Anak yang tertawa ceria dan lucu tentu membuat orang tua juga merasa bahagia. Namun apa yang kita lakukan jika mereka menangis? Apakah kita segera mendatangi dan menenangkan hingga tangisannya mereda? Atau memilih untuk mengabaikannya karena sudah tidak kuasa dan lelah?
Jika mengabaikan tangisan anak sering Anda lakukan, sebaiknya hindari kebiasaan tersebut. Banyak orang dewasa berpikir bahwa membiarkan anak menangis keras dapat mendiamkan tangisannya. Saat anak diabaikan, tentunya tangisannya akan semakin keras. Ia akan diam saat merasa lelah, namun saat tangisannya mengeras, sesuatu yang buruk sedang terjadi pada dirinya.
Terjadi Kerusakan Pada Otaknya
Mengabaikan anak yang menangis bisa mengakibatkan kerusakan syaraf pada otaknya. Kerusakan tersebut berdampak langsung pada kemampuan intelektual mereka sehingga kelak mereka jadi memiliki kesulitan belajar. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada anak, bukan?
Mereka Jadi Rentan Sakit
Bukan hanya sakit pada fisiknya, tangisan yang diabaikan juga berakibat sakit pada mentalnya. Saat bayi baru lahir merasa stres karena tangisannya diabaikan, struktur otaknya bisa berubah. Efek sakit yang timbul sama dengan yang dirasakan orang dewasa yang menderita depresi. Sistem kekebalan tubuh mereka jadi terganggu karena hormon stres yang dilepaskan oleh otaknya. Terganggunya sistem kekebalan tubuh membuat mereka jadi rentan terserang penyakit.
Kelak, Mereka Jadi Terbiasa Memendam Emosi
Selain itu, terbiasa diabaikan saat menangis membuat mereka belajar bahwa emosi negatif seharusnya diabaikan. Ia akan kesulitan mengekspresikan emosi negatifnya. Nantinya, ia akan terbiasa memendam segala emosi negatif, dan kesulitan berkomunikasi dengan orang tuanya. Hubungan yang baik antara orang tua dan anak juga tidak tercipta. Padahal peran orang tua sangat penting agar anak bisa belajar menyalurkan emosinya dengan positif. Emosi negatif yang disalurkan tentunya bisa berdampak buruk bagi kesehatan mentalnya kelak.
Mereka Cenderung Mengabaikan Perasaan Orang Lain
Ada kemungkinan buruk lain bagi perkembangan karakter anak yang sering diabaikan tangisannya. Karena terbiasa diabaikan saat menangis, kelak ia akan mudah mengabaikan perasaan orang lain. Perilaku tersebut mereka pelajari secara tidak langsung dari orang tuanya sendiri. Ia akan menganggap bahwa mengabaikan emosi negatif orang lain (seperti kesedihan orang lain, kekecewaan orang lain, kemarahan orang lain) adalah hal yang wajar dan sudah seharusnya dilakukan.
Tentunya setiap orang tua tidak ingin memiliki anak yang apatis terhadap lingkungannya. Jika ingin memiliki anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik, orang tua harus memulainya dari hubungan dengan anak. Jangan abaikan anak saat menangis, ketika ia menyampaikan emosi negatifnya.
Menangis adalah satu-satunya cara berkomunikasi yang bisa dilakukan saat mereka belum bisa berbicara. Mengabaikan tangisan mereka sama dengan mengabaikan apa yang mereka rasakan. Saat mereka menangis, tenangkan mereka hingga tangisannya reda. Walaupun kita tidak selamanya bisa menuruti keinginan mereka agar tangisannya mereda, kita hanya perlu menunjukkan bahwa kita tidak memahami apa yang mereka rasakan. Hindari untuk menghakimi dan menyalahkan mereka yang sedang menangis. Dengan demikian, kita bisa membantu perkembangan fisik dan mental anak ke arah yang baik.