Khalid bin Walid mulanya merupakan salah seorang kaum Quraisy yang memusuhi Rasulullah. Sebelum memeluk Islam, ia dikenal sebagai seorang pemuda penunggang kuda yang tangguh, serta pahlawan bagi suku Quraisy. Ia terlibat dalam Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq. Ia merupakan salah seorang yang memainkan peranan penting dalam Perang Uhud, bersama dengan Ikrimah bin Abu Jahal.
Hidayah Datang Lewat Surat Saudaranya
Namun kemudian, Allah menghendaki kebaikan kepada Khalid bin Walid. Allah kemudian meniupkan hidayah ke dalam hati Khalid. Peristiwa itu berawal saat suatu hari, Rasulullah menuju ke kota Mekkah untuk melakukan Umrah qadha. Dalam rombongan Rasulullah, turut pula Al Walid Bin Walid yang merupakan saudara dari Khalid bin Walid. Al Walid ini telah lebih dulu masuk Islam.
Sesampainya di Mekkah, Al Walid mencari-cari saudaranya, Khalid, namun ia tidak menemukannya. Kemudian lewat sepucuk surat, Al Walid menulis surat untuk Khalid. Dalam suratnya, Al Walid bertanya mengapa Khalid tidak juga mau memeluk Islam, padahal Khalid dikenal sebagai seseorang yang cerdas.
Dalam surat tersebut, Al Walid juga menceritakan bahwa Rasulullah pernah menanyakan Khalid. Kepada Rasulullah, Al Walid kemudian menjawab “Semoga Allah memberinya (Khalid) hidayah”. Kemudian Al Walid bercerita, bahwa Rasulullah berkata, “Andaikan Khalid menggunakan kehebatan dan ketangguhannya (yang selama ini ia gunakan untuk yang lain) bersama kaum muslimin, tentu itu akan menjadi hal yang lebih baik baginya”. Al Walid pun menutup suratnya dengan ajakan kepada Khalid untuk menjemput peluang-peluang kebaikan yang sempat luput.
Saat membaca surat itu, Khalid ternyata merasa gembira karena mengetahui Rasulullah pernah menanyakan tentang dirinya. Surat tersebut membuatnya semakin ingin memasuki Islam. Akhirnya ia pun memantapkan niat untuk menemui Rasulullah. Khalid meyakini bahwa jalan Islam merupakan jalan yang lurus, dan Muhammad merupakan Rasul dari Allah.
Khalid kemudian bermimpi, ia berada di sebuah daerah yang sempit dan gersang. Di sana tidak ada tanaman dan air, namun kemudian dalam mimpinya ia tampak pergi menuju daerah yang hijau dan luas. Mimpi tersebut seakan menjadi petanda bagi Khalid, dan ia pun menyambutnya dengan segera keluar dari rumah dan bertekad menemui Rasulullah.
Mengajak Dua Rekannya, Namun Ditolak
Khalid kemudian bertemu dengan Shafwan bin Umayyah. Khalid sempat mengajak Shafwan menemui Rasulullah dan masuk Islam. Ia membujuk Shafwan, namun Shafwan tetap tidak mau menerima ajakan Khalid. Khalid memakluminya karena saudara dan ayah Shafwan pernah terbunuh saat Perang Badar.
Khalid kemudian bertemu dengan Ikrimah Bin Abu Jahal. Ia pun menyampaikan ajakan serupa, seperti yang ia utarakan kepada Shafwan. Ikrimah juga menolak untuk mengikuti ajakan Khalid.
Utsman Bin Thalhah Menerima Ajakannya
Penolakan dari kedua rekannya itu tidak mengurungkan niat Khalid. Ia kembali ke rumah dan mempersiapkan kudanya, kemudian melanjutkan perjalanan. Khalid kemudian bertemu dengan Utsman bin Thalhah, yang merupakan sahabatnya. Diajaknya Utsman untuk menemui Nabi Muhammad. Utsman ternyata menerima ajakan Khalid dan mereka berdua pergi untuk memenuhi Rasulullah.
Setiba mereka di Madinah, keduanya bertemu dengan Al Walid Bin Walid. Al Walid menyambut kedatangan mereka dengan gembira, dan mengatakan bahwa Rasulullah telah mengetahui kedatangannya dan sedang menunggu mereka. Mendengar hal itu, keduanya langsung bergegas menuju ke rumah Rasulullah.
Rasulullah Menyambut Kedatangan Mereka
Di rumah, Rasulullah telah menunggu dan kemudian menyambut keduanya dengan wajah berseri-seri. Setelah dibaiat, Khalid sempat bertanya kepada Rasulullah, “Apakah Allah akan mengampuni dosaku selama ini yang telah menentang Islam?”. Rasulullah pun berkata, “Islam akan menghapus segala dosa yang telah berlalu”.
Khalid pun berkata, “wahai Rasulullah, doakanlah aku”. Rasulullah kemudian berdoa, “Ya Allah, ampunkanlah Khalid atas segala perbuatannya yang menghalangi manusia dari jalanMu”.
Khalid bin Walid yang sudah masuk Islam kemudian dikenal sebagai Pahlawan Islam dan panglima para Mujahid. Dengan izin Allah, Khalid bin Walid selalu berjaya saat memimpin pasukan kaum muslimin. Bergelar Pedang Allah, Khalid tidak pernah dikalahkan di medan perang.