Umroh.com – Allah SWT mencintai umat yang memiliki sifat mulia sebagai mana contoh dari Rasulullah SAW. Sifat mulia juga sangat didambakan oleh kita semua. Karena dengan sifat mulia akan dapat melahirkan berbagai sikap-sikap mulia dan menentramkan kehidupan di kalangan masyarakat. Salah satu sifat mulia yang disukai Allah SWT adalah Tawadhu. Dimana keutamaan tawadhu di dalamnya bisa Anda terima dan dapatkan.
Tawadhu adalah suatu sikap tunduk dan patuh terhadap otoritas kebenaran yang disertai dengan rasa bersedia untuk menerima kebenaran itu dari siapa pun yang mengatakannya dan dalam keadaan apapun, baik dari orang yang lebih tinggi derajatnya maupun dari orang yang lebih rendah derajatnya, baik dalam keadaan hati yang sedang ridha maupun saat hati sedang dalam keadaan marah. Sifat ini melahirkan keutamaan yang luar biasa di hadapan Allah Ta’ala dan orang lain.
Baca juga : Waspadalah! Ini 14 Bahaya Sifat Ujub yang Harus Anda Tahu
Bagaimana Caranya Bertawadhu?
Sikap tawadhu memang tidak mudah untuk dimulai, namun jika sudah dicoba dan merasakan kenikmatan dan kedamaian yang akan menerpa hati kita maka tawadhu’ akan menjadi kebutuhan tersendiri bagi diri kita.
Ada dua hal penting yang harus dilakukan untuk bersikap tawadhu. Pertama, adalah dengan bersikap selalu Ikhlas terhadap apapun yang terjadi karena semua hal yang terjadi adalah dengan seijin dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam yang pernah berkata bahwa:
“Tidaklah seorang bertawadhu’ yang ditunjukkan semata-mata karena Allah, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat (derajat)nya.” (HR.Muslim)
Kemudian yang Kedua adalah harus mempunyai Kemampuan.
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang pernah berkata:
“Barangsiapa yang menanggalkan pakaian mewah karena tawadhu’ kepada Allah, padahal ia dapat (mampu) membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat dihadap sekalian manusia, kemudian menyuruhnya memilih sendiri pakaian iman mana pun yang ia kehendaki untuk dikenakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Keutamaan Tawadhu
Sebagai umat muslim wajib memiliki sifat tawadhu sebab terdapat keutamaan memiliki sifat tawadhu dalam islam yang akan membawa kebaikan di dunia dan di akhirat, sebagai berikut :
1. Derajat Ditinggikan Allah
Orang yang memiliki sifat tawadhu justru orang yang memiliki derajat tinggi di mata Allah sebab ia mampu menahan bahaya hawa nafsu dalam Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)
2. Akhlak Mulia
Tawadhu merupakan akhlak mulia yang dimiliki oleh para nabi dan rasul yang membawa mereka kepada kebaikan dan kasih sayang penuh dari Allah, tentunya sebagai umat muslim harus mencontoh akhlak yang baik.
Allah SWT berfirman,
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32).
3. Sifat Para Rasul
Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mulia tidak pernah merasa sombong terlebih kita semua yang hanya manusia biasa yang berlimpahan dosa, tentu kita wajib menjadi seseorang yang tawadhu.
Rasulullah SAW bersabda,
“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim)
4. Teladan Orang Sholeh
Tawadhu adalah contoh dari sifat orang sholeh yang tentunya wajib diikuti oleh kita sebagai umat muslim sehingga turut menjadi hamba yang berusaha berada di jalan yang lurus dan memberikan kebahagiaan.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Jadilah tamu Allah dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
5. Kedudukan Tinggi
Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliaannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 304). Orang yang mulia ialah orang yang tawadhu dan tidak sombong.
6. Jauh dari Sombong
Orang yang selalu berprasangka baik pada orang lain adalah ciri orang yang tawadhu sehingga ia sama sekali tidak pernah menyombongkan diri ataupun merasa lebih baik
‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah se mulia dirinya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 298)
7. Jauh dari Laknat Allah
Setiap orang tentunya pernah berbuat salah, belum tentu orang yang salah lantas menjadikan alasan untuk sombong dan merasa lebih baik darinya sebab tidak ada yang mengetahui akhir dari hidupnya yang mungkin ia akan bertaubat sungguh sungguh dan menjadi manusia yang lebih baik, sebab itu wajib untuk tidak memandang buruk pada orang lain.
Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan membebaskan dirinya. Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat karena nafsu syahwatnya, lalu ia bersitighfar (memohon ampun pada Allah), Allah pun akhirnya mengampuninya. Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong (lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya. Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabur), lantas Allah pun melaknatnya.”
8. Meningkatkan Rasa Syukur
Abu Bakr Ash Shiddiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qona’ah (merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan mulia didapati dari sifat tawadhu’.”
Orang yang mulia kedudukannya ialah orang yang tawadhu dan ia akan selalu bersyukur masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki dirinya dan melakukan segala sesuatu amalan dan mencari ilmu yang lebih baik.
9. Jauh dari Penyakit Hati
‘Urwah bin Al Warid berkata, “Tawadhu’ adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang merasa iri kecuali pada sifat tawadhu’.”
Tawadhu akan menjadikan diri dari penyakit hati sebab ia merasa bahwa segala sesuatu yang diberikan oleh Allah adalah sudah cukup dan sudah menjadi yang terbaik untuknya sehingga ia terus berusaha jika menginginkan sesuatu dalam rangka untuk beribadah dan untuk mencari ridho dari Allah.
10. Dekat dengan Allah
Umroh.com merangkum, orang yang tidak menunjukkan atau menyombongkan kebaikan yang dimilikinya yang disebut dengan tawadhu sehingga ia selalu berada dalam jalan yang pasrah atas segala ketentuan Allah, jalan yang selalu melihat kebaikan orang lain, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri demi bisa terus mendapatkan jalan kebaikan dan ridho Allah menjadi keutamaan tawadhu yang terakhir.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Ziyad An Numari berkata, “Orang yang zuhud namun tidak memiliki sifat tawadhu adalah seperti pohon yang tidak berbuah.” “Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjukkan pada baiknya akhlak tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim)