1
Motivasi News

Inilah Beberapa Sifat Penghuni Surga yang Wajib Kamu Tahu (Part 3)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

(untuk bahasan sebelumnya, bisa dilihat di link berikut: https://www.umroh.com/blog/inilah-beberapa-sifat-penghuni-surga-yang-wajib-kamu-tahu-part-2/)

Kemudian disebutkan: Innâ nakhâfu min Rabbinâ yawm[an] ‘abûs[an] qamtharîr[an] (Sungguh kami takut akan [azab] Tuhan kami pada suatu hari yang [di hari itu] orang-orang bermuka masam penuh kesulitan).

Maknanya, mereka sangat takut terhadap azab dari Allah SWT pada Hari Kiamat. Dalam ayat ini, azab yang terjadi pada hari itu disifati dengan dua sifat. Pertama, ‘abûs[an]. Maknanya: wajah-wajah pada saat itu bermuka masam yang disebabkan oleh kedahsyatan dan kengeriannya.

Kedua, qamtharîr[an]. Menurut Ibnu Jarir, al-qamtharîr bermakna asy-syadîd (keras).

Al-Akhfasy berkata, “al-qamtharîr adalah hari yang paling keras dan panjang bencananya.

Dengan demikian hari itu benar-benar sangat dahsyat lagi mengerikan dan menakutkan. Itu tercermin dari wajah-wajah manusia yang mendapati hari tersebut. Peristiwa itulah yang mendorong mereka menginfakkan sebagian hartanya dengan memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan. Al-Khazin berkata tentang makna ayat ini, “Sungguh kebaikan kami kepada kalian disebabkan karena rasa takut kami terhadap dahsyatnya hari itu. Bukan karena ingin untuk mendapatkan imbalan dari kalian.

Dengan demikian ada dua keinginan yang mendorong mereka melakukan amal kebajikan tersebut. Pertama, mengharapkan ridha Allah SWT beserta pahala-Nya. Kedua, berlindung dari azab yang sangat berat dan pedih yang terjadi pada Hari Kiamat.

Kedua keinginan mereka itu pun dikabulkan Allah SWT. Terkabulnya keinginan mereka yang kedua, yakni mereka terlidungi mereka dari azab yang sangat dahsyat pada Hari Kiamat disebutkan terlebih dulu dengan firman-Nya: FawaqâhumuL-lâh syarra dzâlika al-yawm (Lalu Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu).

webinar umroh.com

Pada saat terjadi kegentingan yang dahsyat, azab yang sangat pedih dan berbagai kejadian yang mengerikan, mereka pun mendapatkan perlindungan. Allah SWT menjaga mereka pada saat iti. Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Kondisi yang mengerikan tidak membuat mereka takut. Mereka justru disambut para malaikat dengan mengatakan, ‘Ini adalah hari yang dijanjikan kepada kalian.’”

Adapun keinginan mereka kedua, yakni mendapatkan ridha Allah SWT, disebutkan dalam firman-Nya sesudahnya: walqqâhum nadhrah wa syurûr[an] (dan memberikan kepada mereka kejernihan [wajah] dan kegembiraan hati). Saat sebagian orang wajahnya suram dan dipenuhi dengan ketakutan, Allah SWT menganugerahkan kepada mereka kejernihan di wajah mereka dan rasa gembira dalam hati mereka. Dengan demikian Allah SWT memberikan dua kenikmatan pada diri mereka sekaligus, yakni kenikmatan lahir dan kenikmatan batin.

Kemudian disebutkan: Wa jazâhumuL-lâh bimâ shabarû jannah wa harîr[an] (Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka [dengan] surga dan [pakaian] sutra). Selain itu Allah SWT juga membalas kesabaran mereka. Menurut asy-Syaukani, kesabaran itu atas segala sesuatu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Ibnu Umar ra. pernah ditanya tentang sabar. Beliau menjawab bahwa sabar itu ada empat: sabar pada saat benturan pertama; sabar menunaikan kewajiban; sabar menjauhi larangan; dan sabar menghadapi musibah.

Atas kesabaran mereka, Allah SWT pun memberikan balasan kepada mereka berupa jannah (surga) dan harîr (pakaian sutra). Surga adalah tempat tinggal di akhirat yang dipenuhi berbagai kenikmatan yang luar bisa. Adapun harîr (sutra) merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan kepada penduduk surga. Itulah pakaian para penghuni surga sebagaimana diberitakan dalam QS al-Hajj [22]: 23 dan Fathir [35]:

Penyebutan harîr atau pakaian yang terbuat dari sutra merupakan ‘athf al-khâsh ‘alâ al-âmm (menambahkan yang khusus setelah yang umum) menunjukkan adanya keistimewaan padanya. Menurut as-Sa’di, penyebutan sutra secara khusus disebabkan karena itu adalah pakaian mereka yang tampak, sekaligus menunjukkan kondisi pemakainya.

(bersambung ke part 4)