1
Motivasi

Jangan Biarkan Rumah yang Berantakan. Ini 4 Akibatnya

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Setiap orang pasti ingin memiliki rumah yang rapi. Ketika rumah dalam keadaan rapi, tentunya setiap penghuni rumah akan merasa senang dan bahagia. Kualitas hidup jadi lebih meningkat.

Kondisi sebaliknya terjadi apabila rumah dalam keadaan berantakan. Ada banyak hal yang membuat kita tidak nyaman ketika melihat pemandangan rumah yang berantakan. Di bawah ini adalah 4 efek psikologis yang terjadi ketika rumah dalam kondisi berantakan.

  1. Rumah Berantakan Membuat Kita Stress

Rumah seharusnya menjadi tempat untuk melepas lelah dan menenangkan diri. Akan tetapi, jika kondisi rumah berantakan, justru stres yang akan kita dapat. Salah satu efek psikologis dari rumah yang berantakan adalah meningkatnya hormon kortisol dalam tubuh. Hormon kortisol adalah hormon yang menyebabkan seseorang merasa stress.

Sebuah studi menyebutkan bahwa para ilmuwan mengadakan pengamatan terhadap 32 wanita dari keluarga kelas menengah di Los Angeles. Mereka menjelaskan bahwa hormon stres pada wanita tersebut meningkat, ketika mereka harus berurusan dengan barang-barang yang ada di rumah mereka.

Segera ambil tindakan untuk merapikan rumah yang berantakan. Jika otak terus-menerus terpapar hormon kortisol, maka struktur otak lambat laun akan berubah. Kita jadi memiliki pribadi yang agresif dan sangat sensitif terhadap stres.

  1. Membuat Kita Jadi Rendah Diri

Kebersihan rumah adalah tanggung jawab keluarga. Pasangan suami istri biasanya membagi tugas untuk membersihkan rumah. Rumah yang rapi akan membuat seseorang merasa puas dan bangga dengan hasil kerja yang telah dilakukannya. Sebaliknya, ketika rumah berantakan, kita akan merasa rendah diri dan malu, karena merasa tidak mampu menjaga kerapian rumah.

  1. Mengganggu Fokus dan Konsentrasi

Rumah yang berantakan sangat mengganggu pikiran kita. Saat melihat rumah yang berantakan, otak akan berubah menjadi mode multitasking. Kita jadi memikirkan benda dalam pemandangan yang berantakan, dan merasa harus membersihkannya. Saat otak menyetel diri menjadi mode multitasking sudah pasti akan timbul ketidakmampuan untuk fokus pada satu hal.

Sebuah studi, yang dilakukan Universitas Princeton, menunjukkan bahwa beberapa stimulus yang hadir dalam bentuk visual lewat mata pada satu waktu, akan membuat fokus menjadi terbagi pada hal-hal yang dilihatnya. Inilah yang mengakibatkan saat kita melihat pemandangan rumah yang berantakan, kita jadi sulit fokus dan sulit berkonsentrasi.

webinar umroh.com
  1. Membuat Perilaku Berubah

Bukan hanya kita yang menjadi stress, namun rumah yang berantakan bisa membuat perilaku seseorang berubah, terutama pada anak-anak. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh The Journal of Applied Developmental Psychology, menunjukkan bahwa lingkungan yang berantakan bisa membuat anak-anak tidak mampu mengatur emosi dan perilakunya. Inilah yang membuat mereka sering berperilaku di luar kendali dan sulit diatur.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.