Apakah Anda suka dicela? Nyatanya, tidak ada orang yang suka dicela. Bisa jadi ada beberapa orang yang begitu tawadhu sehingga mampu berlapang dada menerima celaan dari orang lain. Namun, tidak semua orang mampu seperti itu. Mencela bisa membuat orang lain merasa terhina, dan sedih. Bukan tidak mungkin orang itu akan membalas, sehingga yang timbul adalah perpecahan. Itulah yang membuat Allah dan Rasulullah melarang kita mencela orang lain.
Mencaci Maki adalah Perbuatan Fasik
Apapun alasannya, Islam melarang pengikutnya untuk mencaci maki. Caci maki termasuk perbuatan yang fasik, yaitu tidak sesuai dari tuntunan agama.
Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Mencaci maki seorang muslim adalah perbuatan kefasikan (menyimpang dari tuntunan agama), dan membunuh seorang Muslim adalah perbuatan kekafiran”.
Keburukan untuk Orang yang Mencaci Maki
Orang yang mengejek atau mencela saudaranya sesama muslim termasuk orang yang buruk. Diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Seseorang cukup dianggap buruk (perilakunya) apabila dia mengejek saudaranya sesama Muslim”.
Keburukan itu berasal dari cacian / celaan / ejekan yang kita lontarkan. Dituturkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Dua orang yang saling mencaci seperti apa yang dikatakannya. Sedangkan dosanya dipikul oleh orang yang memulainya sebelum orang yang dianiaya membalas caciannya”.
Dari hadist tersebut, kita bisa belajar bahwa cacian apapun yang disampaikan, membuat kita buruk, seperti cacian yang kita sampaikan kepada orang lain. Sedangkan orang yang memulai mencaci akan memikul dosa. Hadist ini juga mengingatkan kita untuk tidak membalas cacian orang lain, agar kita tidak menjadi sama buruknya dengan orang yang mencaci.
Mencela Orang Lain adalah Perbuatan Sombong
Orang yang mampu mencela orang lain memiliki sifat sombong di dalam dirinya. Ia menganggap orang lain lebih rendah atau lebih buruk, sebagaimana celaan yang dilontarkannya. Ini berarti, ada sifat sombong di dalam hatinya. Padahal, sombong adalah sifat yang bisa mencegah seseorang masuk surga.
Ibnu Mas’ud bertutur bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong. Walau hanya sebesar zarrah”. Kemudian ada seseorang yang berkata, “Orang suka memakai pakaian yang indah dan sandal atau sepatu yang bagus”.
Mendengar perkataan orang tersebut, Rasulullah menjelaskan, “Sungguh, Allah itu indah dan suka pada keindahan”. Rasulullah lalu melanjutkan dengan bersabda, “Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia”.
Bisa Jadi Orang Lain Lebih Baik
Sebagai muslim, kita harus menghindari perbuatan mencela, untuk alasan apapun. Akan lebih baik jika kita mengedepankan sikap tawadhu atau rendah hati. Pandanglah bahwa setiap orang lebih baik, lebih mulia, atau lebih sholeh. Seburuk-buruknya orang lain, bisa jadi ia memiliki sesuatu yang membuatnya lebih baik dari kita.
Dalam surat Al Hujurat ayat 11, Allah melarang kita untuk mengolok-olok kaum lain. Karena, boleh jadi orang atau kaum yang diolok-olok lebih baik daripada orang yang mengolok-olok. Allah juga melarang mencela satu sama lain, dan memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Di surat Al Humazah ayat 1, Allah juga berfirman, “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela”.