Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jangan Sia-Siakan Waktu yang Diberkahi Allah
Dalam pepatah Arab dikatakan: “hazhzhukal yauma” (keberuntunganmu adalah hari ini), dan waktu kita sesungguhnya memang saat ini dan detik ini. Hari ini adalah amal dan “ghaniimah”.
Waktu kemarin akan menjadi milik kita jika apa yg diperankan adalah yang terbaik. Hari kemarin telah berakhir (ajal) dan menjadi nasihat (mau’izhah). Dan hari esok penuh harapan akan menjadi milik kita jika niat dan dan perbuatan telah terprogram debgan baik saat ini. Hari esok adalah “angan-angan” (amal). Hal itu tergantung dari pekerjaan yang diperankan manusia dalam kehidupan, apakah perbuatan itu yang terbaik atau sebaliknya?
Hari keberuntungan adalah hari-hari yang diisi dengan penuh ketaatan kepada Allah, di mana setiap hari yang kita lalui semakin mendekatkan diri kepada Allah Apakah perbuatan kita sudah sesuai dengan ridha-Nya atau murka-Nya?
Sementara benda-benda alam lainnya di jagat raya berjalan sesuai dgn aturan ketetapan-Nya, tertib disiplin dan memberikan manfaat yang luar biasa besarnya untuk kehidupan segenap makhluq Allah; Waktu kini tak mungkin terulang kembali, juga takkan tergantikan dengan lain waktu.
Waktu adalah “kesempatan”, dan kesempatan emas takkan terulang dua kali. Waktu berlalu begitu cepat bak meteor, dan “kerugianlah” bagi mereka yang tak sempat mengerjakan amal kebaikan di dalamnya. Waktu itu secepat manusia yang sigap menangkap peluang kehidupan dan menjadikannya sebagai kunci bagi keberhasilan hidupnya. Oleh karena itu, maka carilah “keberuntungan” (ghanimah/ightanim) dari lima perkara sebelum datang lima perkara:
(1) Masa mudamu sebelum masa tuamu;
(2) Masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu;
(3) Masa kayamu sebelum masa fakirmu;
(4) Masa sempat/luangmu sebelum tiba masa sibukmu;
(5) Masa hidupmu sebelum masa kematianmu.
Demikian sabda Rasulullah Saw. kepada Abdullah ibn Umar ibn Khaththab r.a.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT banyak bersumpah dengan mempergunakan momentum waktu, di antaranya:
Dalam QS. Al-Syams [91]:1-6
َ”Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.” وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
“Dan bulan apabila mengiringinya.” وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
“Dan siang apabila menampakkannya.” وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
“Dan malam apabila menutupinya (gelap gulita).” وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا
“Dan langit serta pembinaannya (yang menakjubkan).” وَالسَّمَاء وَمَا بَنَاهَا
“Dan bumi serta penghamparannya.” وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا
Dalam QS. Al-Lail [92]: 1-2
“Demi malam, apabila menutupi (cahaya siang),” وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
“Dan siang, apabila terang-benderang,” وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
Dalam QS.Al-‘Ashr [103]:1
“Demi masa (waktu asar),” وَالْعَصْرِ