1
News Tips

Jangan Sampaikan 6 Jenis Kabar Ini Lewat Pesan Teks

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Pesan teks sering kita gunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain. JIka dahulu SMS lebih banyak kita gunakan, kini kita banyak bertukar pesan teks lewat WA, Line, Telegram, dan platform berbagi pesan lainnya. Mudahnya akses pesan teks jangan sampai membuat kita lupa diri, ya. Kita perlu membedakan pesan mana yang sesuai untuk disampaikan lewat teks, dan mana yang tidak.

Di bawah ini adalah 6 jenis pesan yang tidak seharusnya disampaikan lewat teks.

Mengakhiri Hubungan

Mengakhiri hubungan, terlebih hubungan pernikahan, lewat pesan teks adalah hal yang sangat menyakitkan hati. Saat kamu mengirimkan pesan untuk mengakhiri hubungan lewat pesan teks, itu berarti kamu tidak menghormati pasangan. Bicarakan baik-baik saat kamu berpikir untuk mengakhiri sebuah hubungan. Akan lebih baik jika permasalahan dibicarakan dengan pasangan untuk menemukan solusi dan mencegah terjadinya perceraian atau perpisahan.

Membatalkan Janji

Saat berhubungan dengan orang lain, sekali waktu kita akan membuat janji untuk bertemu dengannya. Entah untuk sekedar bertemu dan menyambung silaturahmi, atau untuk membicarakan hal-hal penting terkait bisnis.

Manusia memang bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Ketika qodarullah terjadi sesuatu yang membuatmu harus membatalkan janji, sebaiknya sampaikan pembatalan lewat telepon. Membatalkan janji lewat pesan teks berarti kamu tidak menghormati waktu yang mungkin telah disediakan untuk bertemu denganmu. Mohonlah maaf secara langsung lewat telepon, dan jika memungkinkan atur kembali janji bertemu agar orang tersebut tidak kecewa berlebihan

Menyampaikan Berita Buruk

Berita buruk, seperti meninggalnya orang terdekat, sebaiknya disampaikan lewat telepon. Menyampaikan berita buruk lewat pesan teks tidak bisa menggambarkan perasaan secara keseluruhan. Itulah yang menyebabkan kabar buruk yang disampaikan lewat pesan teks terkesan tidak serius. Sampaikan lewat telepon jika ada kabar buruk mendadak yang harus disampaikan. Saat mendengar suara orang di seberang, kita bisa mengetahui kondisi emosionalnya dan memilih cara yang tepat dalam menyampaikan kabar tidak mengenakkan tersebut.

Mengabarkan Berita Gembira

Sama halnya dengan mengabarkan berita buruk, menyampaikan berita gembira lewat pesan teks juga membuat pesan ini menjadi berkurang serius dan kurang bermakna. Kabar gembira seperti nilai yang bagus atau prestasi kerja memang tidak masalah jika disampaikan lewat pesan teks. Akan tetapi, berita penting, seperti pernikahan atau kehamilan, sebaiknya dibagikan lewat telepon. Ini akan membuat hubungan yang sudah terjalin menjadi lebih erat, karena kita bisa berbagi emosi lewat intonasi yang kita dengar lewat telepon.

Pesan Emosional

Jangan mengirimkan pesan teks saat kamu merasa emosi. Misalnya saat kamu tiba-tiba merasakan marah atau sedih terhadap perbuatan seseorang. Saat kita merasakan emosi yang meluap, kita cenderung ingin mencari pelampiasan. Melampiaskan emosi dengan mengirimkan pesan teks akan membuat kita melakukan perbuatan yang akan kita sesali di kemudian hari. Menulis pesan teks saat sedang emosi membuat kita menuliskan hal-hal yang “terlalu jujur dan menyakitkan” untuk dibaca oleh orang lain. Lebih baik tenangkan diri terlebih dahulu sampai emosimu mereda. Jika dirasa tetap perlu menyelesaikan permasalahan, buatlah janji untuk bertemu secara langsung.

webinar umroh.com

Menyebarkan Kabar yang Belum Tentu Kebenarannya

Hindari menyebarkan kabar yang kita sendiri belum mengetahui kebenarannya lewat pesan teks. Kabar burung tersebut bisa saja menyebar dengan mudahnya lewat teknologi untuk meneruskan pesan. Jika pesan tersebut tidak benar, tentunya akan menjadi dosa bagi kita. Belum lagi jika ada beberapa pihak yang tidak terima dengan menyebarnya kabar tersebut. Mereka bisa menjadikan pesan tersebut sebagai bukti untuk melakukan tuntutan pencemaran nama baik.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.