Umroh.com – Ada satu sikap yang bisa melahirkan kebijaksanaan, sekaligus mendekatkan seorang hamba kepada Allah. Sikap itu adalah membiasakan diri untuk bertafakur. Pengertian tafakur ialah merenungi kebesaran Allah.
Tafakur Melahirkan Kebijaksanaan
Luqman Al Hakim adalah seseorang yang diabadikan namanya oleh Allah. Di dalam Al Quran, kita bisa melihat Luqman sebagai sosok ayah yang bijaksana. Ia memberi nasihat tentang tauhid kepada anaknya. Ini diabadikan dalam surat Luqman.
Baca juga: Membuat Hidup Makin Berkah, Ini Pengertian Tawadhu
Menurut para ulama, kebijaksanaan beliau diperoleh dari kegemarannya menyendiri. Ketika sedang duduk dan menyendiri, Luqman gemar merenung atau tafakur. Luqman pernah berkata kepada seorang rekan yang memintanya untuk bergabung dengan orang-orang agar hatinya senang. Luqman berkata kepada temannya, “sesungguhnya lamanya sendirian lebih memahamkan bagi pikiran dan lamanya berpikir adalah penunjuk ke jalan surga.”
Ketika sedang menyendiri, Luqman bukanlah berkhayal atau memanjangkan angan-angan. Ia bertafakur, merenungi kebesaran Allah dan mentadaburi ayat-ayat Allah. Inilah yang menjadikan tafakur sebagai jalan kebijaksanaan dan jalan menuju surga.
Orang yang Bertafakur akan Mengenal Rabb-Nya
Umroh.com merangkum, mereka yang banyak bertafakur akan lebih mengenal Allah. Dengan bertafakur, kita bisa memahami kebesaran Allah, sehingga membuat kita semakin dekat dengan-Nya dan semakin bertaqwa. Tafakur akan menumbuhkan kecintaan kepada Allah, sekaligus rasa takut akan siksa-Nya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS.Ali Imran: 190-191).
Mereka yang bisa melihat tanda kebesaran Allah adalah orang yang selalu mengingat Allah setiap waktu.
Pengertian Tafakur Menurut Imam Al Ghazali
Menurut Imam Al Ghazali, ada hal-hal yang harus selalu kita renungkan dalam menjalani kehidupan di dunia. Setiap manusia harus merenungi, apakah perbuatan yang dilakukan diridhai Allah, dan apakah jalan yang kita pilih disukai Allah.
Dari dua macam perenungan itu, kita bisa mengembangkannya menjadi banyak hal untuk direnungkan. Misalnya, hal-hal apa saja yang membuat Allah ridho? Jika jalan yang kita pilih disukai Allah, bagaimana kita bisa bertahan di dalamnya atau menambah amal lain yang disukai Allah?
Jika ternyata jalan yang dipilih tidak Allah sukai, bagaimana cara menghindar darinya? Lalu, bagaimana cara agar Allah mengampuni kita yang sudah terlanjur? Cara apa yang bisa kita lakukan agar Allah kembali ridho kepada kita?
Lima Jenis Tafakur
1. Tafakur untuk Merenungi Ayat Allah
Tafakur ini dilakukan untuk merenungi ayat-ayat Allah dengan yakin dan tawajuh. Tawajuh berarti membulatkan hati dan menghadapkan diri kepada Allah. Bertafakur tentang ayat Allah juga akan membuat seseorang semakin yakin dengan kebenarannya.
2. Tafakur untuk Merenungi Nikmat Allah
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah banyak memberi nikmat kepada hamba-Nya. Dengan bertafakur terhadap nikmat Allah, seseorang bisa mengetahui betapa banyak nikmat yang diperolehnya. Ini akan membuatnya semakin mencintai Allah dan semakin dekat dengan-Nya.
Mau jadi tamu Allah di Tanah Suci? Yuk temukan berbagai paket umroh terbaik cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
3. Tafakur untuk Merenungi Janji Allah
Ada banyak janji Allah yang disampaikan kepada hamba-Nya. Kita bisa mengetahui janji-janji Allah tersebut di Al Quran atau As Sunnah. Allah akan memberikan beragam kebaikan di dunia dan akhirat kepada hamba yang bertaqwa.
Bertafakur tentang janji-janji Allah akan membuat seseorang semakin tergerak untuk beramal sholeh. Jika kemudian ia merenunginya lebih lanjut, maka ia akan memahami bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.
4. Tafakur untuk Merenungi Peringatan Allah
Selain janji untuk orang bertaqwa, Allah juga menurunkan peringatan untuk orang yang melampaui batas. Merenungi peringatan Allah di dalam Al Quran dan As Sunnah juga akan menumbuhkan rasa takut kepada siksa Allah.
5. Tafakur untuk Merenungi Kelalaian Diri Sendiri
Setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan perintah Allah. Karena itu, hendaknya kita juga merenunginya, sebagai jalan untuk introspeksi dan membenahi diri sendiri. Orang yang bisa berubah menjadi lebih baik adalah mereka yang mau mengakui kekurangan diri sendiri.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Dengan merenungi kelalaian diri, maka akan tumbuh rasa malu di hadapan Allah. Sehingga kita akan semakin mudah untuk membulatkan tekad demi menjadi pribadi yang lebih baik. Itu semua dilakukan semata agar Allah memberikan ridho-Nya kepada kita.