1
Motivasi News

Kisah Karakoush, Si Hakim Bodoh

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Konon, di Mesir ada nasihat agar kita tidak berlaku bodoh seperti Hakim Karakoush. Beginilah ceritanya.

Seorang pencuri bermaksud untuk membongkar jendela sebuah rumah yang sudah lama disatroninya. Malangnya, jendela rumah itu rapuh. Ia jatuh dan kakinya patah.

Di negeri itu kebetulan tinggal hakim yang sangat bodoh. Si pencuri segera mendapat ide yang bagus. Ia mengadukan kemalangannya kepada Bapak Hakim. Ia meminta agar hakim menuntut yang punya rumah untuk mengganti kerugian material dan imaterial yang dideritanya.

Sahibul bait diadili : ” Mengapa kamu tidak merawat rumahmu dengan bagus. Sebagai bukti, jendelamu roboh ketika dinaiki orang itu. Lihat, orang ini celaka karena jendela itu.” Tersangka tidak bisa menjawab. Bukti sudah sangat jelas. Ada jendela yang rusak dan ada orang yang celaka.

Ia berkata : ” Tuan hakim yang terhormat, jendela saya tidak begitu kuat bukan karena kurang perawatan. Jendela itu cepat rusak karena kesalahan tukang kayu. Ia tidak baik memasang jendela itu. ”

” Panggil tukang kayunya ! ” kata Hakim Karakoush.

Setelah dituduh memasang jendela yang mencelakakan, tukang kayu berkata : ” Tuan Hakim yang terhormat,saya sama sekali tidak bermaksud mencelakakan siapapun. Hanya saja ketika saya memasang jendela itu, seorang gadis cantik berbaju merah lewat ke tempat itu. Saya terpukau. Saya mengalihkan perhatian saya dari pekerjaan saya. Tanyalah si gadis itu, mengapa ia berparas cantik dan mengapa ia berbaju merah yang mencolok. ”

” Yang membuat paras saya cantik adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Tanyalah Dia. Yang membuat baju saya merah adalah tukang celup. Adili dia, ” kata sang gadis ketika ia dibawa ke pengadilan.

webinar umroh.com

Tentu saja, Pak Hakim tidak dapat memanggil Tuhan. Kemudian tukang celup dihadapkan kepadanya.

Kebetulan ia orang yang sangat lugu. Sepanjang hidupnya ia tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik. Ia tidak tahu siapa hakim, jaksa, atau bupati. Ia hanya tahu mencampurkan warna untuk menghasilkan warna yang dipesan orang. Tergagap-gagap, ia mengaku bersalah.

Hakim menjatuhkan hukuman mati : digantung di pintu gedung pengadilan!

Segera orang malang itu diseret ke pintu gerbang pengadilan. Malangnya, atau untungnya, orang lugu itu tubuhnya setinggi pintu gerbang. Para eksekutor melapor. Ia tidak bisa dihukum gantung karena tubuhnya jangkung.

Hakim Karakoush, tanpa berpikir panjang, memutuskan : ” Cari tukang celup yang pendek ! ”

Ringkas cerita, di pintu pengadilan tergantung orang kecil yang paling malang di dunia. Dosanya hanyalah karena ia bekerja sebagai tukang celup dan bertubuh pendek.

(Diambil dari kisah 1001 malam).

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah  sebuah pengadilan haruslah bisa memenuhi rasa dan logika yang adil. Untuk itulah sampai muncul istilah “seperti pengadilan karakoush” untuk pengadilan yang gagal memenuhi rasa dan logika yang adil.