Anak-anak sudah seharusnya kita jaga agar selalu merasa bahagia. Setiap orang tua tentunya akan melakukan segala hal untuk membuat anak merasa nyaman dan tenang. Akan tetapi, ada saat di mana orangtua lepas kendali dan melakukan perbuatan yang sebaliknya. Di luar kesadarannya, orang tua melakukan kekerasan.
Kekerasan yang dilakukan orang-orang sekitar bisa berakibat buruk pada fisik dan mental anak. Anak yang kerap mengalami kekerasan beresiko memiliki sifat yang keras di kemudian hari. Ia mudah mencontoh perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua. Di kemudian hari, ketika fisiknya sudah lebih besar dan kuat, ia akan melakukannya kepada orang lain. Ia juga akan menjadi orang yang tidak peka terhadap perasaan orang lain.
Sebagai orang tua, kita harus menghindari segala bentuk kekerasan kepada anak. Dilansir dari 24 Hours Parenting, ada 4 bentuk kekerasan yang harus dihindari oleh orang tua.
Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah tindakan kekerasan yang melukai badan anak. Biasanya, kekerasan fisik berupa memukul (dengan atau tanpa alat), menyentil, menjewer, menampar, atau menjambak. Orang tua yang melakukan kekerasan fisik biasanya berdalih untuk mendidik anak. Padahal Rasulullah sendiri tidak pernah mencontohkan untuk memukul anak hingga melukai fisiknya.
Kekerasan Emosional
Tidak menyakiti fisik anak bukan berarti anak terbebas dari tindakan kekerasan. Kekerasan juga bisa dilakukan dilakukan dalam bentuk kekerasan emosional. Kekerasan model ini adalah rasa sakit yang diakibatkan bukan pada fisik, namun kepada emosi dan mental anak. Biasanya Kekerasan ini dilakukan dengan menyebut anak dengan label-label negatif, seperti nakal, bodoh, malas, dan sebagainya. Kekerasan emosional juga dilakukan dengan membentak, mengancam, dan mempermalukan anak di depan umum.
Pengabaian
Karena masih kecil, sangat wajar jika mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia masih membutuhkan bantuan orang tua agar kebutuhan dasarnya terpenuhi. Karena itu, mengabaikan kebutuhan dasarnya merupakan salah satu bentuk kekerasan. Jika orang tua tidak memiliki memenuhi kebutuhan anak (seperti makan, minum, pakaian, dan kebersihan) dengan sengaja, maka hal tersebut termasuk tindakan pengabaian. Mengacuhkan anak, serta mengurung anak di dalam kamar, juga merupakan salah satu bentuk kekerasan yang berbentuk pengabaian.
Kekerasan Seksual
“Ah, tidak mungkin saya melakukan kekerasan seksual, apalagi pada anak sendiri”. Betul. Jika orang tua menyayangi anak, tentunya ia tidak akan melakukan kekerasan dalam bentuk seksual. Walaupun tidak separah kekerasan seksual yang kita lihat dalam berita di televisi, orang tua juga bisa melakukan kekerasan seksual pada anak tanpa disadari. Salah satu bentuk kekerasan seksual tanpa disadari adalah mencium anak meski ia menolak. Membiarkannya menonton atau melihat tayangan tidak senonoh juga merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual.
Hindari melakukan kekerasan pada anak. Jika anak memang perlu ditegur dan diingatkan, orang tua bisa menghukumnya tanpa kekerasan. Hukum ia dengan memberikan waktu berpikir (time out), kemudian jelaskan alasan mengapa ia dihukum. Pastikan hukuman yang diberikan tidak melukai mereka orang tua.
Orang tua juga bisa mengajak anak berbicara dan ngobrol saat situasi telah tenang. Saat berbincang, orang tua bisa memberikan pesan-pesan dan nasihat-nasihat. Ketika kondisi emosi anak telah tenang, ia akan lebih mudah menerima nasihat. Orang tua juga tidak perlu melakukan kekerasan kepada anak.