Pada dasarnya Islam merupakan yang penuh dengan cinta kasih dan sayang serta rahmat. Namun sayangnya, ada beberapa oknum yang membenci tidak suka dengan Islam ingin menjatuhkan Islam dari hal-hal yang sekilas tampak seperti mengindikasikan jika Islam bukan agama yang mengajarkan cinta kasih bahkan penuh dengan kekerasan. Padahal Islam sendiri jelas menyuruh umatnya untuk senantiasa untuk mengasihi sesame.
Dan kalo pun ada tindakan yang bersikap tegas dari Islam seperti perang dan jihad, itu semata-mata demi melindungi Islam dari musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan. Dan pada akhirnya itu pun bertujuan untuk dapat menciptakan kedamaian serta kasih sayang terhadap sesame.
Namun sayangnya tidak semua orang mengetahui ini. Bahkan orang Islam sendiri yang tidak terlalu taat dan pengetahuannya minim, tidak bisa melihat hal tersebut dan hanya melihat aspek-aspek yang terkesan buruk tadi, sehingga tak jarang yang menyebabkan beberapa dari mereka murtad dari Islam. Sangat jelas bagi setiap Muslim yang tidak terlalu taat menjalankan perintah Islam bahwa mereka memiliki sedikit pengetahuan tentang Alquran dan Sunnah (cara-cara Nabi).
Sebelum membuat penilaian seperti itu, mereka seharusnya mendasarkan keputusan mereka berdasarkan pada tulisan suci di Al-Qur’an. Tidak bisa dipungkiri bahwa masalah yang biasa terjadi pada semua muslim yang memutuskan keluar dari Islam adalah karena mereka menyalahkan Islam atas tindakan orang-orang yang disebut Muslim, tetapi belum tentu mempraktikkan Islam dengan benar. Karena itulah kita pun dituntut untuk dapat menjadi muslim yang tidak sekedar identitas formil atau Islam KTP semata, tetapi mamu mempraktikkan ajaran Islam dengan benar.
Ketika berbicara tentang cinta dalam Islam, mari kita lihat apa yang dikatakan Al-Qur’an tentang hal itu. Terdapat dua definisi cinta yang diungkapkan berdasarkan Kamus Warisan Amerika:
8a. Kebaikan dan Rahmat Tuhan kepada manusia.
8b. Pengabdian manusia dan pemujaan terhadap Tuhan.
Kedua definisi ini secara tepat menggambarkan konsep Islam tentang hubungan antara Tuhan dan manusia. Saat membaca Alquran, siapa pun dapat dengan mudah mengenali penekanan yang diberikan pada cinta, kasih sayang, keanggunan, rahmat, dan pengampunan Tuhan. Faktanya, semua bab Al-Qur’an kecuali satu dimulai dengan frasa “dalam nama Tuhan” yang digambarkan sebagai Al-Rahman (yang murah hati) dan Al-Rahiim (Yang Maha Pemurah). Ayat ini sering diterjemahkan sebagai “dalam Nama Tuhan, Yang Mahakudus dan Penyayang.” Ini cocok dengan makna yang tepat dari definisi untuk cinta Allah yang ditemukan dalam kamus bahasa Inggris.
Kedua deskripsi ini adalah kata-kata yang paling umum digunakan oleh Allah untuk menggambarkan diri-Nya dalam Al Qur’an. Karakteristik Allah ini merujuk pada berkah, karunia, dan pengampunan-Nya yang tak terhitung jumlahnya yang telah Dia berikan kepada kita tanpa kita layak mendapatkan apa pun. Dia melakukan semua itu meskipun kita terus menerus melanggar perintah-Nya.
Demikian pula, ketika kita melihat kata muslim dalam Bahasa Arab, kita akan mendapati pengertian bahwa itu adalah orang yang berbakti kepada Allah, tunduk pada kehendak-Nya. Inilah yang dikatakan kamus bahasa Inggris tentang arti cinta seseorang kepada Tuhan.
Hidup adalah soal ujian realisasi dan tindakan. Kita tertarik pada realisasi kasih Tuhan kepada kita dan menjalani hidup penuh syukur, yang mencerminkan kekaguman dan pengabdian kita yang mendalam kepada Tuhan. Para hamba Allah melakukan ini dengan harapan bahwa Allah akan senang dengan kita dan kita pun senantiasa rindu untuk selalu dekat dengan-Nya untuk keabadian dalam kebahagiaan akhirat. Konsep tujuan hidup yang terkenal menurut Islam ini dengan sempurna mencerminkan makna cinta seorang hamba Allah kepada Tuhan.
Islam memerintahkan konsep umum cinta di antara umat manusia juga. Yang pertama dan utama dilakukan dengan mempromosikan kasih Tuhan di antara sesama manusia. Ini dimanifestasikan melalui praktik tentang konsep “rahmah” yang dapat diterjemahkan sebagai cinta, belas kasih, atau pengampunan.