Dalam menuntut ilmu, ada beberapa penghalang yang bisa menggota serta menggoyahkan semangat kita untuk dapat terus istiqomah dalam menuntut ilmu. Tentu kita juga harus bisa menghindari dan mengatasinya. Berikut adalah diantara penghalang-penghalang tersebut:
Enggan Belajar Pada Masa Kecil
Banyak kita lihat anak-anak kecil pada era modern ini, mereka lebih suka bermain-main daripada belajar. Entah itu bermain game Playstation, ke warnet, dan lain-lain. Bermain boleh-boleh saja, akan tetapi itu hanya sekedar untuk menghilangkan rasa jenuh saja, bukan menjadi tradisi dan kebiasaan lagi bagi si anak. Dalam hal ini, orang tua sangat berperan sekali untuk membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam belajar, bukan membimbing dan mengawasi dalam hal bermain-main. Nah, dengan adanya pengawasan seperti ini agar supaya orang tua mengetahui apa yang dikerjakan oleh si anak, dan agar si anak fokus dalam belajarnya.
Tidak Memberikan Perhatian Ketika Menuntut Ilmu
Dewasa ini, kita melihat fenomena-fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kita lihat ketika di kelas, dosen atau guru yang sedang menerangkan mata pelajaran dengan penuh semangat, ternyata murid-murid tidak mengimbanginya dengan penuh semangat pula. Banyak murid yang bercanda, bermain-main, tidur, bahkan SMS-an di kelas. Waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk memberikan perhatian menuntut ilmu, mereka gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Hasil akhirnya pun jauh dari harapan para dosen dan para orang tua wali murid.
Menilai Baik Diri Sendiri
Maksudnya, merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya. Padahal, ini yang seharusnya dihindari oleh para penuntut ilmu, agar dia tidak menjadi orang yang sombong. Allah SWT juga melarang diri kita untuk merasa diri kita suci.
Tidak Mengamalkan Ilmu yang Dipelajari
Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya keberkahan ilmu. Berhubungan dengan masalah ini, Allah SWT akan melaknat orang yang menyembunyikan ilmu dan tidak mengamalkannya kepada orang lain.
Putus Asa dan Pesimis dalam Menuntut Ilmu Semua manusia diciptakan dalam keadaan yang sama, yakni tidak mengetahui sesuatu pun. Rasulullah pun di kala menerima wahyu yang pertama tidak sanggup untuk mengatakannya, karena beliau belum mengetahuinya. Oleh sebab itu, kita sebagai para penuntut ilmu jangan pernah merasa pesimis (rendah diri) di kala menuntut ilmu, dengan lemahnya kemampuan yang kita miliki, seperti; lemahnya kemampuan dalam memahami mata pelajaran, menghapal, dan cepat lupa. Allah SWT juga mengingatkan agar kita tidak mudah putus asa dalam mencari rahmat-Nya
Terbiasa Mengulur-ulur Waktu
Pepatah Arab mengatakan, waktu itu ibarat pedang. Jika tidak kita penggal, maka ganti pedang itu yang akan memenggal kita. Sebab, waktu bekerja dalam usia kita. Artinya, kita harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu, beramal shaleh, dan lain sebagainya, agar waktu yang terus berjalan ini tidak kita sia-siakan. Allah SWT berfirman jika sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Mengenai pentingnya waktu, Rasulullah Saw juga mengingatkan agar kita di dunia seolah merasa orang asing atau musafir. Selain itu Ibnu Umar berkata agar apabila ktia berada di sore hari, maka janganlah menunggu datangnya pagi hari. Sebaliknya pula jika kita berada di pagi hari, maka janganlah menunggu datangnya waktu sore hari. Dan terdapat nasihat yang memperingatkan kita agar kita mempergunakan masa sehat kita dengan sebaik-baiknya sebelum datang masa sakit kita dan mempergunakan masa hidup kita sebelum kematian kita.”