Bagi seorang muslim tentunya tidak akan pernah asing mendengar nama ka’bah karena ka’bah itu sendiri adalah sebuah bangunan suci yang terletak di kota Mekkah serta ka’bah dijadikan sebagai arah kiblat saat akan melaksanakan ibadah, seperti shalat. Ka’bah sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya kubus, dan memang bentuknya menyerupai bentuk kubus dengan ukuran tinggi 13,10 meter dan kedua sisinya memiliki panjang dan lebar masing-masing 11,03 meter kali 12,62 meter. Ka’bah sendiri menyimpan sebuah batu dari surga yang diletakkan menghadap ke arah matahari terbit, batu tersebut dinamakan dengan Hajar Aswat.
Baca juga: Terkuak, Ini Sosok Raja yang Menghancurkan Ka’bah
Bagi bangsa Arab ka’bah itu sendiri memiliki kedudukan yang sangat penting serta memiliki posisi yang mulia serta terhormat, bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi juga untuk masyarakat yang hidup diwilayah tandus Arab begitupun dengan umat muslim yang ada di dunia ini, kedudukan ka’bah begitu mulia dan terhormat.
Hal ini dikarenakan eksistensi kota Mekkah, kota Mekkah sendiri memiliki nama kuno yaitu Bakkah (Matchoraba) yang tentunya tidak akan pernah bisa dipisahkan dari keberadaan ka’bah, serta keberadaan ka’bah itulah yang menjadikan julukan Mekkah sebagai Bait Al-Atiq (tempat rumah tertua di muka bumi di bangun).
Umroh.com merangkum, ka’bah itu sendiri tentunya memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan seluruh umat muslim yang ada di dunia dan tidak hanya bagi jamaah umroh dan haji saja yang menganggap bahwa ka’bah merupakan tempat suci tetapi bagi umat muslim tentunya. Bapak dari sekalian manusia yaitu para ulama menyebutkan bahwa yang membangun pertama kali ka’bah adalah Nabi Adam AS telah membangun ka’bah ini sebagai tempat ibadah untuk para anak cucunya. Maka bisa disimpulkan bahwa usia ka’bah sudah sangat tua, karenanya Al-Qur’an menyebutkan bahwa ka’bah sebagai rumah purba kebudayaan umat muslim.
Baca juga: Yuk Lihat Langsung Keindahan Ka’bah, Cukup Mudah Lho Caranya!
Al-Jurjawi juga pernah mengatakan bahwa di masalalu dalam sejarah bangsa china dan india mereka sangat mengenal ka’bah. Bukan hanya umat muslim di dunia yang menyakini ka’bah sebagai lambing kesucian, tetapi bangsa India menyakini bahwa ruh dewa Syiwa telah menitis ke dalam Hajar Aswad ketika dewa tersebut sedang berkunjung ke wilayah Hijaz bersama istrinya, dan mereka berdua sangat menyukai batu itu diatas segalanya.
Baca juga: Sudahkan Anda Sholat Hari Ini? Kalau Belum, Yuk Cek Jadwal Sholat Terlengkap di Sini
Kedudukan sebelum datangnya Islam
Dalam sejarah dijelaskan bahwa bukan hanya bangsa India saja yang menyakini bahwa ruh dewa Syiwa telah bersemayam di ka’bah,bangsa Persia pun menaruh hormat kepada tempat suci ini, mereka percaya bahwa terdapat arwah Hurmuz telah bersemayam di dalam ka’bah. Bangsa Persia itu sendiri telah melakukan kunjungan ke bangunan ka’bah ini sebelum kedatang islam di bangsa Arab. Hal ini dapat dibuktikan dari syair-syair mereka.
Umat Shabi’ah dimana sebuah aliran kepercayaan yang menyakini tentang kekuatan bintang juga sangat menghormati ka’bah, mereka menganggap bahwa ka’bah adalah bangunan dari tujuh kuil yang wajib mereka hormati dan disucikan. Negara timur banyak sekali yang menganut aliran kepercayaan ini bahkan sampai sekarang.
Pengikut Yahudi pun sangat memberikan hormat kepada ka’bah ini, karena menurut informasi yang didapat, bahwa umat Yahudi pada masa lalunya menggunakannya sebagai tempat ibadah yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS. Bangsa Nasrani pun tidak kalah dengan yang diberikan oleh pengikut agama lain, mereka sangat menghormatinya, serta meletakkan banyak gambar serta patung di sekitarnya. Mereka memasang patung Ibrahim, Ismail, Mariam, Isa dan lain-lainnya. Arab pun ketika belum kedatangan Islam meniru tradisi Nasrani ini dengan memasang patung-patung mereka sesuai dengan kelompok suku mereka masing-masing. Posisinya itu sendiri sangat tinggi dihadapan bangsa Arab.
Bangsa Arab itu sendiri menjadikan bumi itu sebagai bumi suci dan terhormat, tidak diperbolehkan adanya pertumpahan darah di bumi ini yaitu Mekkah. Setiap orang yang datang ke Mekkah tentunya sudah mendapatkan jaminan keamanan, bahkan bukan hanya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sekalipun akan mendapatkan jaminan perlindungan sepenuhnya. Bentuk penghormatan lain yang diberikan oleh bangsa Arab itu sendiri adalah yang hidup disekitarnya adalah dengan mengunjunginya setiap tahun. Bulan-bulan berkunjung (haji) itu adalah Syawal, Dzulqa’dahz dan Dzulhijjah. Bangsa Arab akan menghentikan perang pada bulan ini. Mereka pula memberikan jaminan berupa keamanan kepada orang-orang yang hendak berkunjung ke sana. Mereka juga sepakat bahwa pada bulan ini harus terjamin keamanannya sampai para pengunjung kembali ke tanah asalnya.
Meluruskan pandangan yang keliru pada zaman jahiliyah
Pada masa jahiliah, ada penjaga keamanan yang dikenal dengan nama Hilful Fudhul. Mereka merupakan gabungan pasukan Bani Hasyim, Bani Asad, Bani Tamim, dan pasukan Bani Zhrah. Tugas mereka menjaga Mekkah agar bersih dari berbagai bentuk tindak kezaliman, baik kepada warga Mekkah sendiri atau bukan. Mereka akan menangkap dan menghukum pelaku kezaliman serta memberikan hak pihak yang dizalimi. Lembaga keadilan dan keamanan ini masih ada sampai zaman Nabi.
Ketika mengomentari majelis itu, Nabi bersabda, “Aku telah benar-benar menyaksikan sebuah perkumpulan di rumah Abdullah bin Jud’an. Aku tidak lebih senang jika memiliki ternak merah. Jika saja aku diajak (untuk mengikuti perkumpulan itu) di zaman Islam, niscaya aku akan mengabulkannya.” (HR. Baihaqi, No. 13.461).
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 10 Fakta Menarik tentang Bangunan Primadona di Mekkah
Umat Islam mempertahankan beberapa tradisi, baik yang ada pada masa jahiliah dan meluruskan yang salah dari tradisi itu. Larangan membunuh hewan dan merusak tumbuh-tumbuhan tetap diberlakukan. Jaminan keamanan bagi mereka yang masuk wilayah ini juga diberlakukan. Begitu pula dengan perlindungan dari berbagai bentuk kezaliman.