1
Tips

Inilah Trik Ala Ilmuwan Agar Kamu Lebih Produktif

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Pernahkah kamu merasa sangat sibuk, namun masih juga memiliki banyak tugas untuk diselesaikan. Seakan waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi masalahnya bukan pada banyaknya pekerjaan yang sedang kamu lakukan, namun masalahnya ada di otak kita.

Seorang ahli saraf, Sahar Yousef, menunjukkan kalau kita bisa mengerjakan lebih banyak hal dengan melakukan trik pada otak kita. Ia memaparkan bahwa perkembangan teknologi juga menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi kurang produktif.

Yousef berasumsi bahwa tubuh manusia tidak mengalami perkembangan, namun kondisi di sekeliling mengalami perkembangan yang pesat. Tubuh manusia tetap primitif, sementara kondisi lingkungan semakin berkembang. Kebanyakan dari kita memiliki tubuh yang belum beradaptasi atau otaknya belum bisa menyesuaikan dengan teknologi yang ada di tempat kerja. Karena itu, Yousef memaparkan cara berikut untuk menipu otak, sehingga kita bisa lebih produktif.

Jangan Biarkan Smartphone Ada di Pandanganmu

Orang-orang yang bekerja sebenarnya tidak semua waktunya digunakannya untuk melakukan pekerjaan. Kebanyakan mereka melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, seperti memainkan smartphone, ngobrol, dan sebagainya. Distraksi-distraksi tersebut beresiko membuat seseorang merasa burnout atau stres.

Singkirkan smartphone sehingga kita tidak bisa lagi melihatnya. Begitupun dengan smartphone milik orang lain. Gangguan-gangguan dari gadget merupakan salah satu faktor yang membuat kinerja kita kurang efektif.

Studi yang dilakukan oleh University of Texas-Austin menunjukkan bahwa partisipan, yang berada satu ruangan dengan iPhone, mengalami penurunan kecerdasan dasar, memori, dan fokus atau perhatian. Karena itulah menjauhkan smartphone bisa meningkatkan kembali kecerdasan seseorang.

Smartphone bisa menjadi pengganggu produktivitas manusia karena smartphone bukan lagi alat untuk menghubungi seseorang. Manusia kini menjadi lebih terikat dengan smartphone, karena benda itu sudah memiliki keterikatan dengan perasaannya. Di dalam smartphone, ada memori tentang orang-orang yang dekat.

Mendesain Kantor agar Lebih Tertutup

Kantor yang terbuka memungkinkan orang-orang melihat satu sama lain. Kondisi tersebut bisa mengganggu produktivitas kita. Terlebih jika kita memiliki koneksi emosional terhadap orang-orang yang ada di dalam kantor.

webinar umroh.com

Manusia secara biologis merupakan makhluk sosial, sehingga kondisi emosional tersebut membuat kita merasa lebih terikat dengan komunitas, dan kurang terikat dengan tugas yang ada di depan kita. Selain itu, otak manusia tidak didesain untuk berada pada ruang terbuka yang luas. Inilah yang membuat kita cenderung merasa stres ketika harus bekerja di ruangan yang terbuka dan penuh dengan orang banyak. Bekerja di kantor yang tertutup membuat kita lebih fokus pada tugas dan lebih produktif.

Menghindari Multitasking

Multitasking berarti mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Faktanya, ketika manusia berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, otak kita membutuhkan waktu dan energi untuk fokus kepada tugas berikutnya. Penyesuaian itu membutuhkan waktu. Jangka waktu ketika otak melakukan penyesuaian ini disebut dengan switch cost, dan cenderung tidak menghasilkan output yang berarti. Karena itu, Yousef menyarankan agar seseorang mengerjakan mono task (satu tugas dalam satu waktu), atau membuat jadwal untuk melakukan satu tugas secara fokus.

Membuat Tugas Menjadi Tidak Menakutkan

Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk menunda pada dasarnya memiliki rasa takut dalam dirinya. Ketakutan terhadap tugas yang bertumpuk dan menggunung membuat kita merasa tidak akan pernah bisa menyelesaikannya, sehingga lebih memilih menundanya.

Untuk menipu otak agar bisa menyelesaikan tugas tersebut, pecahlah tugas-tugas yang besar itu menjadi sesuatu yang bisa dikerjakan dalam 5 menit. Tanyakan pada dirimu, apa yang bisa dikerjakan dari tugas tersebut dalam waktu 5 menit. Lakukan hal tersebut setiap kali kamu menyelesaikan tugas.

Amati “Peak Performance Hours”

Setiap orang memiliki waktu masing-masing ketika ia bisa bekerja dengan lancar dan penuh kreatifitas. Kenali jam-jam tersebut, lalu gunakan untuk mengoptimalkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang sulit.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.