1
Muslim Lifestyle

Kewajiban Seorang Istri Sesuai dengan Al Quran dan Hadist

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Setiap manusia selalu menginginkan sebuah pernikahan yang harmonis serta sesuai dengan pedoman yang ada dalam Al-Qur’an. Membangun sebuah pernikahan tidaklah muda bagi seorang suami istri, diperlukan kepahaman sifat satu sama lain serta saling menyayangi satu sama lain. 

Baca juga: Tips Menjadi Istri yang Sabar

Setiap rumah tangga tidak pernah luput dari bumbu-bumbu pertengkaran, dengan adanya bumbu-bumbu pertengkaran tersebut diharapkan suami istri dapat jauh lebih baik mengerti satu sama lain, serta menyampingkan egois sifat masing-masih yang ada di dirinya, karena sejatinya sebuah pernikahan adalah menyatukan satu pemikiran yang ada dalam seorang suami dan istri. 

kewajibab istri (1)
source: shutterstock

Ketika seorang suami dan istri sedang bertengkar maka hak dan kewajiban tetap harus dijalankan sebagaimana mestinya oleh kedua belah pihak. Dan kedua pihak tidak boleh lalai dalam melaksanakan hak dan kewajiban nya sehingga bisa mengakibatkan bumbu-bumbu pertengkaran yang akan semakin runyam jika kedua belah pihak mementingkan ego nya masing-masing.

Baca juga: Daripada Sibuk Tak Jelas, Mending Baca Al Quran dengan Praktis di Sini

Adapun kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang istri kepada suaminya, dan menjadi hak untuk suami sebagai berikut :

Taat kepada suami

Setiap perempuan yang sudah menyandang gelar sebagai seorang istri diwajibkan untuk mentaati suaminya sebagai kepala rumah tangga. Peran suami dalam rumah tangga adalah sebagai seorang pemimpin dan penanggung jawab dalam rumah tangganya. 

Ketika berumah tangga maka Allah SWT akan mencukupkan segala hal baik berupa rejeki maupun kebahagiaan yang tidak pernah didapatkan sebelumnya. Allah SWT berfirman,

webinar umroh.com

 “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah memberikan nafkah dari hartanya.” (QS. Annisa/34).  

Baca juga: Hadiah Terindah untuk Keluarga, Pilih di Sini

Oleh karena itu setiap istri wajib mentaati perintah suami karena suami merupakan kepala rumah tangga yang mengembang amanah dalam mencari rejeki dan memenuhi segala kebutuhan anggota keluarganya.

kewajibab istri
source: shutterstock

Melayani suami yang ingin bersenang-senang (istimta’) yang dimaksud adalah saat berhubungan badan dengannya

Jika seorang suami menginginkan berhubungan badan dengan istri, maka wajib bagi istri untuk menerimanya. Jika seorang istri menolak untuk berhubungan badan maka istri tersebut akan mendapatkan dosa karena tidak taat kepada suaminya. Seorang istri dapat menolak ajakan suami jika istri tersebut dalam kondisi masa haid, puasa Fardu, dan dalam keadaan sakit dan menolak ajakan suami jika mengajak berhubungan badan lewat dubur karena hal tersebut diharamkan oleh agama Islam.  

Adapun dalil seorang istri yang harus siap melayani suaminya adalah hadist dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu ia tidak mau (memenuhi ajakannya) kemudian ia marah maka seorang istri itu akan dilaknat malaikat sampai pagi harinya.” (HR. Albukhari dan Muslim).

Tidak menerima tamu yang datang ke rumah kecuali dengan izin suami

Para perempuan harus mengetahui kewajibannya sebagai seorang istri. Jika sudah menikah dan memulai rumah tangga maka harus membatasi tamu-tamu yang datang ke rumah. Ketika ada tamu lawan jenis maka alangkah baiknya untuk tidak menerimanya masuk ke dalam rumah kecuali jika ada suami yang menemani dan tujuan tamu tersebut memang untuk bertemu dengan suami. Karena para istri harus menjaga pandangan dari lawan jenis agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Allah SWT berfirman,

 “Wanita shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka. (QS. Annisa:34) Rasulullah saw. pun pernah menyampaikan pesan di dalam khutbahnya tentang hal ini “Bertaqwalah kepada Allah terkait hak istri-istri kalian. Kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah, dan kalian halal berhubungan dengan mereka karena Allah halalkan melalui akad. Hak kalian yang menjadi kewajiban mereka, mereka tidak boleh memasukkan lelaki ke rumah. Jika mereka melanggarnya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Sementara mereka punya hak disediakan makanan dan pakaian dengan cara yang wajar, yang menjadi kewajiban mereka. (HR. Muslim).

kewajibab istri
source: shutterstock

Tidak keluar rumah kecuali dengan izin suami.

Ketika hendak pergi keluar rumah, seorang istri harus meminta izin dari suami, karena itu merupakan kewajiban sebagai istri yang harus mentaati suaminya yang sebagai kepala rumah tangga. Bahkan menurut syafiiyyah dan Hanabilah, tidak boleh bagi seorang istri keluar untuk mengunjungi ayahnya yang sakit kecuali dengan izin suami. Ibnu Umar berkata, Nabi Saw. bersabda: “Apabila istri kalian meminta izin kepada kalian untuk berangkat ke masjid malam hari maka izinkanlah……” (HR. Al Bukhari dan Muslim). Imam Ibnu Hajar di dalam Fathul Barimemberikan penjelasan tentang hadis tersebut bahwa imam Nawawi mengatakan hadis ini dijadikan dalil wanita tidak boleh keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izinnya.

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ini Alasan Kenapa Pria Punya Banyak Pertimbangan dalam Memilih Istri

Tidak berpuasa Sunnah kecuali dengan izin suami 

Para istri juga harus meminta ijin untuk puasa Sunnah kepada suami, jika posisi suami sedang berada di rumah, kecuali sang suami telah mengizinkan nya, , itu untuk menghindari jika suami ingin melakukan hubungan badan, sehingga istri tidak menolaknya. Abu Hurairah ra.berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak halal bagi wanita untuk puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya, dan istri tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya kecuali dengan izin suaminya. (HR. Albukhari dan Muslim).

Demikian yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat dalam menyampaikan apa saja kewajiban seorang istri kepada suaminya, agar memiliki rumah tangga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an serta Hadis yang berlaku.