Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang akrab dengan islam. Umat muslim diwajibkan berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Selain itu, banyak ibadah puasa sunnah lain yang bisa dilakukan. Salah satunya puasa Muharram.
Amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram adalah berpuasa. Bahkan keutamaan puasa Muharram berada persis di bawah puasa Ramadhan. Bisa dikatakan lebih utama dibanding puasa sunnah lainnya.
Umroh.com merangkum, ada tiga tingkat keutamaan puasa Muharram. Pertama, puasa Muharram tiga hari di tanggal 9, 10, 11. Kedua, dua hari di tanggal 9 & 10, atau 10 & 11. Ketiga, satu hari di tanggal 10 saja.
Puasa di Bulan yang Mulia
Puasa Muharram dilakukan di bulan haram. Bulan Muharram merupakan salah satu bulan haram yang dimuliakan. Selain bulan Muharram, terdapat bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Baca juga: Jangan Tunda, Lihat di Sini untuk Waktu Sholat Daerah Anda
Allah berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS.At Taubah ayat 36).
Sedangkan Rasulullah bersabda, “Dalam satu tahun ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan secara berurutan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajabnya Mudhor yang berada di antara Jumada dan Sya’ban” (HR.Bukhori).
Puasa Paling Utama Setelah Puasa Ramadhan
Berpuasa di Bulan Muharram adalah amalan yang paling utama. Bahkan Puasa Muharram adalah puasa yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadhan. Keutamaan Puasa Muharram itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan Imam Ahmad, suatu hari, ada Sahabat yang bertanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu, dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”. Rasulullah kemudian bersabda, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.”
Menghapus Dosa
Keutamaan puasa Muharram di tanggal 10 (Puasa Asyura) adalah diampuninya dosa setahun sebelumnya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah pernah ditanya tentang puasa Asyura. Beliau kemudian menjawab, “Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya”.
Ada lagi hadist yang menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Dan berpuasa pada hari Asyura itu, aku berharap kepada Allah agar bisa menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya (setahun yang lalu)”.
Diutamakan oleh Rasulullah
Keutamaan puasa Muharram adalah menjadi puasa yang sangat diperhatikan atau diutamakan oleh Rasulullah. Dituturkan oleh Ibnu Abbas dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa ia tidak pernah melihat Nabi Muhammad memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari tersebut, yaitu hari Asyura dan bulan Ramadhan.
Mengikuti Sunnah Rasulullah
Puasa Muharram adalah sunnah yang dianjurkan Rasulullah. Melaksanakan sunnah tersebut akan memberikan nilai pahala tersendiri, terlebih dilakukan di bulan Muharram yang merupakan bulan mulia. Di bulan Muharram, amal sholeh akan dilipatgandakan pahalanya. Ibnu Abbas menuturkan bahwa Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa.
Diketahui bahwa Rasulullah memang lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban, padahal puasa Muharram kedudukannya lebih utama (lebih utama setelah puasa wajib Ramadhan). Mengenai hal tersebut, Imam Nawawi menjelaskan bahwa bisa saja beliau baru mengetahui keutamaan puasa Muharram saat beliau mendekati akhir hayat. Karena itulah Rasulullah menganjurkan puasa Tasu’a, namun tidak sempat melaksanakannya di tahun berikutnya karena telah wafat.
Anjuran untuk berpuasa Tasu’a tersebut disampaikan karena melakukan puasa Muharram di tanggal 10 saja mirip dengan tradisi umat Yahudi dan Nasrani. Kaum Yahudi dan Nasrani memang memuliakan tanggal 10 Muharram. Bagi mereka, tanggal 10 Muharram adalah saat Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaum Yahudi dengan menenggelamkan Fir’aun dan tentaranya di Laut Merah. Nabi Musa kemudian memerintahkan untuk berpuasa di hari tersebut sebagai rasa syukur.
Rasulullah kemudian memberi perintah pada kaum muslimin untuk melaksanakan puasa Muharram di tanggal 10. Namun, perintah ibadah itu mendapat pertanyaan dari para Sahabat. Mereka bertanya, bahwa bukankah memuliakan tanggal 10 Muharram dengan berpuasa adalah tradisi Yahudi? Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa kaum muslimin lebih berhak mengikuti Nabi Musa dibandingkan mereka.
Kemudian untuk membedakan puasa Asyura umat muslim dengan tradisi Yahudi,
Rasulullah menganjurkan untuk melakukan Puasa Muharram di tanggal 9 dan 10. Rasulullah bersabda, “Apabila tahun depan, Insya Allah kita akan berpuasa dengan tanggal 9 Muharram”. Namun, belum sampai waktu itu tiba, Rasulullah telah wafat.