Umroh.com — Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir, karena Setelah nabi Muhammad SAW tidak ada lagi nabi yang tercipta. Nabi Muhammad SAW adalah panutan atau teladan bagi umat Islam. Tak heran jika kisah semasa hidup beliau mulai dari lahir sampai dengan wafat nya selalu menjadi topik menarik untuk diceritakan dan didengar.
Nabi Muhammad saw adalah seorang yang senantiasa dijaga oleh Allah swt dari segala bentuk perbuatan dosa dan maksiat. Allah tidak akan membiarkan Nabi Muhammad saw berbuat dosa ataupun maksiat karena Allah swt selalu menuntun dan menjaganya.
Baca juga: Ini Golongan Mulia Menurut Rasulullah, Apakah Anda Salah Satunya?
Umroh.com merangkum, Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat mulia, tidak hanya pandai dalam beribadah, baik itu yang wajib maupun sunnah. Sebagai Nabi dan Rasul Allah Beliau juga mampu mengatur kedua matanya dari pandangan maksiat. Sesekali Nabi mengingatkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga mata dengan cara Ghodul Bashar. Dengan kata lain, kita dituntut mampu mengendalikan mata dari pandangan-pandangan nakal (maksiat) yang bisa menganggu kejernihan hati dan jiwa serta kecerdasan intelekktual (pikiran).
Baca juga: Tak Perlu Jadi Nabi Muhammad, Ini Cara Mudah untuk Anda Mendekatkan Diri dengan Allah
Tingkah Laku Nabi saat Masih Kecil
Dikisahkan pula Tingkah laku Muhammad semasa kecil berbeda dengan tingkah laku teman-temannya. Beliu tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak pernah tergelincir dalam dosa. Walau berbagai cobaan dan godaan mengelilingi dirinya, beliau tidak pernah mengumbar hawa nafsu dan maksiat.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa beliau tidak pernah memiliki keinginan yang biasa diinginkan oleh masyarakat jahiliyah, kecuali hanya dua malam. Dan dua malam itu pun beliau di jaga oleh Allah SWT. Pada malam yang pertama beliau diajak oleh beberapa pemuda pengembala untuk menjaga hewan ternak. Beliau mengembala hingga memasuki kota mekkah. Saat singgah di mekkah dan tiba di dekat sebuah rumah beliau mendengar suara nyanyian dan lantunan musik ternyata ada pesta pernikahan fullan dan fullanah. Kemudian beliau duduk sambil menonton namun Allah SWT menutup pendengaran beliau hingga tak sadarkan diri dan terbangun karena sengatan matahari. Kejadian ini terulang kembali satu kali dan setelah itu beliau sama sekali tidak memiliki keinginan tersebut sampai Allah SWT memberi kemuliaan berupa derajat kenabian.
Baca juga: Jangan Tinggalkan Sholat atau Anda Bisa Lihat Jadwal Lengkapnya di Sini
Menjaga Penampilan Fisik
Allah SWT juga menjaga penampilan fisik beliau hingga tidak pernah terlihat auratnya dalam sebuah kisah diceritakan bahwa suatu ketika beliau bermain batu-batuan bersama teman-temannya. Mereka melepaskan pakaian untuk diisi batu yang kemudian di bawa di pundaknya sehingga mereka bertelanjang dada. Namun terdengar seruan “ hai Muhammad kencangkanlah kain pengikat pinggangmu”. Lalu beliau memegang kain tersebut dan mengikat dengan kencang dan tetap memakai pakaian yang menutupi tubuhnya sambil membawa batu di pundak.
Ibn abbas R.A. berkata, ummu aiman bercerita kepadaku bahwa Sebelum Islam datang, masyarakat Arab umumnya menyembah berhala dan patung. Ada beberapa berhala yang begitu dikultuskan dari pada yang lainnya. Salah satunya berhala yang bernama Bawwanah. Sampai-sampai masyarakat Arab membuat sebuah hari raya khusus untuk menghormati Bawwanah.
Nabi Muhammad kecil hidup dalam tradisi dan budaya seperti itu, dimana masyarakatnya menyembah berhala. Kerabatnya sebagian besar juga melakukan hal yang sama. Diceritakan bahwa pada suatu ketika Muhammad kecil diajak paman dan bibinya untuk menghadiri hari raya Bawanah. Mungkin karena sungkan kalau menolak, akhirnya Muhammad kecil ikut bersama paman dan bibinya dengan terpaksa.
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad dan Anggur yang Masam
Dijaga dari Perbuatan Maksiat
Lagi-lagi Allah menjaga Muhammad saw. dari perbuatan maksiat dan tidak pantas dengan cara-Nya sendiri. Pada saat tiba di tempat acara ritual, Muhammad kecil tiba-tiba merasa ketakutan hingga wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Akhirnya ia segera menjauh dari kerumunan.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Muhammad –yakni ia melihat sosok yang menakutkan dan mendorongnya ke belakang setiap kali mendekati berhala tersebut sosok tersebut selalu menyuruhnya untuk pulang dan jangan pernah menyentuh berhala tersebut. Akhirnya paman dan bibinya pun membiarkan Muhammad jauh-jauh dari berhala. Muhammad kecil pun akhirnya tidak lagi mengikuti ritual hari raya Bawwanah sampai Allah memberinya nikmat berupa derajat kenabian.
Kemaksiatan yang dilakuan manusia menjadikan Allah tidak ridho, atau menajadikan manusia semakin jauh dari rahmat-Nya. Apalagi jika ditambah dengan jarangnya menjalankan perintah Allah seperti sholat, puasa, sedekah, dan amalan sholeh lainnya sudah dipastikan manusia nyaris dalam jurang kehancuran karena kemaksiatan. Namun, jika manusia senantiasa mengingat Allah kembali, kemudian rajin beribadah baik yang wajib maupun sunnah, maka Allah akan senantiasa juga mengingat dan menjaga kita.
Semoga kisah Nabi Muhammad di atas bisa menjadi sumber informasi yang berguna untuk anda semua. aaminn