang didapat seseorang jika membicarakan keburukan orang lain atau ghibah.
Melanggar Larangan Allah
Ghibah atau menggunjing orang lain adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Allah sendiri mengibaratkan orang yang melakukan ghibah sama dengan orang yang memakan daging saudaranya yang telah mati. Larangan tersebut ada dalam surat Al Hujurat ayat 12. Dalam ayat tersebut, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang”.
Lalu apa ganjaran bagi orang yang melanggar larangan Allah? Tentu saja orang-orang yang melampaui batas tersebut akan mendapatkan teguran atau murka dari Allah.
Menggerogoti Agama
Ghibah atau membicarakan orang lain sangat beresiko menggerogoti agama seseorang. Semakin banyak seseorang membicarakan orang lain, terutama keburukannya, maka ia akan semakin jauh dari agama. Hati kita akan semakin keras dan akhirnya enggan melakukan ibadah.
Hal yang membuat seseorang malas beribadah adalah dosa, sedangkan dosa yang paling cepat membuat kita jauh dari agama adalah dosa ghibah. Disampaikan oleh ulama tabi’in, Imam Hasan Al Bashri, ghibah lebih cepat menggerogoti agama seorang mukmin dibandingkan orang yang memakan badannya.
Ghibah Akan Memindahkan Pahala
Para ulama sepakat ghibah dapat menghapus pahala kita. Jika kita membicarakan keburukan orang lain, maka otomatis pahala ibadah kita akan berpindah kepadanya. Dalam sebuah riwayat, suatu ketika seseorang datang menemui Imam Hasan Al Bashri. Orang tersebut bercerita, bahwa seseorang telah meng-ghibah Imam Hasan Al Bashri.
Mendapat informasi tersebut, Imam Hasan Al Bashri bukannya marah, malah mengirimkan sekotak kurma basah kepada orang tersebut. Beliau mengatakan kepada orang tersebut, “Saya mendapat kabar bahwa anda telah menghadiahkan pahalamu untukku.. MakaM saya ingin untuk membalasnya kepadamu. . Mohon maaf saya tidak mampu memberikan balasan yang setimpal”.”.
Menghilangkan Kedamaian
Membicarakan keburukan orang kepada orang lain akan membuat hidup masyarakat menjadi tidak damai. Orang-orang yang mendengar berita buruk tentang saudaranya akan mudah berprasangka.
Prasangka buruk tersebut akan berpengaruh pada perlakuannya kepada orang yang di-ghibah. Tidak jarang, orang yang menjadi korban ghibah akan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang-orang, tanpa dia tahu penyebabnya. Kondisi ini tentu akan sangat berbahaya di masyarakat. Kedamaian akan hilang, serta timbul perpecahan dan permusuhan. Padahal Islam sendiri sangat mengutamakan umatnya menjadi orang-orang yang menyebarkan kedamaian bagi orang-orang di sekelilingnya.
Menghilangkan Kepercayaan
Orang yang suka ghibah mulanya akan dianggap sebagai seorang yang memberikan info terkini. Akan tetapi, ketika hal tersebut sering dilakukan, lama-lama orang lain akan merasa muak kepadanya. Orang-orang akan sadar bahwa jika ia dengan mudah membicarakan keburukan orang lain di depan mereka, maka suatu saat orang yang gemar berghibah itu juga akan membicarakan mereka. Hal ini akan membuat seseorang yang gemar beribadah dijauhi, serta tidak dipercaya oleh orang lain.