Menjalani pernikahan adalah ujian panjang. Ada saja kondisi tidak ideal yang menimbulkan petaka dan airmata. Sebab, tidak ada teori eksak tentang bagaimana memperlakukan pasangan dengan ideal. Karakter, latar belakang pendidikan, budaya dan pemahaman mempengaruhinya. Kaena itu, hubungan pernikahan memerlukan rasa pengertian yang mendalam antara suami-istri.
Beberapa tips untuk menjaga hubungan itu:
1. Suami bukan Penguasa
Meskipun Islam menjadikan suami sebagai pemimpin rumah tangga, tapi bukan kepemimpinan diktator atau tiran. Suami harus melayani istri dengan baik. Nabi SAW pernah bersabda: “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istri”. (HR At Tirmizi dan dishahihkan oleh Al Albani).
2. Istri adalah Partner
Suami bukan satu-satunya yang berhak mengambil keputusan, demikian pula sebaliknya. Sebaiknya, buatlah keputusan bersama untuk keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan terwujud jika keputusan yang diambil tidak sepihak dan semua anggota keluarga menjadi bagian dari pengambilan keputusan tersebut. Suara istri didengar. Pendapat anak-anak ditampung. Namun, suami sebagai pemimpin keluarga yang pada akhirnya memutuskan.
3. Menjaga Emosi
Rumah tangga memang tidak ideal. Ada saja ketidaksempurnaan yang berujung amarah. Entah sikap pasangan yang menyebalkan, atau perilaku anak-anak yang sulit dikendalikan. Pekerjaan besarnya adalah mengendalikan emosi. Mencegah amarah baik secara fisik maupun mental. Nabi SAW tidak pernah menyakiti istrinya. Nabi SAW pernah bersabda: “bagaimana suami bisa berbuat menjadikan istri-istri mereka di siang hari sebagai budak, dan tidur dengan istri mereka di malam hari”.
4. Tunjukkan Apresiasi
Jangan pernah membuat pasangan merasa dia gagal. Merasa tidak cukup baik pada keluarga. Merasa tidak memuaskan dengan apa yang dia lakukan atau perkerjaannya. Nabi SAW bersabda: “pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan melihat wanita yang tidak berterimakasih kepada suaminya”. Sebaliknya pun begitu, suami harus mampu membesarkan hati istrinya. Apalagi beban urusan rumah tangga tidak ada habisnya. Daripada menyesali ketidakbecusan istri, lebih baik membantu dan membimbingnya. Memujinya dan berterima kasih atas pengabdiannya.
5. Berkomunikasilah
Komunikasi adalah hal yang penting. Bicara. Ngobrol. Ini banyak disarankan para pakar dalam konseling rumah tangga. Tampaknya memang hal tersebut perlu dilakukan. Sebab, bicara dari hati ke hati itu tak semudah teori. Sulit mengungkapkan. Padahal suami istri harus saling berbicara. Menghadapi masalah dengan bicara lebih dini dan terbuka.
6. Banyak Bersyukur
Setiap rumahtangga memiliki ujian yang berbeda. Tidak pas jika cemburu dengan rumahtangga lain yang tampak lebih baik ddi mata kita. Sebaliknya, melihat orang lain yang hidup kurang dari kita, akan membuat lebih bersyukur. Ternyata, banyak rumah tangga yang ujiannya lebih berat dari kita. Jangan merasa paling menderita di dunia.
7. Waktu untuk Sendiri
Pasangan terkadang membutuhkan waktu untuk sendiri dengan berbagai alasan. Ingin membaca, memikirkan masalah pribadi atau hanya ingin rileks. Jangan membuat mereka merasa berdosa ketika ingin sendiri. Biarkanlah. Sediakan waktu untuknya. Sebab sebelum menikah dia adalah sendiri, punya waktu untuk melakukan apa yang dia sukai.
8. Jaga Rahasia Berdua
Suami-istri adalah pasangan terdekat. Paling tahu aib dan kekurangan masing-masing. Paling intim dalam pandangan, pembicaraan dan interaksi. Menjaga ini sebagai rahasia berdua. Jangan mendiskusikan pernak-pernik pernikahan dengan orang lain, kecuali jika ada alasan syar’i untuk mencari solusi.
.
Begitulah, pernikahan yang baik memerlukan kesabaran dan keramahan, pengorbanan, empati, cinta, pengertian, kerja keras dan saling meridhoi. Semuanya dapat dirangkaikan dalam satu kalimat: selalu memperlakukan pasangan dengan cara seperti kita ingin diperlakukan pasangan. (refrensi dari berbagai sumber)
==========