1
Sejarah Islam

Kisah Raden Patah, Pangeran Kerajaan Hindu Terbesar yang Menjadi Raja Kerajaan Islam

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Raja Kerajaan Demak yang dikenal dengan nama Raden Patah ini adalah putra dari raja Kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya. Akan tetapi, ibu dari Raden Patah bukanlah bangsawan, melainkan dayang-dayang istana yang berasal dari Tiongkok. Kala itu, Istana dari Kerajaan besar Nusantara mendapat kiriman dayang-dayang dari Tiongkok. Raja Brawijaya kemudian terpikat dengan kecantikan salah seorang dayang. Hal itu kemudian menimbulkan kecemburuan dari Sang Permaisuri.

Ketika dayang itu kemudian hamil, ia dikirim oleh Raja menuju Palembang. Di sana, wanita itu tinggal di tempat salah satu putra Raja yang menjadi adipati Majapahit di Palembang, Arya Damar.

Diasuh Sang Kakak yang Sudah Masuk Islam

Arya Damar ternyata adalah seorang yang telah memeluk agama Islam. Tentu saja itu dilakukannya sembunyi-sembunyi dari sang Ayah. Arya Damar diajak memeluk Islam oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang pernah berkunjung ke Palembang. Setiap Arya Damar pulang ke Majapahit, ia selalu menyempatkan diri mampir ke Ampel atau Giri. Ia belajar ilmu Islam, salah satunya kepada Sunan Ampel. Arya Damar juga menjalin hubungan baik dengan ulama-ulama Arab yang berdagang di Palembang. Nama Islamnya kala itu adalah Abdullah.

Dididik Secara Islam

Kepada sang ibu tiri (ibu Raden Patah) yang tinggal di tempatnya, ia juga memberlakukan aturan Islam. Ketika adiknya itu lahir, ia diberi nama Pangeran Jinbun (nama kecil Raden Patah). Arya Damar mendidik Pangeran Jinbun dengan didikan Islam, dan dicarikannya teman sepersusuan yang bernama Raden Husein.

Ketika usia Pangeran Jinbun mencapai 20 tahun, ia dikirim ke Jawa bersama Raden Husein untuk mendalami Islam. Mereka diperintah untuk belajar kepada Sunan Ampel atau Raden Rahmat.

Raden Husein sempat mengajak Pangeran Jinbun untuk melanjutkan perjalanan ke Majapahit untuk menemui sang Ayah. Namun, Pangeran Jinbun yang sudah mendalami Islam merasa enggan, karena ia tidak mau jika diperintah menyembah Raja, yang dipercaya sebagai titisan Dewa dalam agama Hindu. Ia juga enggan bertemu dengan permaisuri yang sangat benci kepada ibunya.

Menikah dengan Cucu Sunan Ampel

Pangeran Jinbun menetap, sementara Raden Husein melanjutkan perjalanan. Pangeran Jinbun kemudian menikah dengan cucu Sunan Ampel. Keduanya kemudian diutus untuk menuju ke sebuah wilayah di barat yang bernama Bintara.

Pangeran Jinbun lalu memimpin daerah itu, yang sudah banyak umat Islam di sana. Pengutusan Pangeran Jinbun ke Bintara bertujuan untuk membuat daerah di dekat pantai utara itu sebagai pusat kegiatan Islam. Kala itu, Sunan Ampel bersama Sunan Kudus dan Sunan Giri memutuskan menjadikan Bintara, yang akhirnya bernama Demak, sebagai pusat Islam di Jawa.

webinar umroh.com

Diberi Gelar Raden Patah

Sebagai pemimpin yang pertama kali membuka daerah itu, Pangeran Jinbun kemudian diberi gelar Raden Patah, atau Raden Fatah. Gelar itu berasal dari kata al-Fatah, yang artinya pembuka pintu gerbang kemenangan.

Daerah yang bernama Bintara itu kemudian diberi nama Demak, dan masyarakat Islam di sana semakin maju. Para wali kemudian mendirikan masjid besar sebagai pusat masjid-masjid yang terlebih dahulu sudah ada di Kudus, Ampel, Giri, dan sebagainya.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.