1
Sejarah Islam

Kisah Nabi Sulaiman

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Nabi Sulaiman AS dalah nabi yang ke delapanbelas. Ketika Nabi Daud AS meninggal, ia menggantikannya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi yang  menyiarkan risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada umatnya.

Sejak remaja, Sulaiman telah dianugerahi kelebihan yang tak ada orang lain miliki di dunia ini. Ia tidak hanya diberi intelektualitas saja, pada umur 11 tahun Sulaiman memiliki ketajaman otak, kepandaian berpikir, serta ketelitian dalam mengambil suatu keputusan.

Baca juga: Mukjizat Nabi Sulaiman

Pada Masa Keemasan Bani Israil

Ketika kita membuka lembaran-lembaran sejarah kehidupan Nabi Sulaiman AS yang diungkap oleh Al-Qur’an, maka kita akan mengetahui bahwa kita berada di masa keemasan Bani Israil, yaitu masa Nabi mereka dan penguasa mereka Sulaiman AS. Sulaiman tidak merasa puas dengan apa yang telah diwarisinya dari Daud. Ambisinya mendorongnya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar.

Pada suatu hari ia menengadahkan tangannya dan berdoa kepada Allah SWT. Antara hati Nabi dan Allah SWT tidak ada penghalang, jarak, atau waktu. Tak seorang pun dari para nabi yang berdoa kepada Allah SWT kecuali doanya pasti terkabul. Kejernihan hati ketika mencapai puncak tertentu, maka ia akan menggapai apa saja yang diinginkan di jalan Allah SWT. Dalam doanya, berkata:

“Ia berkata: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahilah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorangpun sesudahku.” (QS. Shad: 35)

Sulaiman menginginkan dari Allah SWT suatu kerajaan yang belum pernah diperoleh oleh siapa pun setelahnya. Allah SWT mengabulkan doa hamb-Nya Sulaiman dan memberinya kerajaan tersebut. Ini bukan semata-mata ia sombongkan kekuasaan. Ambisi Sulaiman ini bertujuan untuk memudahkan penyebaran dakwah di muka bumi. Sulaiman sama sekali tidak cinta kepada kekuasaan dan ingin menunjukkan sikap kesombongan namun beliau ingin mendapatkan kekuasaan untuk memerangi penyebar agama Islam di muka bumi.

Baca juga: Ada Banyak Paket Umroh Menarik di Sini

webinar umroh.com

Karunia Allah SWT yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai mukjizatnya yaitu dapat mengerti bahasa binatang, dapat menundukkan angin, hingga menundukkan makhluk halus seperti golongan jin, yang kesemuanya tunduk pada perintahnya untuk melakukan apa yang dikehendakinya.

Mukjizat yang diberikan ini tertuang dalam Al Quran Surat An-Naml ayat 15 yang berbunyi, “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman.”

Kemudian dalam Surat Al-Anbiya ayat 81-82 berbunyi, “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu; dan adalah Kami memelihara mereka itu.”

Mukjizat Nabi Sulaiman

Mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada Sulaiman, utamanya ia dapat menangkap maksud dari suara hewan-hewan. Dan sebaliknya, hewan dapat pula mengerti apa yang diperintahkan dan diucapkan olehnya.

Pada waktu itu ia sedang berpergian dalam rombongan kafilah yang besar, terdiri dari golongan jin, manusia, dan binatang-binatang lain menuju ke sebuah lembah yang disebut lembah semut. Di situ ia mendengar semut berkata kepada kawan-kawannya. Dalam Surat An Naml ayat 18 ,

“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.”

Tanpa ia sadar dan sengaja, ia pun tersenyum mendengar percakapan semut-semut yang ketakutan itu. Setelah itu ia memberitahu kepada semua pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah Swt atas karunia yang diterimanya.

Baca juga: Baca Al Quran Mudah dan Praktis Hanya di Sini

Kisah Nabi Sulaiman dan Buruh Hud-hud

Ketika kehabisan air di daerah Yaman, burung Hud-hud mendapatkan perintah mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tidak kembali lagi. Karena itu Nabi Sulaiman marah. Ia pun berujar, 

“Kalau Hud-hud pulang, panggang sajalah ia hidup-hidup”.

Baru saja Nabi Sulaiman AS berkata demikian, burung Hud-hud kemudian datang.

“Kemana saja engkau hai Hud-hud?” tanya Nabi Sulaiman AS.

Hud-Hud menjawab, “Maafkanlah ya Rasulullah, aku telah tersesat di daerah yang sangat jauh dari tempat ini, di tempat tersebut diperintah oleh seorang putri Balqis ia punya nama, sedang kerajaannya bernama Saba.”

Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman. Karena tertarik kisahnya itu, kemudian ia membuat sepucuk surat kepada raja perempuan itu yang berisi seruan untuk menyembah Allah SWT, dengan menyatakan bahwa Allah yang telah menganugerahi kerajaan yang besar itu, karena itu Allah wajib disembah dan janganlah menyembah selainnya.

Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk membuat dan mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata yang berkilau-kilau dari segala warna.

Kemudian datanglah utusan Ratu Balqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga sedikitpun semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman seraya menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya. Namun Nabi Sulaiman AS pun menolaknya.

Utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan Nabi Sulaiman. Mendengar itu berkata ratu Balqis.

“Kalau begitu aku sendiri perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya perintahkan kepada seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya.”

Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S. Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman AS, berkatalah Nabi Sualiman kepadanya: “Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”

Jawab Ratu Balqis, “Memang bentuknya sama seperti singgasanaku.”

Lalu berkatalah Nabi Sulaiman AS,  “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah, karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-Nya.”

Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana tersebut terbuat dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air yang airnya mengalir. Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak betisnya yang putih bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut kalau kainnya menjadi basah. Maka Nabi Sulaiman berkata kepadanya,

“ini bukan air, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”.

Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang berimanlah aku kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau adalah utusan-Nya.”

Lambat laun pun, putri Balqis yang tadinya penyembah matahari pun menuruti perintah Nabi Sulaiman, menjadi umat yang tak lagi sesat hingga mau menjadi istri Nabi Sulaiman.

Tentang wafatnya Nabi Sulaiman, diceritakan dalam al-Qur’an, sebagai berikut,

“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas kematiannya, selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan tongkatnya. Tatkala Ia tertelungkup (roboh), barulah terang bagi jin itu, bahwa kalau mereka mengetahui barang yang ghaib, niscaya tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14).

Baca juga: Hikmah Kisah Nabi Sulaiman dan Pasukan Semut

Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau ini, meninggal sedang mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan menurut riwayat yang lain beliau sedang mengawasi mereka yang membangun masjid al-Aqsha (Baitul Maqdis), dan setelah masjid itu selasai beliau terjatuh dari kursinya dan menyebabkan kewafatannya.