Umroh.com – Kini kita hanya bisa melihat Masjidil Aqsha ditengah konflik yang berkecamuk di Kota Yerusalem. Padahal masjid ini merupakan tempat sangat bersejarah bagi umat Islam. Selain itu pada masa jayanya Masjidil Aqsha begitu istimewa bahkan salah satu perintah terbesar Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam salah satunya melalui tempat ini. Bagaimana sih keistimewaan Masjidil Aqsha ini? Berikut penjelasannya.
Berdasarkan pemaparan tim Umroh.com, Masjid Al-Aqsha yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat sholat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama 13 tahun selama Nabi Muhammad sallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan Islam di Makkah hingga 17 bulan setelah hijrah ke Medinah. Setelah Rasulullah mendapat wahyu, barulah kiblat dipindah menghadap Ka’bah di dalam Masjidil Haram, Makkah hingga sekarang.
Baca juga: Terkuak, Ini Alasan Masjidil Aqsha Jadi Kiblat Umat Muslim
Di sisi lain, karena peperangan dan sengketa yang telah terjadi ratusan tahun lalu, Masjidil Aqsha juga dianggap tempat suci bagi kaum Nasrani dan Yahudi.
Bagian dari Masjidil Aqsha
Kompleks Masjidil Aqsha memiliki beberapa nama yang dikenal dari tiga agama yang mensucikannya. Masjid Al Aqsha, juga disebut dengan Baitul Maqdis atau Bait Suci, Al Haram Asy Syarif yang berarti Tanah Suci yang Mulia, atau Bukit Bait.
Kompleks dengan luas 144.000 meter persegi ini memiliki banyak tempat atau situs yang disucikan oleh tiga agama samawi di dalamnya. Antara lain bangunan Jami’ Al Aqsha (bangunan berkubah biru), Kubah Shakhrah (bangunan berkubah emas), lalu Dome of The Rock.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Dalam Dome of Rock ini saat Khalifah Umar bin Khattab, ditemukan sebuah batu hitam bernama Sakhrah Muqaddasah sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mi’raj menghadap Allah subhanahu wa ta’ala untuk menerima perintah sholat.
Sebagai umat muslim, kita perlu meyakini Nabi Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha dalam peristiwa Isra’ Mi’raj dari tempat ini, setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al Haram di Mekkah.
Kilas sejarah Masjidil Aqsha
Masjid Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di atas dunia ini setelah Masjid Al-Haram (Makkah). Selang waktu pembangunan diantara keduanya hingga 40 tahun. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam,dari pertanyaan sahabar Abu Dzar:
“Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Beliau bersabda, “Al-Masjid Al-Haram”.
Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau bersabda, “Kemudian Al-Masjid Al-Aqsha”. Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis”.
Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama antara keduanya?”. Beliau menjawab, “Empat puluh tahun”. (HR Ahmad dari Abu Dzar)
Pondasi Masjid Al-Aqsha diletakkan Allah subhanahu wa ta’ala sejak jaman Nabi Adam ‘alaihis salam. Dalam kurun waktu sekian lama, bangunan itu rusak dan runtuh dimakan waktu. Areal tanah sekitar Masjid Al-Aqsha juga termasuk ke dalam kawasan masjid tersebut. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sholat di tanah itu, bagian Masjid Al-Aqsha.
Ulama terdahulu Ibnul Qayyim Al-Jauzyah menyebutkan, Masjid Al-Aqsha dibangun kembali di atas pondasinya oleh cucu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, yakni Nabi Ya`qub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alaihis salam.
Keturunan berikutnya, yang membangun ulang masjid itu ialah Nabi Daud bin Ya’qub ‘alaihis salam. Barulah bangunan Masjid Al-Aqsha diperbaharui oleh putra Nabi Dawud ‘alaihis salam, yakni Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Mereka para nabi utusan Allah membangun kembali Masjid Al-Aqsha adalah untuk tempat ibadah mendirikan sholat di dalamnya, bukan mendirikan kuil sinagog seperti seperti klaim Yahudi.
Seperti disebutkan di dalam hadits tentang Nabi Sulaiman bin Dawud yang pernah membangun kembali Baitul Maqdis sebagai tempat berdoa dan beribadah kepada Allah.
”Sesungguhnya ketika Nabi Sulaiman bin Dawud membangun kembali Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah ’azza wa jalla tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah ’azza wa jalla agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukum-Nya, lalu dikabulkan; dan meminta kepada Allah ’azza wa jalla dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan; serta memohon kepada Allah bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan sholat di situ, kecuali agar dikeluarkan kesalahannya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya”. (HR An-Nasa’i)
Masjid Al-Aqsha yang Anda lihat saat ini adalah masjid yang dibangun secara permanen oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H.
Seiring berjalannya waktu, masjid ini mengalami beberapa perpindahan kekuasaan karena sengketa tiga agama samawi, yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Saat kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama pada tahun 1099, pengelolaan Masjidil Aqsha lepas dari tangan umat Islam. Jami’ Al Aqsha diubah menjadi istana dan dinamakan Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo), sedangkan Kubah Shakhrah diubah menjadi gereja dan dinamakan Templum Domini atau Kuil Tuhan.
Masjidil Aqsha dikembalikan fungsinya seperti semula setelah umat Islam berhasil mengambil alih kepemimpinan kompleks ini pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Setelah itu, umat Islam mengelola Masjidil Aqsha sebagai wakaf tanpa gangguan hingga pendudukan Israel atas Yerusalem pada 1967.
Ingin melihat Masjidil Aqsha secara langsung? Yuk temukan paket umrohnya di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Keistimewaan beribadah di Masjidil Aqsha
Selayaknya tempat istimewa, Masjidil Aqsha juga memiliki keistimewaan jika Anda beribadah di sana. Keutamaan-keutamaan ibadah ini dikisahkan dari hadist-hadist Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa sallam.
1. Sholat di dalamnya 250 kali lipat pahalanya dari masjid lain
Umroh.com merangkum, hadits berikut ini menunjukkan, sholat di Masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Masjidil Haram seperti empat kali sholat di Masjid Aqsha. Sehingga pahala sholat di Masjidil Aqsha setara dengan 250 kali dari masjid lainnya.
Dalam hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan,
“Kami saling bertukar pikiran tentang, mana yang lebih utama, masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Satu sholat di masjidku lebih utama dari empat sholat padanya, dan ia adalah tempat sholat yang baik. Hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya (dalam riwayat lain : seperti busurnya) dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih baik baginya dari dunia seisinya” (HR Ibrahim bin Thahman dalam kitab Masyikhah Ibnu Thahman, Ath-Thabrani dalam kitab Mu’jamul Ausath, dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak)
Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits yang shahih sanadnya, dan Al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Ulama hadist terkemua lainnya, Adz-Dzahabi dan Al-Albani sepakat dengan beliau. Hadits ini adalah hadits yang paling shahih tentang pahala sholat di Masjidil Aqsha.
2. Masjid Al-Aqsha Tempat I’tikaf yang Utama
Keistimewaan sholat di Masjidil Aqsha selanjutnya adalah menjadi tempat i’tikaf yang utama. I’tikaf yang paling utama dilakukan oleh seorang Muslim adalah di salah satu dari tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha. Walaupun harus melakukan perjalanan yang melelahkan ke sana.
Di dalam hadits disebutkan:
“Tidak ada i’tikaf (yang utama), kecuali di tiga masjid, Masjid Madinah (Masjid Nabawi), Masjid Makkah (Masjidil Haram), dan Masjid Iliya (Masjidil Aqsha)“. (HR Al-Baihaqiy dan Ath-Thabrany).
3. Masjid Al-Aqsha tempat ziarah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah
Keistimewaan lainnya adalah Masjidil Aqsha sebagai tempat ziarah, atau berkunjung yang dianjurkan oleh Rasulullah. Beliau sallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Dengan dasar hadits ini, Masjid Al-Aqsha merupakan tempat kunjungan yang mulia. Maka sangat dianjurkan untuk berziarah ke sana, sholat di dalamnya, dan mengetahui secara mendalam tentangnya.
Punya rencana untuk berangkat Umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Begitu mulianya berziarah ke masjid Al-Aqsha tersebut, hampir seluruh sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkunjung ke sana. Beberapa di antaranya yaitu Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah, Abu Hurairah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Abbas, Abu Ubaidah bin Jarrah, Mu’az bin Jabbal, Bilal bin Rabbah, Khalid bin Walid, dan masih banyak lainnya.