1
Parenting

Jangan Berteriak pada Anak. Ini Akibatnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Saat emosi sedang memuncak, ada beberapa orang tua yang tanpa sadar mulai meninggikan nada suaranya. Emosi yang tidak terkendali kemudian membuat mereka berteriak kepada anak, ditambah dengan ucapan-ucapan yang membuat anak sedih.

Kebiasaan berteriak kepada anak memang akan memberikan dampak negatif pada anak, di antaranya sebagai berikut.

Menurunkan Kepercayaan Diri Anak

Anak yang sering mendapatkan teriakan atau bentakan dari orang tua akan mengalami penurunan kepercayaan diri. Apalagi jika teriakan atau bentakan tersebut melibatkan perilaku labelling kepada anak. Misalnya dengan menjuluki mereka sebagai anak yang nakal, bodoh, malas, dan label-label negatif lainnya.

Jika sering mendapatkan teriakan yang berbau labelling dari orang tua, anak akan merasa bahwa dirinya bukanlah seseorang yang berharga. Teriakan dari orang tua akan membuat mereka merasa sebagai seseorang yang tidak penting yang tidak memiliki kemampuan berarti di masyarakat.

Membuat Anak Menjadi Penuh Rasa Takut

Anak yang sering mendapat teriakan dan bentakan dari orang tua akan memiliki karakter yang mudah takut (penakut). Sikap takut yang mereka miliki ini akan membuat mereka kesulitan membangun hubungan pertemanan dengan orang-orang di sekelilingnya. Rasa takut berlebihan di dalam diri anak juga akan membuat mereka memiliki kemampuan yang kurang dalam menangani konflik.

Membuat Anak Jadi Agresif

Anak-anak belajar mengembangkan perilaku dari apa yang ia lihat pada orang tuanya. Anak-anak yang sering mendapat teriakan, hingga umur 4 sampai 5 tahun, akan mengembangkan karakter agresif dalam dirinya. Ia akan tampak sering memukul, mendorong, menggigit, atau menginvasi ruang personal seseorang.

Memiliki Masalah dalam Berkonsentrasi

Anak yang sering mendapat teriakan dari orang tuanya akan memiliki konsentrasi yang kurang. Konsentrasi yang kurang adalah salah satu efek dari emosional abuse yang diterima anak.

Agar Kita Tidak Terbiasa Berteriak kepada Anak

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tua cenderung sering berteriak pada anak. Bisa jadi karena kehidupan membuat stres dan emosional. Selain itu, hubungan dengan pasangan yang kurang stabil juga sering membuat kita emosional sehingga kita ‘kelepasan’ melampiaskannya pada anak.

webinar umroh.com

Jika orang tua sudah mengetahui faktor apa yang menjadi pemicu kebiasaan berteriak pada anak, cobalah untuk menghindarinya. Jika pemicunya adalah stres, coba kendalikan hati dan pikiran agar tidak mudah stres. Jika perilaku anak juga sering menjadi faktor, maka cobalah untuk memberitahu pada mereka mengenai perilaku yang seharusnya mereka lakukan. Pastikan saat berkomunikasi dengan anak, suasana sedang tenang agar anak lebih mudah paham.

Kebiasaan berteriak pada anak memang bisa jadi tidak mudah dihilangkan. Namun kita tetap harus mengevaluasi tindakan kita agar kebiasaan berteriak tidak berimbas negatif kepada perkembangan karakter anak. Cobalah lihat seberapa sering kita berteriak, lalu bandingkan dengan seberapa sering kita memuji anak. Jadikan hal tersebut sebagai tolak ukur. Usahakan agar kita lebih sering memuji dan mengapresiasi anak, dibandingkan berteriak dan memarahi mereka.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.