(untuk bagian sebelumnya, bisa dilihat di link berikut: https://www.umroh.com/blog/kisah-istri-kado-dari-suami-part-1/)
Nah kemarin, saat teman ayah yang tempo hari itu kembali ke kantor Ayah ngobrol-ngobrol dengan beliau. Ayah baru tahu kalau katanya, suami harus cemburu terhadap istrinya. Kalau ndak cemburu itu namanya Dayus, yaitu lelaki yang membiarkan kejahatan (zina, buka aurat, bergaul bebas) dilakukan oleh ahlinya (istri dan keluarganya). Dayus itu lawan kata dari cemburu (karena iman).
Kata teman ayah tersebut, seorang suami yang begitu peduli pada istrinya terkadang akan nampak sebagai sosok seorang pencemburu. Kecemburuan yang berdasarkan agama ini dibenarkan.
Cemburu seorang suami dan juga ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga harga diri dan kehormatan istri dan anak anaknya. Bunda, Ayah menyesal baru menyadari ini, tapi Ayah bersyukur belum terlambat, baca ini dulu bunda:
…dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,… ini ada dalam QS. An Nuur :31,
dan ada lagi bunda..
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu…. (QS. Al Ahzaab : 33)
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu… (QS. Al Ahzaab : 59)
Bunda, bolehkah Ayah meminta hadiah dari bunda? Jadikanlah Ayah seorang laki-laki yang bahagia karena Ayah Bunda jadikan sebagai laki-laki satu-satunya yang boleh melihat kecantikan bunda.
Ayah ingin sekali bunda tampil sederhana saja saat keluar rumah, berbalut pakaian syar’i yang tidak perlu diperindah lagi dengan make up, warna, dan aksesoris yang menarik perhatian. Karena percuma dong Bunda kalau masih berhias walaupun berjilbab tetap saja akan beresiko menimbulkan fitnah.
Bunda sangat cantik, dan biarlah kecantikan itu menjadi perhiasan dunia milik Ayah saja. Bolehkah Bunda jika Ayah meminta ini? Ayah berdo’a sambil menulis surat ini, semoga Allaah menghadiahi Ayah istri sholehah yang akan mendampingi Ayah di dunia dan di akhirat. Peluk Ayah untuk Bunda, sambut Ayah nanti sore dengan pakaian barunya ya Bunda?…….
Air mata sang istri pun berurai jatuh, sehabis membaca kertas berisi surat teromantis dari sang suami untuk dia. Sang istri sontak berpikir, “Apalagi yang aku inginkan, kecuali pujian dan rasa kasih sayang Ayah padaku karena keta’atannya kepada Allaah. Baik Ayah, permintaan ini terlalu mulia untuk aku tolak”.
Akhirnya, sang istri justru berpikir bahwa hadiah dari suaminya itu menjadi hadiah terindah untukku.
Itulah nilai dan motivasi positif yang bisa kita ambil. Ketika kita terpikir untuk memberikan kado kepada istri atau siapa pun orang tercinta, sebelum memikirkan kado yang macam-macam, pikirkanlah terlebih dahulu untuk memberikannya kado yang dapat membuat mereka menjadi orang dan pribadi yang jauh lebih baik.