Customer Support Sedang Online
0813-7730-1977 info@umroh.com

Assalamualaikum. Apa yang bisa kami bantu?

Ketik untuk mengirim pesan...

1
Sejarah Islam

Ini Isi Gelas yang Diberikan Aisyah ke Rasullah, Ternyata….

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr

Suatu ketika, Rasulullah baru pulang dari jihad fisabilillah. Bersama para Sahabat, beliau berjalan masuk menuju kota Madinah. Rupanya, di sana telah menunggu Aisyah. Dengan penuh rasa rindu, ia menanti kedatangan Rasulullah di tengah kota Madinah. Ketika melihat Rasulullah, ia langsung menyambut dengan penuh kehangatan. 

Kisah Romantis Aisyah dan Rasulullah

Setiba di rumah, Rasulullah segera beristirahat untuk melepas lelah. Sementara Aisyah tengah sibuk di dapur mempersiapkan minuman. Setelah jadi, disuguhkannya minuman itu kepada Rasulullah.  

Baca juga: Jadi Idaman, Ini Kisah Wanita Teladan Bernama Mutiah

Rasulullah pun meraih gelas darinya. Dan minuman diteguk secara perlahan. Pelan-pelan, beliau terus meminumnya hingga air di dalam gelas hampir habis. 

Melihat Rasulullah hampir menghabiskan minuman yang disuguhkan, Aisyah bertanya heran, “Ya Rasulullah, biasanya engkau selalu memberikan sebagian minuman kepadaku. Tetapi, mengapa hari ini tidak kau berikan gelas itu?”. 

Mendengar pertanyaannya, Rasulullah diam sejenak. Tanpa menjawab, beliau kembali melanjutkan minumnya, hendak menghabiskan air yang ada di dalam gelas.  

Tak mendapat jawaban, Aisyah kembali bertanya, “Ya Rasulullah. Biasanya engkau memberi sebagian minuman padaku. Namun mengapa hari ini tidak kau berikan gelasmu itu?”. 

Mau dapat kesempatan untuk pergi umroh gratis? Cukup dengan download aplikasinya di sini!

Rasulullah melihat ke arah dirinya, dan mengurungkan niatnya untuk menghabiskan minuman. Diberikannya gelas yang sedang dipegang kepada Aisyah. Di dalamnya, masih tersisa minuman yang dibuat oleh sang istri. 

Aisyah menerima gelas yang disodorkan Rasululah. Diteguknya minuman yang tersisa di dalamnya. Saat minuman sampai di lidah dan kerongkongannya, kagetlah ia dan langsung memuntahkan minuman itu.  

Rupanya, air di dalam gelas Rasulullah terasa asin. Aisyah baru menyadari bahwa ia salah mengambil bahan untuk minuman yang ia buat. Seharusnya ia menambahkan gula, bukan garam. Seketika, Aisyah meminta maaf kepada Rasulullah.  

Hikmah dari Kisah Rasulullah dan Segelas Air dari Aisyah 

Kisah tentang Aisyah yang menyuguhkan minuman kepada Rasulullah ini teramat singkat. Namun banyak pelajaran yang bisa kita petik. Kita bisa melihat suasana rumah tangga Rasulullah, dan cara Rasulullah menghadapi istrinya dengan penuh kesabaran. 

Tak ada emosi yang meledak-ledak dalam interaksi Rasulullah dengan istrinya. Dari kisah itu, kita bisa merenungi bagaimana sabarnya Rasulullah terhadap istri yang usianya jauh lebih muda. Pulang dari perjalanan jihad fisabilillah, sudah tentu Rasulullah merasakan lelah yang teramat sangat. Dalam kondisi fisik demikian, biasanya orang jadi mudah tersinggung dan menunjukkan emosi yang meledak-ledak. Akan tetapi, berbeda dengan Rasulullah. 

Punya rencana untuk pergi umroh bersama rekan kerja? Umroh.com solusinya! Yuk pilih paket umroh yang sesuai dengan kantong Anda

Kepada Aisyah yang menyuguhkan minuman asin, Rasulullah tidak menunjukkan amarah. Sebaliknya, beliau berniat untuk menghabiskan isi gelas yang dihidangkannya. Jika biasanya beliau menyisakan sebagian untuk diminum Aisyah, berbeda dengan kali itu. Rasulullah tampak ingin menghabiskan minuman, agar Aisyah tidak perlu merasakan asinnya minuman itu. Namun akhirnya Aisyah memaksa, dan Rasulullah memberikan gelas yang tengah beliau pegang.

Dari sikap Rasulullah, kita bisa belajar bagaimana Rasulullah sangat sabar, lembut, dan penuh kasih sayang kepada istrinya. Rasulullah selalu menjaga istrinya, baik menjaga fisik maupun perasaan. Rasulullah tak membiarkan minuman asin itu diteguk Aisyah, agar Aisyah tak merasa malu karena telah menghidangkan minuman yang asin. Beliau juga tidak menegur atau memarahi Aisyah yang tidak sengaja berbuat kekeliruan. 

Sikap Rasulullah dalam Berumah Tangga 

Sebagai manusia mulia dengan akhlak terbaik, Rasulullah banyak memberi teladan tentang cara menyikapi kehidupan. Salah satunya ada dalam kehidupan rumah tangga beliau. 

Banyak kisah dan riwayat yang menunjukkan bahwa Rasulullah adalah seorang suami yang sabar dan berakhlak baik kepada istrinya. Beliau bukan orang yang suka merendahkan wanita, apalagi bersikap kasar. Misalnya, beliau tidak keberatan membantu tugas rumah tangga istrinya. Beliau juga selalu bersikap lembut, bahkan di saat marah.  

Ketika marah, Rasulullah tak pernah menunjukkannya dengan sikap kasar atau kata-kata menyakitkan. Misalnya dalam suatu riwayat yang menceritakan saat dirinya dan Rasulullah berselisih. Dalam perselisihan, wajar jika seseorang akhirnya merasa emosi, begitupun Rasulullah. Beliau yang nampak marah berkata kepada Aisyah, “Tutuplah matamu”. 

Ia menuruti perkataan suaminya, dan menutup matanya dengan perasaan cemas. Ia khawatir Rasulullah akan murka dan meledak marahnya. Namun Rasulullah berkata, “Mendekatlah”. Aisyah mendekat dengan takut, dan Rasulullah memeluknya. Rasulullah kemudian berkata, “Khumairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu”. 

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Cukup dengan download aplikasinya di sini, tanah suci menanti Anda!

Ketika menghadapi dirinya yang marah, Rasulullah hanya akan memijit hidung Aisyah dan berkata, “Wahai Aisyah, bacalah doa ini : ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan dalam hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan'”. 

Rasulullah sangat memahami, bahwa menunjukkan akhlak baik kepada istri merupakan tanda sempurnanya iman. Sebagaimana sabda beliau, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban). 

Baca juga: Kisah Romantis Shafiyyah binti Abdul Muthalib, Bikin Baper!

Bukan hanya sekali beliau berpesan tentang pentingnya menjaga akhlak kepada Istri. Rasulullah juga pernah berpesan bahwa untuk membimbing istri, diperlukan kelembutan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Saling berpesanlah kalian untuk memperlakukan wanita dengan baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau biarkan, ia tetap akan bengkok. Karenanya, saling berpesan (menasihati) dengan wanita”.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.