1
Sejarah Islam

Keresahan Rasulullah Setelah Menerima Wahyu Pertama

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Wahyu pertama datang di Gua Hira, di Jabal Nur. Kala itu, Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tengah menyendiri. Beliau banyak merenung mengenai keadaan kaumnya, terutama setelah mendapat mimpi yang merupakan tanda kenabian.

Saat itu, Malaikat Jibril datang dan berkata, “Bacalah”. Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril kemudian memeluknya dengan kuat, dan berkata lagi, “Bacalah”. Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Jibril kemudian memeluknya dengan sangat kuat lagi, lalu setelah melepas pelukannya, ia berkata “Bacalah”. “Aku tidak bisa membaca”, jawab Nabi lagi.

Jibril kemudian memeluk Rasulullah lagi. Setelah dilepaskannya pelukannya, Jibril berkata, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Nabi Muhammad Pulang dengan Gemetar

Usai menerima wahyu dari Malaikat Jibril, Rasululllah turun dan kembali ke rumah Khadijah. Saat itu, badan beliau gemetar, kemudian berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku.. Selimuti aku”.

Khadijah yang melihat kedatangan suaminya langsung menyelimutinya. Ketika Khadijah menyelimuti Nabi Muhammad SAW, hilanglah separuh rasa takutnya. Nabi kemudian bertanya, “Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?”. Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.

Nabi Menceritakan Kekhawatirannya kepada Khadijah

Nabi kemudian berkata, “aku amat khawatir terhadap diriku”. Melihat kekhawatiran suaminya, Khadijah berusaha menenangkan. Khadijah berkata, “Sekali-kali, janganlah takut. Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh, engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu, serta penolong orang yang menegakkan kebenaran”.

webinar umroh.com

Khadijah dan Nabi Muhammad Menemui Waraqah Bin Naufal

Setelah itu, Khadijah bersama Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pergi menemui Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah saudara ayah Khadijah. Ia adalah seseorang yang telah memeluk Nasrani sejak zaman Jahiliyah. Waraqah juga merupakan seseorang yang pandai menulis Al Kitab dalam bahasa Arab. Waraqah menyalin Kitab Injil dalam Bahasa Arab sebanyak yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Akan tetapi, saat itu usia Waraqah telah lanjut dan matanya telah buta.

Khadijah kemudian bertanya kepada Waraqah, “Wahai Paman, dengarkan kabar dari anak saudaramu ini”. Waraqah kemudian bertanya, “Wahai anak saudaraku, apa yang terjadi atas dirimu?”.

Rasululllah kemudian menceritakan peristiwa yang dialaminya. Mendengar cerita Nabi Muhammad, Waraqah berkata, “(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih hidup ketika kamu diusir oleh kaummu”.

Mendengar perkataan Waraqah, Nabi kemudian bertanya, “Apakah mereka akan mengusir aku?”.

“Ya, betul”, jawab Waraqah. “Tidak ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya.

TIdak lama setelah Khadijah dan Nabi Muhammad menemui Waraqah, Waraqah meninggal dunia.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.