Shalat dhuha sendiri bisa dilakukan mulai dari dua rakaat sampai dengan dua belas rakaat. Dan setiap rakaat yang dikerjakan juga memiliki sebuah kedudukan istimewa. Berikut Allah telah memberikan sebuah kedudukan yang begitu istimewa bagi orang-orang yang gemar melaksanakan Dhuha, berdasarkan dengan jumlah rakaatnya:
– Orang-orang yang mengerjakan dua rekaat shalat Dhuha akan tercatat sebagai orang yang tidak lalai
– Orang-orang yang mengerjakan empat rekaat shalat Dhuha tercatat sebagai orang yang muhsinin (berbuat baik)
– Orang-orang yang mengerjakan emam rekaaat shalat Dhuha akan tercatat sebagai hamba yang taat
– Orang-orang yang mengerjakan shalat Dhuha delapan rakaat tercatat sebagai hamba yang juara (Sukses)
– Orang-orang yang mengerjakan dua belas rekaat shalat Dhuha akan dibuatkan sebuah rumah yang indah disurga
Sebagaiman hadist yang menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
Dari Abi Dzar ra, Rasulullah saw bersabda, “Bila engkau melaksanakan dua rekaat shalat Dhuha maka engkau tidak dicatat sebagai hamba yang lalai, atau empat rekaat maka engkau akan dicatat sebagai hamba yang muhsinin (berbuat baik), atau enam rakaat engkau akan dicatat sebagai hamba uang taat, atau delapan maka engkau akan dicatat sebagai hamba yang juara (Sukses), atau sepuluh maka pada hari ini dosamu tidak dicatat, atau dua belas rakaat maka Allah akan membangunkan rumah disurga”
– Tata Cara Pelaksanaan Shalat Dhuha
Shalat Dhuha dilakukan setiap dua rakaat-dua rakaat dan memberikan salam pada setiap akhir dua rakaat tersebut. Jadi, ketika kita melaksanakan shalat Dhuha, apabila jumlahnya lebih dari dua rakaat, kita tidak melaksanakannya sekaligus seperti empat, enam, delapan, atau malah dua belas rakaat dengan hanya satu kali salam.
Jika jumlah rakaatnya lebih dari dua, maka tetap dilakukan dengan dua rakaat-dua rekaat dengan salam pada masing-masing dua rakaat itu. Jika shalat dhuha dilakukan langsung sekaligus tanpa salam untuk yang jumlah rakaatnya lebih dari dua, maka otomatis shalat dhuha yang dikerjakan tidaklah sah.
Hal ini berdasarkah refrensi penjelasan dari sebuah hadist Rasullulah SAW,
Dari Ummi Hani binti Abu Thalib bahwa Rasulullah saw mengerjakan Shalat sunnah Dhuha pada saat penaklukan Makkah sebanyak delapan rakaat kemudian salam pada setiap dua rakaat. (HR.Ibnu Majah)
Sebenarnya hal yang paling penting disini bukan lah kuantitasnya melainkan kualitas. Menjalankan shalat dhuha dengan lebih sedikit rakaat lebih baik dari mengerjakan banyak rakaat tetapi tidak khusuk.
Hendaknya shalat dhuha dilakukan secara istiqomah dan rutin agar dapat memperoleh keutamaan-keutamaan yang disebutkan diatas. Selain itu membaca Alqur’an setelah shalat dhuha juga disarankan karena manfaat membaca Alqur’an sangatlah besar.
Orang tua juga sudah selayaknya dapat mengerti bagaimana cara mengajari anak sholat dan emotivasi untuk mengerjakan ibadah baik wajib maupun. Semoga dengan mengerjakan shalat dhuha kita dapat menambah kadar keimanan dan fungsi iman kepada Allah SWT dapat tercapai dalam hidup.