Kapan seorang hamba bisa dibilang telah bersyukur?
Syukur sendiri tidak hanya sebatas apabila kita merasa senang atas nikmat yang Allah berikan. Meskipun kita sudah mengucapkan “Alhamdulillah” kala diberi nikmat tersebut, namun masih ada patokan sebagai syarat agar seorang hamba tersebut dapat benar-benar dibilang telah bersyukur.
Apakah syarat dan juga kriteria agar seorang hamba sudah dapat dibilang bersyukur? Berdasarkan beberapa refrensi, memang ada beberapa syarat atau kriteria agar seorang hamba sudah bisa dikatakan bersyukur. Inilah syarat dan juga kriteria agar seorang hamba bisa dibilang bersyukur menurut beberapa sumber:
-Yang disebut bersyukur sebagaimana yang telah dipaparkan di dalam tafsir yang ditulis Al Jalalain adalah:
العامل بطاعتي شكرا لنعمتي
“Yang beramal untuk taat pada-Ku, itulah yang dikatakan bersyukur pada-Ku.”
Sedangkan menurut penjelasan yang ditulis dalam Fathul Qodir, karya dari Asy Syaukani disebutkan,
العامل بطاعتي الشاكر لنعمتي قليل
“Yang beramal untuk taat pada-Ku, itulah yang dikatakan bersyukur pada-Ku, dan itu jumlahnya sedikit.”
Selain itu, mengerjakan suatu amalan tertentu untuk meningkatkan ketaqwaan kita juga termasuk dalam kategori bersyukur. Contoh simpelnya saja seperti dengan memperbanyak atau meningkatkan intensitas dari shalat kita, termasuk juga memperbanyak shalat yang sunnah setelah sempurna mengerjakan shalat wajib. Hal tersebut juga termasuk pula dalam bagian dari bentuk rasa syukur. Syaikh Abu Bakr Al Jazairi berkata:
وجوب الشكر على النعم ، وأهم ما يكون به الشكر الصلاة والإِكثار منها
“Wajib bagi kita untuk mensyukuri nikmat. Bentuk syukur yang paling utama adalah melaksanakan dan memperbanyak shalat.”
Dari beberapa penjelasan yang disebutkan di atas, dapat kita tarik suatu benang merah dan kita ambil sebuah kesimpulan. Bahwasannya seorang hamba bisa dikategorikan telah bersyukur. Yaitu selain ia merasa senang atas nikmat yang telah Allah berikan, ia pun senantiasa memanfaatkan nikmat yang diberikan tersebut untuk sarana berbuat kebaikan. Atau dengan pemberian nikmat tersebut, akan membuat dia semakin bertaqwa dan terus meningkatkan amal ibadahnya.
Sehingga bisa dikatakan sebaliknya juga, bahwa seorang hamba yang justru memanfaatkan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya untuk berbuat maksiat, atau membuat kualitas ibadahnya semakin menurun seperti misalkan ia jadi sering meninggalkan shalat, berarti itu adalah sebuah pertanda, bahwasannya hamba tersebut termasuk orang yang tidak pandai bersyukur.
Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang bersyukur.