Abu Umamah merupakan salah satu Sahabat Rasulullah. Nama aslinya adalah Suday bin Ajlan, dari suku Bahilah. Abu Umamah merupakan salah seorang Sahabat yang banyak meriwayatkan hadist Rasulullah.
Ia juga pernah mendapat tugas untuk berdakwah dari Rasulullah. Nabi SAW mengutus Abu Umamah untuk berdakwah kepada kaumnya, Suku Bahilah.
Disambut oleh Orang-Orang di Kampung Halamannya
Ketika sampai di kampung halamannya, Abu Umamah dalam keadaan lapar. Ia kemudian bertemu dengan orang-orang dari sukunya yang sedang makan. Abu Umamah melihat bahwa yang mereka santap adalah makanan yang terbuat dari darah.
Orang-orang kampung halamannya itu kemudian menyambutnya, “Selamat datang, Wahai Suday bin Ajlan. Kamu dengar engkau telah keluar dari agama nenek moyang untuk mengikuti laki-laki itu (Muhammad)?”.
Abu Umamah menjawab, “Bukan seperti itu. Aku hanya beriman kepada Allah dan rasulNya. Ia (Rasulullah) juga yang mengutusku untuk memperkenalkan Islam dan syariat kepada kalian”.
Orang-orang itu kemudian menawarkan makanan yang sedang mereka santap. Tentu saja Abu Umamah menolak, karena makanan mereka terbuat dari darah. Abu Umamah kemudian mulai berdakwah kepada mereka. Namun, mereka menolak bahkan membentak Abu Umamah.
Abu Umamah saat itu merasa kehausan. Ia kemudian meminta sedikit air untuk menghilangkan dahaganya. Orang-Orang kampungnya itu menolak dan berkata, “Tidak, kamu akan membiarkan engkau mati kehausan”. Abu Umamah kemudian pergi. Ia memilih beristirahat dan tidur di suatu tempat.
Saat tidur, ia bermimpi meminum susu yang diberikan seseorang. Ia minum dengan nikmat, dan merasa tidak ada susu yang lebih lezat dari susu itu. Abu Umamah minum susu itu hingga kenyang, sampai perutnya tampak penuh.
Kepala Suku Menemuinya
Kepala Suku Bahilah menemui Abu Umamah. Ia menyesalkan perlakukan kasar yang diterima Abu Umamah. Dibawanya makanan dan minuman untuk Abu Umamah. Namun Abu Umamah berkata, “Aku sudah tidak butuh lagi makanan dan minuman dari kalian. Allah telah memberi makan dan minum kepadaku. Lihatlah kondisiku sekarang”, kata Abu Umamah sambil memperlihatkan perutnya.
Orang-orang suku Bahilah melihat perut Abu Umamah. Mereka merasa takjub dan kemudian beriman terhadap dakwah yang dibawa Abu Umamah. Kaumnya di Suku Bahilah akhirnya berhasil diajaknya beriman kepada Allah dan Rasulullah.
Kisah Abu Umamah yang Sedang Galau
Selain pernah diutus Rasulullah mendakwahi kaumnya, ada satu kisah hikmah dari Abu Umamah. Kisah tersebut terjadi ketika Abu Umamah tengah galau dengan masalahnya.
Suatu hari, Rasulullah menemui salah seorang Sahabat yang sedang menyendiri di Masjid. Ia adalah Abu Umamah, seorang sahabat Anshar. Abu Umamah sebelumnya tampak menyendiri dan merenung di masjid. Dari raut wajahnya, tampak ia sedang gelisah dan galau karena menghadapi suatu masalah yang berat. Keberadaannya menyendiri di masjid mungkin ingin memohon kepada Allah untuk meringankan permasalahan yang dihadapinya.
Rasulullah yang menghampirinya kemudian bertanya. Memecah keheningan, Rasulullah berkata, “Wahai Abu Umamah, mengapa kamu berada di dalam masjid sendirian di waktu seperti ini?”
Mendengar pertanyaan Rasulullah, Abu Umamah tersenyum. Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya merasa galau karena sedang dihimpit hutang”.
Rasulullah kemudian mengetahui bahwa salah seorang Sahabatnya itu sedang ditimpa masalah yang berat. Akhirnya Rasulullah memberikan solusi kepada Abu Umamah. Rasulullah berkata, “Wahai Abu Umamah, maukah engkau aku ajarkan suatu doa, yang apabila engkau terus membacanya di waktu pagi dan petang, Allah akan menghilangkan rasa galau darimu, dan Ia akan memudahkan engkau melunasi hutangmu?”.
Abu Umamah sumringah mendengar jawaban Rasulullah. Dengan berbinar, ia berkata, “Mau, Yaa Rasulullah”.
Rasulullah kemudian berkata, “Bacalah ini di waktu pagi dan petang, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari rasa galau dan sedih. Dan aku berlindung kepadaMu dari rasa lemah dan malas. Dan aku berlindung kepadaMu dari rasa pengecut dan bakhil. Dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang dan tekanan orang lain”.
Abu Umamah kemudian mengamalkan doa itu sebagaimana petunjuk Rasulullah. Dibacanya doa itu di pagi dan petang.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Al-Baihaqi, Abu Umamah bertutur, “Setelah aku merutinkan amalan yang diajarkan Rasulullah itu, Allah menghapus dari diriku rasa galau yang menimpaku, dan Allah memudahkan bagiku untuk melunasi hutang yang melilitku”.