1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Kaya yang Hakiki Adalah Kaya Hati

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Kekayaan memang sepertinya seringkali diidentikkan oleh seseorang dengan kondisi banyaknya harta atau uang yang dimiliki. Namun perlu kita tahu, bahwa sesungguhnya kekayaan itu tidak selalu sebatas berwujud harta benda.

Kekayaan yang hakiki tidak semata-mata diukur dengan besarnya angka-angka akan suatu materi yang dimiliki. Karena kekayaan itu sebenarnya bentuknya sangat luas sekali. Contohnya saja seperti keluasan hati ketika seorang hamba dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Termasuk juga sikap seorang hamba dalam menerima dan juga mensyukuri atas apa yang dia miliki. Justru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa itulah bentuk kekayaan yang sebenarnya.

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Kekayaan bukanlah banyak harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (Hadis riwayat Bukhari Muslim)

Ibnu Baththal berkata, “Hadis ini bermakna bahwa kekayaan yang hakiki bukan pada harta yang banyak. Karena, banyak orang yang Allah luaskan harta padanya namun ia tidak merasa cukup dengan pemberian itu, ia terus bekerja untuk menambah hartanya hingga ia tidak peduli lagi dari mana harta itu didapatkan, maka, sesungguhnya ia orang miskin, disebabkan karena ambisinya yang sangat besar.”

Oleh karena itu kekayaan sesungguhnya adalah kekayaan jiwa. Orang yang merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak terlalu berambisi untuk menambah hartanya dan terus-menerus mencarinya, maka berarti ia orang yang kaya”

Al-Qurthubi berkata, “Hadis ini bermakna bahwa harta yang bermanfaat, agung dan terpuji adalah kekayaan jiwa.”

Oleh karena itu, tidak selalu harta benda atau uang yang banyak itu pasti mendatangkan kebahagian. Dan tak selamanya juga harta benda dan uang banyak membawa kebaikan dan kesenangan bagi pemiliknya.

webinar umroh.com

Karena kekayaan yang hakiki pada dasarnya adalah sesuatu yang manusia rasakan dalam hatinya. Hatilah yang menjadi faktor untuk paling dapat menentukan apalaj seorang manusia menjadi senang atau sengsara, kaya atau miskin, dan bahagia atau sedih. Semuanya berpangkal dari dalam hati.

Untung mendatangkan kebagiaan dan ketengan, wajib bagi kita untuk memiliki hati yang takut kepada azab Allah, beriman, penuh rasa syukur, dan cinta kepada Pemilik dan Pemberi rizki sebenarnyalah. Itulah cara mutlaku bagi kita untuk memperoleh kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki. Bukan dari harta semata.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang dunia adalah ambisinya, maka Allah akan menghancurkan kekuatannya, menjadikan kemiskinan di depan matanya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah Allah takdirkan”.

“Dan barangsiapa akhirat adalah tujuannya, maka Allah akan menguatkan urusannya, menjadikan kekayaannya pada hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR Ibnu Majah)

Semoga Allah SWT menganugerahkan pada kita semua hati yang kaya, yang selalu bergantung dan berserah diri kepada-Nya.