Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Islam merupakan salah satu sistem kehidupan yang mampu memecahkan seluruh permasalahan, termasuk kekayaan alam. Seperti yang sudah Allah firmankan: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)” (QS. An-Nahl : 89).
Baca juga: Selain Kisah Rasulullah Ini, Ada Juga Kisah Mukjizat Nabi Sulaiman yang Perlu Diketahui
Islam memperhatikan dan mempedulikan semua komponen lingkungan tanpa terkecuali. Allah SWT menciptakan sumber daya alam dengan berbagai macam jenis, seperti yang telah disebutkan dalam hadits : “Manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput (lahan), dan api (energi).” (HR. Abu Dawud). Menurut aturan dalam Islam, kekayaan alam termasuk bagian dari kepemilikan umum yang wajib dikelola oleh negara. Rasulullah Saw juga bersabda : “Tiga hal yang tak boleh dimonopoli: air, rumput dan api.” (HR Ibnu Majah).
Umroh.com merangkum, Rasulullah tidak hanya menjadi pemimpin bagi agama saja, tetapi juga sebagai pemimpin negara yaitu negara Madinah. Setiap permasalahan masyarakat Madinah, seperti salah satunya adalah masalah pengelolaan kekayaan alam akan menjadi tanggung jawab Rasulullah.
Baca juga: Sudahkan Anda Sholat Hari Ini? Yuk Cek Jadwal Sholat Terlengkap di Sini
Pada suatu ketika Rasulullah hendak mengusir kaum Yahudi dari Khaibar karena mereka telah mengkhianati suatu perjanjian bersama, Piagam Madinah. Tetapi, kaum Yahudi meminta kepada Rasulullah agar mereka tetap diizinkan untuk tinggal di Khaibar. Alasannya karena mereka lebih mengetahui tentang tanah Khaibar dibanding masyarakat Madinah. Karena tidak memiliki orang yang cukup dengan keahlian yang lebih baik di bidang pengolahan tanah, akhirnya Rasulullah memutuskan untuk mengizinkan kaum Yahudi tetap tinggal di Khaibar dan mengelola tanah tersebut. Rasulullah pun memberikan syarat, yaitu setengah hasil kekayaan tanah Khaibar, baik buah atau sayuran, untuk kaum Muslimin. Sedangkan setengah sisanya untuk kaum Yahudi. Rasulullah memberikan izin kepada mereka untuk tinggal di Khaibar dan mengolah tanah tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Rasulullah sadar bahwa tidak ada kaum Muslimin yang mempunyai keahlian pengolahan tanah sebaik mereka. Maka dari itu, Rasulullah membiarkan mereka tinggal di Khaibar semata-mata hanya untuk membangkitkan pemanfaatan tanah produktif sebaik-baiknya dan meningkatkan semangat aktivitas ekonomi pertanian masyarakat setempat.
Baca juga: Ini Kisah Inspiratif Shalahuddin Al-Ayyubi
Rasulullah tidak membiarkan ada lahan yang mati atau tidak dikelola, sebagaimana yang telah dikatakan Rasulullah dalam riwayat Imam Malik : “Barang siapa menghidupkan lahan yang mati, maka ia adalah miliknya.” Dalam hadits lain juga, Rasulullah mendorong agar para umat Muslim menanam suatu tanaman atau menaburkan benih di atas lahan-lahan kosong. Karena siapapun yang memakan hasilnya itu baik hewan maupun manusia, maka yang menanam atau menaburkan benih tersebut akan mendapatkan pahala sedekah.
Alasan Harus Peduli terhadap Lingkungan
1. Hemat dalam menggunakan sumber daya alam
Terlalu berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam dapat merugikan populasi makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Maka, Rasulullah Saw memberikan keteladanan mendidik yang membimbing umat untuk hemat dan efesien dalam menggunakan sumber daya alam.
2. Tidak melakukan penebangan pohon dan pembabatan hutan secara liar dan tidak terkendali
Rasulullah Saw melarang mematahkan tangkai pohon atau menebang batangnya dan penggundulan hutan meskipun dalam kondisi perang. Karena, menebang pohon tanpa mengikuti cara yang benar akan mengancam kesinambungan makhluk-makhluk bumi yang telah memerankan tugas dalam menjaga dan merawat dunia. Pesan kenabian ini diikuti Khalifah Abu Bakar, di saat mengingatkan pesan kenabian tersebut kepada bala tentaranya yang akan dilepas berjihad ke Syam.
3. Tidak melakukan pencemaran lingkungan
Rasulullah Saw melarang umatnya untuk membuang air kecil yang tergenang atau buang air kecil di bawah pohon. Selain dapat menyebabkan penyakit, dapat juga kesan bau.
4. Tidak membunuh hewan atau menyiksanya
Hewan adalah makhluk SWT yang bisa memberikan bantuan kepada pekerjaan manusia. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan umatnya mengenai kisah seorang perempuan masuk neraka, akibat dari mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan hingga mati.
5. Mensosialisasikan penghijauan
Rasulullah Saw mengajak umat Muslim untuk melakukan penghijauan yang berorientasi akhirat. Rasulullah Saw mengaitkan gerakan menanam ini dengan menghijaukan hati terlebih dahulu dengan dzikir. Jika hati menjadi taman-taman dzikir, ia pun mendapatkan semangat beramal.
6. Menghindarkan lingkungan dari segala bentuk kriminal yang dapat mengganggu keamanan dan ketentraman sosial
Rasulullah Saw memberi sedikit contoh dengan mewajibkan umat muslin untuk menghindarkan pemakai jalanan dari sepotong duri yang mengancam di tengah jalan. Jika duri saja dibuang jauh-jauh dari tengah jalan, apalagi bentuk-bentuk kriminal yang menakutkan, seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan lain-lain.
Secara garis besar Rasulullah telah memberikan panduan kebijakan mengenai kekayaan alam yang harus dikelola untuk manfaat bersama. Semoga kisah rasulullah di atas bermanfaat untuk Anda semua.