1
Motivasi

Jangan Dipendam, Ini Cara Melampiaskan Marah dengan Sehat

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Orang-orang yang tidak berhasil mengontrol rasa marah biasanya disebabkan karena di masa kecil, ia sering menyaksikan orang-orang yang melampiaskan amarah dengan cara yang tidak sehat. Atau bisa jadi saat kecil, ia sering dipaksa untuk menekan rasa marahnya. Akibatnya, seseorang tidak mengerti cara melampiaskan marah dengan cara yang positif dan sehat. Ia cenderung menekan dan menyimpannya, atau melampiaskannya dengan cara yang kasar.

Marah adalah Alarm untuk Diri

Rasa marah sebenarnya merupakan reaksi alamiah ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan. Perasaan marah membuat kita lebih waspada.

Marah disebabkan karena kita berfokus kepada skenario terburuk yang mungkin akan terjadi rasa marah. Marah juga disebabkan ketika seseorang telah melanggar batasan personal, sehingga kita merasa tidak dihormati dan diperlakukan tidak adil. Karenanya marah tidak seharusnya ditekan atau disembunyikan.

Kendalikan Rasa Marah

Hal yang harus kita pelajari adalah mengendalikan rasa marah, dan melampiaskannya dengan cara yang sehat. Menekan rasa marah atau mengabaikannya hanya akan membuat kita tidak mempercayai emosi kita sendiri, sehingga kurang tanggap melihat situasi yang mengancam. Melampiaskannya dengan cara yang keras juga seringkali menyakiti dan merugikan orang lain.

Melampiaskan amarah dengan cara yang sehat berarti berfokus kepada diri kita sendiri. Kita tidak perlu memaksa orang lain untuk merubah sikapnya atau merubah perlakuannya. Mengendalikan diri sendiri lebih mudah ketimbang mengendalikan orang lain.

Ketika sedang marah, coba lakukan cara ini untuk melampiaskannya dengan cara yang lebih sehat.

Membangun Kesadaran terhadap Diri Sendiri 

Kita tidak bisa mengendalikan sesuatu jika tidak mengetahui bahwa hal itu sedang terjadi atau sedang kita alami. Langkah pertama untuk mengendalikan amarah adalah mengetahui bahwa emosi tersebut sedang kita rasakan.

Terkadang, seseorang gagal dalam tahap ini karena tidak sadar bahwa sedang dikuasai oleh amarah. Tiba-tiba, mereka menjadi seseorang yang destruktif, dengan melontarkan kalimat-kalimat yang menyakitkan hati atau melakukan perbuatan keras yang membuat orang-orang di sekelilingnya takut.  Atau ia jadi terbiasa menekan rasa marah yang tidak terselesaikan, sehingga bisa meledak suatu saat nanti.

webinar umroh.com

Cobalah untuk membangun kesadaran terhadap diri sendiri. Setiap hari, rasakan emosi yang sedang kita alami. Baik itu marah, senang, atau sedih. Ketahui bagaimana emosi itu muncul dan kita rasakan. Ini akan membuat kita lebih mengenali diri sendiri dan tahu kapan emosi-emosi itu kita datang. Jadi ketika rasa marah akhirnya datang, kita mulai menyadarinya dan bisa melakukan tahap selanjutnya.

Sejenak Menjauh

Menjauh bukan berarti menghindari rasa marah, dan menganggap bahwa semuanya baik-baik saja. Menjauh berarti memberi waktu bagi diri sendiri untuk mengendalikan rasa marah yang sedang muncul. Dengan begitu, kita tidak akan melakukan hal-hal yang bisa membuat orang lain terluka atau takut saat melampiaskan kemarahan. Tunggulah sejenak selama beberapa saat, lalu utarakan kemarahan yang dirasakan.

Sampaikan dengan Kalimat “Saya Merasa..”

Cara terbaik untuk memberitahu seseorang bahwa kita marah adalah dengan menyampaikannya. Ketika orang lain tahu bahwa perbuatan yang dilakukannya membuat kita marah, ia akan berhati-hati di kemudian hari, dan tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan ketika menyampaikan rasa marah. Usahakan untuk mengawalinya dengan kata “saya merasa..”. Misalnya dengan berkata, “saya merasa marah dengan ucapan yang kamu lontarkan” atau “saya merasa tidak nyaman karena kamu mengungkit-ungkit permasalahan yang telah kita selesaikan di masa lalu”.

Kalimat “saya merasa..” ini akan membuat seseorang memahami rasa marah kita sebagai sesuatu yang personal. Hindari melontarkan kalimat-kalimat yang bernada menghakimi, misalnya “kamu suka sekali berkata kasar” atau “kamu ini sukanya mengungkit-ungkit masa lalu”. Kalimat tersebut akan membuat orang lain merasa diserang, sehingga perselisihan akan semakin tajam.

Pastikan Kemarahan Dilampiaskan dengan Singkat

Saat mengutarakan kemarahan, pastikan kita mengatakannya dengan singkat dan tidak berlama-lama atau memanjangkan kalimat. Ketika kita mengutarakan lebih banyak kalimat untuk menunjukkan kemarahan, maka kemarahan itu akan semakin membara dan akan semakin sulit untuk diredakan.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.