1
Muslim Lifestyle Serba-serbi Ramadhan

Inilah Pengertian Puasa Nisfu Sya’ban

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Sya’ban termasuk bulan istimewa. Bulan sebelum Ramadhan ini memiliki banyak keutamaan, dan Rasulullah memberi perhatian lebih di bulan Sya’ban. Aisyah ra menuturkan, “Rasulullah memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR.Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i). Lalu apa pengertian dari puasa nisfu sya’ban itu sendiri?

Ada anjuran untuk banyak beramal di bulan Sya’ban, terutama di Nisfu Sya’ban. Nisfu Sya’ban adalah hari di pertengahan bulan Sya’ban.

Baca juga: Begini Niat Puasa Sya’ban dan Anjurannya dalam Al Quran

Perbedaan Pendapat Mengenai Nisfu Sya’ban

Pada dasarnya, ada perbedaan pendapat mengenai Nisfu Sya’ban. Termasuk keutamaan puasa Nisfu Sya’ban. Sebagian ulama mengungkapkan bahwa tidak ada keutamaan khusus di malam Nisfu Sya’ban, atau hari Nisfu Sya’ban. Nisfu Sya’ban sama seperti malam-malam lain di bulan sya’ban.

Apabila ada hadis yang menunjukkan keutamaan Nisfu Sya’ban, dan amalan melekat pada hari tersebut, sebagian ulama menilai hadis tersebut dhaif, bahkan palsu. Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan bahwa tidak ada hadis shahih yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban, atau amalan puasa di Nisfu Sya’ban.

Sementara sebagian ulama lain menjelaskan ada keutamaan khusus pada Nisfu Sya’ban. Karena itu, kita dianjurkan memperbanyak amalan di malam Nisfu Sya’ban, dan berpuasa di saat Nisfu Sya’ban.

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download aplikasinya sekarang juga!

Mereka berpedoman pada hadis yang dituturkan Abu Musa Al Asy’Ari. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (H.R.Ibnu Majah dan Ath-Thabrani). Hadis tersebut dinilai shahih oleh Al Albani.

Para ulama menganggap bahwa menolak hadis tentang Nisfu Sya’ban termasuk tindakan terburu-buru. Selain itu, Ibnu Rajab juga menyebut bahwa dahulu Tabi’in penduduk Syam biasa memuliakan malam Nisfu Sya’ban dan bersungguh-sungguh beribadah di hari tersebut.

webinar umroh.com

Hadis Tentang Puasa Nisfu Sya’ban

Walaupun ada keutamaan di malam Nisfu Sya’ban, namun belum ditemukan hadis shahih tentang amalan khusus ketika Nisfu Sya’ban. Termasuk berpuasa di hari Nisfu Sya’ban.

Umroh.com merangkum, hadis tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban hanya menunjukkan bahwa Allah akan memberikan ampunan bagi hamba-Nya di malam tersebut. Menghususkan ibadah adalah tindakan yang meniru para tabi’in. Ulama yang membolehkannya mengungkapkan ibadah di malam Nisfu Sya’ban dilakukan secara mutlak, apapun bentuknya.

Selain itu, memang ada hadis yang berisi anjuran untuk melaksanakan puasa Nisfu Sya’ban. Namun, hadis tersebut dinilai dhaif atau lemah. Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah itu berbunyi, “Jika masuk malam pertengahan bulan Sya’ban maka shalat-lah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam. Dia berfirman: Mana orang yang meminta ampunan, pasti Aku ampuni, siapa yang minta rizki, pasti Aku beri rizki, siapa…. sampai terbit fajar.”

Hadis tersebut dinilai lemah karena ada Ibnu Abi Sabrah sebagai perawinya. Ia adalah salah satu perawi hadis yang ditinggalkan karena telah memalsu hadis. Sehingga hadis itu dinilai lemah sekali, bahkan mengarah ke palsu. Tidak bisa dijadikan sebagai dalil.

Mau jadi tamu Allah di Tanah Suci? Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"] 

Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban

Walaupun tidak ada anjuran khusus berpuasa di Nisfu Sy’ban, memperbanyak puasa di bulan Sya’ban merupakan sunnah Rasulullah. Aisyah ra menuturkan bahwa “.. saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Lebih lanjut, para ulama menjelaskan bahwa hal itu bukan berarti Rasulullah berpuasa setiap hari di bulan Sya’ban. Ibadah puasa Sya’ban yang dilakukan Rasulullah adalah berpuasa di banyak hari selama Sya’ban.

Sementara itu, Ummu Salamah menuturkan, “Saya belum pernah melihat Rasulullah berpuasa dua bulan berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR.An Nasa’i dan At Tirmidzi).

Ada juga hadis dari Sahabat Usamah bin Zaid ra. Usamah bin Zaid pernah bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana anda berpuasa di bulan Sya’ban.”

Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR.Ahmad dan An Nasa’i).

Dari hadis tersebut, kita bisa memahami bahwa amalan yang disunnahkan adalah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Bahkan Rasulullah berpuasa di mayoritas hari bulan Sya’ban.

Larangan Puasa Setelah Nisfu Sya’ban

Para ulama juga menjelaskan bahwa tidak ada anjuran untuk berpuasa di tanggal-tanggal tertentu di bulan Sya’ban, termasuk anjuran untuk berpuasa di Nisfu Sya’ban.

Bahkan kita dilarang berpuasa setelah Nisfu Sya’ban, jika kita tidak terbiasa berpuasa sunnah sebelumnya. Abu Hurairah menuturkan, “Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR.Abu Daud).

Diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, Abu Hurairah juga menuturkan, “Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan, kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa sunnah, maka bolehlah ia berpuasa.”

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!

Ada juga larangan untuk berpuasa di akhir bulan Sya’ban. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan, kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa sunah, maka bolehlah ia berpuasa” (HR.Bukhari).

Di antara anjuran memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, dan larangan berpuasa setelah Sya’ban, para ulama menjelaskan bahwa larangan itu berlaku bagi mereka yang tidak memiliki kebiasaan berpuasa sunnah. Mereka yang sudah memiliki kebiasaan berpuasa Sunnah di bulan Sya’ban, dianjurkan untuk tetap istiqomah melaksanakan amalannya.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.