1
Sejarah Islam

Hikmah di Balik Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Kisah Nabi Sulaiman dan burung hud-hud diabadikan dalam surat An Naml ayat 21 hingga 27. Diceritakan bahwa Nabi Sulaiman tengah memeriksa pasukannya, termasuk burung-burung. Tetapi burung hud-hud tidak berada di markasnya. 

Bertanya Nabi Sulaiman, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?”. Burung hud-hud yang tak kunjung hadir kemudian diancam Nabi Sulaiman, “Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”. 

Baca juga: Ini Alasan Tersembunyi Nabi Sulaiman Menyembelih 20 Ekor Kuda

Burung Hud-Hud Datang Membawa Kabar 

Tidak lama berselang, datanglah burung hud-hud. Ia mengabarkan sesuatu kepada Nabi Sulaiman, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan ku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.  

Mau dapat kesempatan umroh gratis? Yuk download aplikasinya sekarang di sini!

Umroh.com merangkum, sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah.  

Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tak mendapat petunjuk. Mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi, dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ´Arsy yang besar'”. 

Hikmah di Balik Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud (source flickr)

Mendengar kabar dari burung hud-hud, Nabi Sulaiman berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. 

Nabi Sulaiman Mengirim Surat kepada Raja Negeri Saba 

Sepucuk surat akhirnya dikirim Nabi Sulaiman kepada raja perempuan yang disebutkan oleh burung hud-hud. Isi surat itu adalah ajakan untuk menyembah Allah, dan bahwa kekuasaan yang ada di tangan raja perempuan itu adalah milik Allah. Sehingga ia wajib menyembahNya. Nabi Sulaiman juga menghimbau agar jangan menyembah selain Allah SWT. 

webinar umroh.com

Surat diantarkan burung hud-hud. Dengan sayapnya, ia terbang menuju negeri Saba. Tempat berdiam raja perempuan yang diceritakannya pada Nabi Sulaiman. 

Surat Nabi Sulaiman Sampai pada Ratu Balqis 

Raja perempuan yang dimaksud adalah Ratu Balqis. Setelah menerima surat, dia berdiskusi dengan para menterinya. Di antara para menteri, ada yang percaya dan menyetujui permintaan Nabi Sulaiman. Namun ada juga yang menolak. Bahkan ada menteri yang mendesak Ratu Balqis untuk bertempur dengan Nabi Sulaiman. 

Punya rencana untuk pergi umroh bersama keluarga? Jangan lewatkan kesempatan untuk dapatkan umroh gratis di sini!

Melihat para menteri berbeda pendapat, Ratu Balqis mengambil kesimpulan untuk mengambil jalan damai. Baginya, perang bisa saja terjadi. Namun selagi masih ada jalan damai, maka perang tak perlu dilakukan. Selain itu, Ratu Balqis menilai Nabi Sulaiman tidak sedang mengajak berperang.

Para menteri menerima kesimpulan Ratu Balqis. Dan Ratu Balqis kemudian mengirim surat balasan kepada Nabi Sulaiman melalui burung hud-hud. 

Ratu Balqis Mengirim Utusan Menemui Nabi Sulaiman 

Isi surat yang ditulis Ratu Balqis adalah pihaknya akan mengirim utusan untuk menemui Nabi Sulaiman. Setelah membaca surat dari Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan para jin membuat dan mempersiapkan istana yang indah. Berdirilah istana megah dengan halaman yang dipenuhi permata berkilauan dan beragam warnanya. 

Baca juga: Hikmah Wafatnya Nabi Sulaiman as yang Dijadikan Panutan

Saat para utusan Ratu Balqis datang, mereka terheran-heran. Mereka tidak menduga bahwa orang yang mengirim surat pada Ratu Balqis adalah orang yang sangat berkuasa dan kaya. Ketika menghadap Nabi Sulaiman, mereka menyerahkan hadiah dari ratu. 

Nabi Sulaiman menolak hadiah itu. Kepada mereka, Nabi Sulaiman berkata, “Maaf Tuan-Tuan, aku tidak memerlukan hadiah. Hadiah dan karunia Allah telah cukup bagiku. Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan kepada Ratu Balqis, bahwa aku memerlukan Ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah Allah yang Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang menghancurkan Ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!”. 

Mereka pun kembali ke negeri Saba. Dan menyampaikan pesan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Mendengar jawaban Nabi Sulaiman, Ratu Balqis berniat menemui beliau secara langsung. Selain itu, Ratu Balqis memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan segala sesuatu. 

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Cukup download aplikasinya di sini.

Ratu Balqis Menghadap Nabi Sulaiman 

Saat Ratu Balqis menghadap, Nabi Sulaiman menunjuk singgasana yang ada di istananya. Beliau bertanya kepada Ratu Balqis, “Apakah singgasana ini sama seperti kursi kerajaanmu?”.

Ratu Balqis menjawab, “Memang bentuknya sama dengan singgasanaku”. Nabi Sulaiman berkata lagi, “Memang betul ini singgasanamu. Kubawa kemari dengan mudah, karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami, dan kami tunduk kepadaNya”.  

Nabi Sulaiman lalu mengajak Ratu Balqis berkeliling istananya lagi. Sampailah mereka di ruangan yang berkilau, seperti terdapat air di lantainya. Ratu Balqis mengangkat gaunnya, karena mengira akan basah. Nabi Sulaiman kemudian menjelaskan, “Ini bukan air, tetapi mahligai yang terbuat dari kaca berkilau”. 

Hikmah di Balik Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud (source flickr)

Mendengar penjelasan-penjelasan Nabi Sulaiman, ia menyadari bahwa selama ini ia dan kaumnya telah berbuat aniaya. Ratu Balqis kemudian beriman kepada Allah, dan yakin bahwa Nabi Sulaiman adalah utusan Allah. 

Hikmah Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud 

Para ulama menjelaskan beberapa hikmah yang bisa kita petik dari kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud. 

Pertama, tentang tindakan Nabi Sulaiman yang memeriksa pasukannya, hingga akhirnya ia mendapati bahwa burung hud-hud tidak ada. Tindakan ini bisa ditiru bagi setiap orang yang memiliki amanah sebagai pemimpin. Seorang pemimpin hendaknya selalu memeriksa siapa saja yang berada di bawah kepemimpinannya. Mulai dari keberadaan, tugas-tugas, hingga kesejahteraan.

Kedua, mendengarkan orang yang lebih ‘rendah’. Saat burung hud-hud datang, ia sampaikan bahwa ia mengetahui hal yang tidak diketahui oleh Nabi Sulaiman. Mendengar perkataan burung hud-hud, Nabi Sulaiman bersedia mendengar. Tidak melihat bahwa burung hud-hud adalah makhluk yang lebih kecil, atau lebih rendah kedudukannya. 

Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman dan Mukjizatnya

Ketiga, semangat burung hud-hud patut diteladani. Burung hud-hud dengan antusias mengabarkan bahwa ada orang-orang yang menyekutukan Allah. Walaupun tubuhnya kecil, semangat burung hud-hud yang besar itu patut diteladani, sehingga kisahnya diabadikan dalam Al Quran agar manusia bisa mengambil pelajaran. 

Keempat, selalu berhati-hati ketika menerima kabar. Walau akhirnya diketahui bahwa perkataan burung hud-hud adalah benar. Namun sebelumnya Nabi Sulaiman bersikap hati-hati saat menerima kabar dari burung hud-hud. Nabi Sulaiman memutuskan untuk memeriksa kebenaran kabar itu sebelum mempercayainya dan mengambil langkah.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.