Umroh.com – Sebagaimana yang kita tahu, puasa menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun hawa nafsu maupun mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT. Lalu bagaimana jika seseorang memiliki hadats besar atau dalam kondisi junub saat puasa padahal orang tersebut diharuskan mandi junub pada waktu malam, tapi tertidur hingga pagi yang menjadi bagian dari waktu ibadah puasa? Supaya tidak keliru simak jawabannya untuk Anda.
Jawaban Rasulullah Junub Saat Puasa
Dilansir dari islam.nu.or.id pada saat itu Nabi Muhammad menjadi tempat bertanya bagi para sahabatnya jika mereka menemui hal-hal yang muskil terkait dengan ajaran agama Islam. Salah satu persoalan yang mengganjal hati seorang sahabatnya sehingga dia menanyakan langsung kepada Nabi Muhammad adalah puasa bagi orang yang sedang junub (berhadats besar karena keluar mani atau berhubungan badan).
Suatu ketika, Nabi Muhammad sedang berada di rumah Sayyidina Aisyah. Tiba-tiba, ada salah seorang sahabat beliau yang mengetuk pintu. Nabi Muhammad kemudian langsung keluar dan menemui tamunya itu. Semula sahabat tersebut sedikit sungkan untuk mengungkapkan persoalannya karena tahu Sayyidah Aisyah sedang di dalam.
Dia malu jika Ummahatul Mukminin itu sampai mendengar dan tahu persoalannya itu. Setelah menenangkan mentalnya, sahabat tersebut lantas menyampaikan permasalahannya kepada Nabi Muhammad dengan suara yang agak pelan. Katanya, persoalan tersebut sebetulnya sudah terjadi pada bulan Ramadhan yang belum lama berlalu. Namun kasus tersebut terus membuatnya gelisah dan resah hingga waktu itu.
Sahabat tersebut kemudian menceritakan jika pada bulan Ramadhan lalu dia sedang junub. Entah tidak sempat atau lupa atau tidak cukup waktunya, dia belum mandi besar. Sementara waktu Sholat Shubuh sudah masuk. Katanya, apakah berpuasa dalam keadaan junub seperti itu diperbolehkan? “Wahai sahabatku, engkau tidak usah gelisah. Akupun pernah mengalami kejadian serupa yang engkau alami itu. Engkau tak usah ragu, puasamu tidak batal. Aku saat itu tetap berpuasa meski dalam keadaan junub,” jawab Nabi Muhammad, dikutip buku Pesona Ibadah Nabi (Ahmad Rofi’ Usmani, 2015).
Sahabat tersebut tidak langsung menerima jawaban Nabi Muhammad. Dia tidak puas. Katanya, dirinya dengan Nabi Muhammad berbeda, tidak sama. Nabi Muhammad adalah seorang Rasul Allah. Dosa-dosanya, baik di masa lalu, di masa kini, dan di masa depan pasti diampuni Allah. Sementara dirinya adalah hamba biasa.
Baca juga : Menu Sahur Andalan! Ini 7 Resep Tumis Enak dan Mudah
“Sahabatku! Sungguh aku selalu berharap menjadi orang yang paling takut kepada Allah dan menjadi orang yang paling mengetahui cara-cara bertakwa,” timpal Nabi Muhammad. Begitulah jawaban Nabi Muhammad saat ada salah seorang sahabatnya yang meminta jawaban atas puasa bagi orang junub. Beliau menegaskan bahwa puasa bagi orang junub tetap sah, tidak batal, karena beliau sendiri juga pernah mengalami kasus yang sama. Dalam salah satu hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah berkata:
“Rasulullah di saat subuh dalam keadaan junub setelah bersetubuh, bukan karena mimpi, beliau tidak membatalkan puasanya dan tidak meng-qadha’nya. Menurut keterangan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam, dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang sedang junub boleh menunda mandi besar hingga waktu setelah terbit fajar. Kendati demikian, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi sebelum waktu subuh tiba. “Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Subuh”.
Doa Niat Mandi Besar
Umroh.com merangkum, berikut ini niat yang bisa kamu baca saat mandi besar yang dilengkapi dengan panduan mandi besar saat puasa.
“Bismillahirrahmanirrahim.. Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon lillaahi ta’aalaa”
Artinya: Dengan menyebut nama Allah, aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabah, fardhu karena Allah Ta’ala”.
Tata Cara Mandi Besar
Pada dasarnya tata cara mandi besar saat puasa untuk perempuan yang baru selesai haid, nifas, atau lelaki yang baru saja bersyahwat sama saja. Hal yang menjadikan pembeda di sini adalah niat yang dibaca sebelum bersuci.
Berikut ini panduan mandi besar saat puasa lengkap sesuai dengan urutannya.
- Baca niat mandi besar atau mandi junub terlebih dahulu.
- Bersihkan telapak tangan sebanyak tiga kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan.
- Bersihkan kemaluan berikut kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri.
- Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun.
- Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti saat akan sholat. Yaitu dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki.
- Masukkan tangan ke dalam air, kemudia sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Kalau sudah, guyur kepala dengan air sebanyak tiga kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.
- Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh bagian kiri.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Demikianlah artikel mengenai junub saat puasa pada pembahasan kali ini. Semoga dengan melakukan mandi junub ini Anda bisa melaksanakan puasa dengan tidak melakukan larangan